Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2011

CINTA JARING LABA-LABA (MENDUA)

Usai Ramadhan kemarin, beberapa hari setelah Idul Fitri banyak kabar datang dari orang-orang di sekitar saya. Pertama seorang adik mengirim pesan ke handphone. Sedetik, dua detik, tiga detik saya membacanya. Kaget. Itulah perasaan pertama yang ada. Namun detik kelima, keenam dan seterusnya saya tersenyum. Adik ini esok akan menjalankan akad nikah dengan laki-laki belahan jiwanya. Mengapa saya terkejut ?. Karena selama berteman dengannya saya tidaklah tahu bagaimana dia merenda kasih dengan seseorang. Tahu-tahu undangan dan permohonan doa itu muncul di layar HP jadul saya. Selamaaat !. Kedua, seminggu yang lalu, seorang adik dalam pesan sms dia bertanya apakah saya bisa membantunya membuatkan desain undangan pernikahannya. Apa ini ??. Saya kembali tercengang untuk beberapa detik. Memang janji suci telah dia terima dari kekasih hatinya usai Ramadhan kemarin. Tapi tetap saja saya terkejut membaca smsnya itu. Undangan ??. Cepat sekali...^^b. Selamaaaat ya !!!!. Dan “surprise

APA YANG SALAH DENGAN GALAU ??

Beberapa hari ini saya mendapat pesan, juga membaca beberapa status, mention, wall post yang pada intinya isinya serupa. Kalau diringkas bisa menjadi judul semacam “gerakan” yang berbunyi “GERAKAN ANTI GALAU”. Sungguh saya hanya tersenyum membacanya. Sebuah ajakan yang sepintas unik, dan mungkin saja maksudnya baik. Namun justru saya nilai salah. Pertama, terkesan kalau “Galau” itu sebuah perasaan yang menyimpang, salah atau mengganggu. Kedua, seperti ajakan yang menunjukkan kalau kita lupa bahwa yang namanya “galau” bukan baru muncul atau ngtren saat ini. Galau sudah ada sejak manusia lahir. Dan ketiga, Galau tak bisa dipisahkan dari keberadaan manusia. Eksistensi manusia justru salah satunya ditandai dengan hadirnya rasa galau pada suatu saat tertentu, dipicu oleh hal tertentu. Galau menunjukkan kalau manusia itu insan yang berjiwa dan punya rasa. Dengan kata lain memisahkan atau mencoret “galau” dari daftar sifat manusia sama artinya kita mengingkari keberadaan diri sendiri. Ja

JANJI SELEMBAR TIKET

Saat dalam perjalanan menuju Jakarta Convention Center, hingga akhirnya konser 25 Tahun Cerita Cinta KAHITNA usai digelar, masih ada beberapa kawan yang bertanya mengapa saya memiliki 2 lembar tiket padahal saya datang seorang diri. Mengapa saya tak melepas satu tiket itu untuk dijual, padahal masih banyak orang yang berharap untuk bisa mendapatkan tiket yang sudah sold out itu. Mengapa, hari itu 15 September, saya memilih untuk memasukkan tiket itu ke dalam tas ketimbang menjualnya kepada calo yang terus hilir mudik mencari penonton yang memiliki kelebihan tiket. Padahal calo itu mungkin saja mau membelinya dua kali lipat. Apakah saya bodoh ?. Mungkin. Seorang teman bertanya dengan setengah terperangah : “demi apa membeli 2 tiket itu tapi ternyata datang sendiri”. Heheheh, suka-suka dong. Saya hanya ingin mencoba memenuhi janji saya kepada seseorang 3 tahun lalu. Saya pernah mengatakan suatu ketika jika KAHITNA konser, saya ingin mengajaknya. 3 tahun berlalu, 15 September kemarin

