Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2015

Mengamini Ika Natassa

“Seringkali perpisahan adalah jalan memutar yang panjang untuk sebuah pertemuan ulang yang menyatukan”. Itulah benang merah pada 4 karya Ika Natassa yang saya baca setahun terakhir, yaitu Divortiare, Twivortiare, Twivortiare 2, dan Critical Eleven. Saya sedang tidak menerima perdebatan untuk hal ini. Sebagai pengumpul karya Mira W dan penyuka cerita-cerita Marga T, bukan kebetulan jika akhirnya saya pun menyenangi celotehan Ika Natassa. Menurut saya ketiga penulis wanita ini memiliki sejumlah kesamaan. Dari generasi berbeda, Mira, Marga dan Ika selalu memulai cerita dengan kerendahan hati. Saya tak bisa menjelaskan maksud “kerendahan hati” ini sekarang. Tapi cobalah baca karya-karya ketiganya dan rasakan 10 halaman pertamanya. Sama seperti Mira dan Marga, halaman-halaman awal tulisan Ika adalah sebuah penuntun yang ramah dan nyata. Selanjutnya Ika dengan caranya sendiri mengajak pembaca menyimak bersama konflik cerita. Lama kelamaan tanpa disadari Ika sudah memb

Keajaiban Warna Alam Batik Indonesia

Eksplorasi batik kini semakin gencar dilakukan. Apalagi semenjak ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia tak benda dari Indonesia, minat untuk mengembangkan batik terus meningkat seiring bertambahnya kecintaan masyarakat terhadap batik. Usaha pengembangan batik tak hanya sebatas menciptakan motif-motif baru atau aplikasi batik pada produk selain pakaian. Namun, juga mengembangkan pewarna alami atau zat warna alam untuk menghasilkan batik yang cantik. Pewarnaan adalah salah proses penting dalam pembuatan batik. Saat ini pewarnaan batik banyak menggunakan pewarna sintetis karena praktis dan cepat. Akan tetapi, pewarna sintetis memiliki kelemahan yang mencolok. Selain mencemari lingkungan, pewarna sintetis juga beresiko terhadap kesehatan manusia.    Oleh karena itu sejak beberapa tahun terakhir pewarna alami kembali diangkat dan disosialisasikan lebih luas untuk pewarnaan batik. Pewarna alami sebenarnya telah dikenal sejak lama. Para pembuat batik di mas