Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2011

Pria Baik-Baik Tidak Makan Pedas & Manis

Sebagai orang yang tidak menyukai masakan dengan cita rasa pedas saya telah lama bermasalah dengan urusan menu makan. Bahkan ketika harus tinggal bersama orang tua semenjak kecil hingga SMA, saya pun sampai mencoba berkompromi untuk menyesuikan selera makan anggota keluarga yang lain. Namun kompromi itu tak seratus persen berhasil. Selera ibu hingga adik perempuan saya yang gemar masakan pedas membuat saya sering malas makan. Meski ibu pada juga sering memasak berbagai macam menu lain, seperti sop atau sayur asem kesukaan saya, pada akhirnya saya tetap menjadi anggota keluarga dengan jadwal makan paling kacau selain ibu. Hingga akhirnya tak heran jika saya dan ibu sama-sama memiliki penyakit gangguan lambung yang kronis. Bedanya ibu mengalami gangguang lambung dan harus beberapa kali opname karena kesukaannya dengan masakan pedas, sementara saya mengalaminya karena sering malas makan. Sering jika di rumah saya memilih untuk menyediakan masakan ala kadarnya untuk saya sendiri. Ya

DAHULU (sebuah cerita lalu)

Saat ini pukul 00.13, 9 November 2011, bukan Sabtu. Basahnya sisa hujan semalam masih ada. Dinginnya pun makin menjadi. Secangkir air putih hangat (memang ini yang biasa menemani saya begadang) dan KAHITNA – Suami Terbaik menemani saya saat tulisan ini diketikkan pada huruf pertamanya. Erwin, Galih, Gani, Tomo dan saya sendiri, Hendra. Itulah kami. Ada apa dengan kami ?. Apa pentingnya kami diceritakan di sini ?. Memang nggak penting-penting amat sih. Tapi mention seorang teman bernama Galih akhirnya tak hanya menarik bibir saya untuk tersenyum, tapi menggoda tangan saya untuk menulis lagi. Menulis tentang suatu waktu di masa dulu, “masa jaya” kami. (ckckck..bahasanya...^^). Tujuh tahun lalu kami pernah bersama, bukan hanya teman SMA, tapi pernah menjadi satu grup bermusik. Bukan band, karena jangankan nama, kami juga nggak ngerti siapa vokalisnya. Player nya pun nggak jelas pembagiannya. (Trus apaan dong ?????!!). Yah, pokoknya kami grup yang kebetulan waktu itu “dipaksa” bergabung

permainan HATI

Baru kemarin kita bertukar sapa. Waktu itu juga tengah gerimis, mirip sekali dengan hujan malam ini. “Hai, sakit apa lagi kamu ?” . Kau pun hanya meringis kecil. “Hehehe..sakiiit..”. Di sudut ruang itu, di bawah cahaya lampu putih, kau nampak sayu. Namun tak sedikitpun ku lihat keangkuhan luntur dari rona wajahmu. Wajah sayumu tampak sedang merana. Tapi kau tetap saja seperti yang dulu. Tentu saja sudah  lama. Dan kau masih sama dengan kau yang malam “dulu” itu. Tiada basa-basi panjang, tak ada salam khusus bagi pertemuan itu. Tapi ada tatap yang sama dalam bola mata mu yang bulat, besar dengan kantung mata yang menggemaskan. Ada senyum yang sepertinya  selalu kau siapkan untuk  menunjukkan pada siapapun yang melihatmu bahwa kau tidak lemah, bahwa kau masih sanggup terbang meski sebelah sayapmu terkulai di pembaringan, dililit selang-selang dan ditusuk jarum-jarum panjang itu.   “Aku tetap hebat, kan ? ” . Itu yang terbaca dari senyummu. Kau memang hebat, itu