25 TAHUN CERITA CINTA KAHITNA : DARI MENIT KE MENIT

16 : 24 WIB. Saya berada di dalam taksi, sebut saja Blue Bird (#nama sebenarnya) dalam perjalanan menuju venue konser. Sebelumnya kami bertiga, saya, mba Reni dan Ilham mengadakan “syukuran”  makan siang bersama di rumah Ilham, GRATIS. 17 : 17. Akhirnya menginjakkan kaki juga di JCC. Jadi ini yang namanya Jakarta Convention Center itu ?. Yang katanya gedung konser terbesar dan paling bergengsi di Indonesia ?. Hmm..biasa...(biasa kagum maksudnya, maklum anak desa..^^V). Berjalan beberapa langkah menuju pintu antrian Gold dan akhirnya bertemu dengan mba Fitri, Bundanya soulmateKAHITNA dengan putri kecilnya Fira. Ada juga mba Yuli dan beberapa lagi. 17 : 21. Saya memisahkan diri menuju antrian Festival. Di sana sudah ada banyak orang duduk di lantai. Segerombolan wanita berbaju merah juga terlihat. Ada mba Silmi dan kawan-kawan. Di sini juga saya berpapasan dengan beberapa personel Project Pop seperti Tika Panggabean dan Yosi yang masuk melalui pintu artis di belakang saya. 17

BANYAK CERITA DI 25 TAHUN CERITA CINTA KAHITNA. I : SATU TIKET TERSIMPAN

“aku tahu kita tak saling lupa walaupun kenyataannya kini kau di seberang sana”. 15 September 2011. Pukul 16.00 WIB, saya berada di dalam taksi, sebut saja Blue Bird (nama sebenarnya) dalam perjalanan menuju Jakarta Convention Center (JCC). Saya tak sendiri, ada dua orang teman soulmateKAHITNA juga, Ilham dan mba Reni. Sepanjang jalan di dalam taksi kami membicarakan beberapa hal tentang KAHITNA dan pertunjukkannya yang akan digelar malam itu. Mulai dari perkiraan lagu pembuka, lagu lama apa yang akan dibawakan, hingga kejutan-kejutan yang mungkin akan dihadirkan di atas panggung. Awan mendung semakin meraja di langit Jakarta. Kami belum juga sampai di JCC. Meski sebenarnya pertunjukkan baru akan digelar pukul 20.00 WIB dan pintu masuk gedung konser di JCC baru akan dibuka sejam sebelumnya, kami memang sengaja datang jauh lebih awal. Alasanya selain ingin mengantri di depan, juga untuk bertemu dengan teman-teman soulmateKAHITNA yang lain. Bagi lham dan mba Reni tentu itu s

Jelang Konser 25 Tahun KAHITNA

Hanya dalam hitungan jam lagi konser megah itu akan digelar. Dalam hitungan jam pula ribuan mata dan hati bakal menjadi saksi lahirnya legenda baru dunia musik tanah air. Dua puluh lima produksi telah disiapkan oleh KAHITNA untuk malam spesial nanti. Dengan lebih dari dua puluh lagu mereka siap menyulap langit Indonesia pada 15 September nanti dengan penuh cinta. Diiringi orkestrasi dengan belasan pemain biola dan cello, ditambah kehadiran vocal group sebagai penyanyi pembuka, membuat konser ini digadang-gadang menjadi konser artis Indonesia paling banyak ditungguh. Belum lagi hadirnya Maliq & d’Essentials, RAN dan Tha Groove sebagai artis tamu. Pada konser tersebut juga akan dibawakan beberapa puisi yang berlatar tema lagu-lagu cinta KAHITNA. KAHITNA sendiri siap memberi kejutan dan pengalaman tak terlupakan pada soulmateKAHITNA. Berbagai perubahan tak hanya dilakukan dalam aransemen vokal, namun juga pada aransemen musik yang mereka sebut “kejutan penuh jebakan”. Dan menarik p

KAHITNA PUNYA HATI

Aku masih punya hati, engkau pasti tahu itu.....mengapa kau diam, mengapa tak kau bicara. Jangan pernah memperlakukan seorang pria “terlalu sederhana” , diam dan pergi begitu saja. Di dunia ini bukan hanya wanita yang perasaannya perlu dimengerti, pria juga punya hati. Itulah sekilas pesan yang coba KAHITNA sampaikan melalui tembang terbarunya AKU PUNYA HATI. Lagu ini menjadi  salah satu single dalam album teranyar mereka yang baru akan dilaunching 15 September mendatang, bersamaan dengan gelaran Konser 25 Tahun Cerita Cinta KAHITNA di Jakarta Convention Center. Masih mengangkat tema cinta pedih, KAHITNA kembali menyadap kisah cinta orang-orang di sekitar mereka hingga lahirlah tembang manis ini. Meski bercerita tentang kepedihan, KAHITNA membungkus lagu ini dengan aransemen yang  rancak. Distorsi gitar bahkan terdengar di beberapa bagian. Ditambah daya jelajah vokal ketiga vokalisnya yang sangat baik membuat lagu ini semakin manis. Seperti apa lagu itu ?. Kemarin malam untuk perta

