Jam masih menunjukkan pukul 05.30 ketika saya memasuki Pasar Klojen Malang. Saat itu hanya ada sedikit lapak penjual yang sudah buka. Aneh memang pasar tradisional yang umumnya ramai di pagi hari justru terlihat sepi. Bu Sri di Pasar Klojen (dok. pri). Namun, begitulah keadaan Pasar Klojen sekarang. Banyak penjualnya telah pindah ke pasar-pasar lain, sementara warga Malang yang berbelanja di sana sudah surut jumlahnya sejak lama. Bisa dikatakan hanya penjual dan pembeli yang saling setia yang sekarang masih menjejakkan kakinya di Pasar Klojen. Salah satu penjual yang setia bertahan di Pasat Klojen adalah seorang penjual pecel bernama Bu Sri. Kedatangan saya pagi itu juga untuk bertemu dengannya sambil menyantap pecel racikannya. Ketika saya datang Bu Sri masih sibuk menyiapkan bahan untuk menyajikan pecel. Ia tampak cekatan menata wadah-wadah di atas meja kayu. Wadah-wadah itu berisi antara lain sayuran, bumbu pecel, dan aneka lauk yang mengundang s...
di sini dan di ujung jalan itu