Ketika Media Berebut KAHITNA

Daya tarik dan nama besar KAHITNA di blantika musik dalam negeri rupanya begitu besar. Begitu besarnya hingga menjelang gelaran konser 25 Tahun nya yang bakal berlangsung 15 September nanti, sejumlah media antri untuk menjadi bagian dari sejarah KAHITNA itu. Setelah provider seluler nomor satu Indonesia, Telkomsel membuat layanan premium berhadiah konser tiket KAHITNA, langkah yang hampir serupa diikuti oleh situs berita artis KapanLagi.com menggelar kuis berhadiah tiket yang sama. Sebuah Bank Swasta juga menjaring nasabah dan pengguna kartu kreditnya dengan fasilitas pembelian tiket konser 25 Tahun KAHITNA. Harap dicatat bahwa di pasaran tiketnya telah SOLD OUT, sementara masih banyak penggemar KAHITNA yang memburu tiket gelaran tersebut. Oleh karena itu program – program yang dilakukan sejumlah perusahaan di atas dengan menawarkan tiket konser KAHITNA menjadi kesempatan baik jika tidak boleh dikatakan sebagai ticket box terakhir bagi masyarakat yang hendak menyaksikan konser yang ba

SLJJ 5 MENIT BERSAMA MANAJER KAHITNA

“Halo, ndra..” “Iya, ini siapa ?”.”Ini Firman”. “Hei iya, ada apa Am ?”. “Bukan, ini Firman, bla blab bla...”. Oh mas Firman, iya mas..”. Itulah penggalan awal percakapan saya dengan salah satu manager grup band besar Indonesia KAHITNA, yang terjadi dua hari lalu. Malam itu saya tengah berada di dapur ketika sebuah panggilan mendadak muncul menggetarkan handphone. Tak ada suara karena kedua handphone saya memang selalu silent 24 jam (handphone saya punya prinsip diam itu emas...#apa coba???). Dan melihat nomornya berkedip tanpa nama, saya tak lantas menjawab panggilan itu. Terlebih lagi panggilan masuk ke dalam handphone khusus keluarga dan teman dekat. “Siapa ini ??”. Tanya saya dalam hati. Namun panggilan tak juga berhenti, handphone terus bergetar. Akhirnya saya menjawabnya. Suara seorang laki-laki langsung membuka percakapan dengan langsung menyebut nama saya. Saya pun merasa “mengenali” suaranya. Tapi ternyata saya SALAH !! (idih, salah saja PD..^^). Ketika laki-laki itu meny

Akhirnya Makan Steak

Lebih dari dua puluh tahun saya tumbuh dan besar di lingkungan desa. Hingga melanjutkan studi di sebuah kota besar, antara sadar dan tak sadar, “semangat kedesaan” itu terus terbawa. Sepertinya saya memang tak pantas jadi orang kota, atau setidaknya mewarisi gaya hidup perkotaan. Sebelumnya banyak teman tertawa begitu tahu saya tak pernah menyentuh mall. Kemarin menjelang lebaran juga ada seseorang dengan nadanya yang tak mengenakkan menyindir saya karena saya tak bisa menjawab alamat distro di Jogja yang dia tanyakan. Oh sungguh demi atas nama KAHITNA saya sama sekali tak bermasalah dengan itu semua, saya cuma tersenyum. Orang itu saja yang bego, ngakunya orang Jogja, dia sendiri nggak tahu alamat di Jogja !!. Masih mending saya yang hanya pendatang di Jogja. Saya tak mengelak, juga tak keberatan untuk mengakui kalau saya terlalu kuat menjunjung tinggi “kearifan lokal” yang saya bawa sejak lahir. “Kearifan lokal” ???. (baiklah, itu nama samaran untuk istilah “kampungan”..^^)