Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2016

Toko Oen dan Simfoni yang Manis di Semarang

Toko Oen adalah satu ikon kuliner legendaris di Kota Semarang. Letaknya di Jalan Pemuda No.52, sekitar satu kilometer dari Kantor Walikota Semarang. Tak sulit sebenarnya menemukan toko ini karena posisinya tepat di pinggir jalan. Namun, pintunya yang kecil dan tidak sejajar dengan sisi jalan membuatnya seolah tersembunyi. Selain itu tak ada papan nama mencolok di tembok atau pintunya. Hanya tulisan “TOKO OEN” di atas atap yang jadi tanda dari luar. Itupun agak terhalang oleh tiang listrik yang menjulang dan rangkaian kabel listrik yang kurang teratur. Simfoni yang manis di Toko Oen Semarang (dok. pri). Toko Oen mungkin satu dari sedikit restoran bergaya kolonial yang masih bertahan di Indonesia selama puluhan tahun. Sejarahnya dimulai sekitar 1910 ketika Liem Gien Nio mendirikan toko kue kering di Yogyakarta. Nama “Oen” diambil dari nama sang suami, Oen Tjoen Hok. Seiring waktu Toko Oen tidak hanya menjual kue kering. Aneka hidangan yang mengangkat resep khas perpaduan da

Menggapai Asa Berjaya dengan Mutiara Laut Selatan

M enjadi poros maritim dunia. Itul ah cita-cita yang sedang berusaha di gapai oleh Indonesia saat ini. Harapa n yang tidak berlebihan karena Indonesia memiliki modal untuk mewujudkannya. Syaratnya Indonesia harus mampu memanfaatkan serta mengelola setiap sumber daya alam dan potensi bahari yang dimiliki. Mutiara Laut Selatan Indonesia atau Indonesian South Sea Pearl Salah satu yang potensial sebagai komoditi unggulan adalah mutiara. Indonesia merupakan penghasil utama M utiara L aut S elatan atau Indonesian South Sea Pearl yang berasal dari spesies kerang Pinctada maxima .   Selain mutiara laut selatan, jenis mutiara lain yang dominan di dunia adalah mutiara hitam, mutiara Akoya, dan mutiara air tawar Tiongkok. Namun, mutiara laut selatan memiliki kualitas terbaik. Kilaunya sangat indah dengan warna perak dan keemasan yang memikat. Ukurannya bisa mencapai 10-20 mm dan bentuknya hampir bulat sempurna. Karena karakternya yang istimewa Indonesian South Sea Pearl dijuluk

Antara Ahok, Indonesia Sejati, dan Sok Pribumi

Ahok dan SARA. Entah mengapa keduanya seakan tak bisa dipisahkan. Apakah karena Ahok seorang keturunan Tionghoa?. Karena ia non-muslim?. Atau kita yang mengalami kemunduran peradaban dan kembali jadi primitif karena gemar mempersoalkan keberagaman?. Atau malah kita lah yang telah berkhianat pada kebhinekaan dengan bersikap “sok pribumi”. Padahal, istilah pribumi tak jelas maknanya karena sesungguhnya manusia Indonesia modern saat ini adalah “campuran”. Atau mau mencari orang “Indonesia asli?”. Mungkin tinggal fosilnya terpendam di kedalaman bumi. Ahok berbicara di panggung Kompasianival 2014 (dok. Hendra Wardhana). Kembali ke sosok Gubernur DKI Jakarta dan serangan-serangan SARA yang ditujukan berulang kali kepadanya. Bagaimana bisa panji-panji agama dan segala macam atributnya digunakan sebagai tameng untuk mengumbar kebencian, tuduhan, cacian, bahkan ancaman?. Kita menyaksikannya sekarang dengan sangat telanjang. Dan, sepanjang itupula Ahok menerimanya. Setahu sa

SUCA 2: Transformasi Kompetisi Stand Up Comedy Modern yang Mencipta Sejarah

“Gue jemurin satu jatuh, jemur satu jatuh. Talinya nggak gue pasang!” . Kalimat tersebut terlontar dari seorang gadis berusia 19 tahun di atas panggung Stand Up Comedy Academy (SUCA) Indosiar musim 2. Sepintas tak ada yang istimewa dari lontaran kalimatnya. Tapi jika menonton aksinya malam itu, juga reaksi yang muncul dari para juri serta penonton, bahkan diikuti dengan trending topic di media sosial selama belasan jam, tak disangkal ia memang fenomenal. Arafah Rianti seketika menjadi gadis manis kesayangan penonton TV Indonesia, khususnya penggemar stand up comedy . Keikutsertaannya dalam kompetisi SUCA 2 mengingatkan kita pada Musdalifah yang menggebrak panggung SUCA 1. Akan tetapi meski “kemasannya” hampir serupa, yakni imut, lucu dan berkerudung, Arafah mencuri perhatian dengan karakternya sendiri. Stand Up Comedy Academy (SUCA) musim ke-2 (sumber @standupacademy). *** Arafah hanyalah satu dari sederet keseruan kompetisi SUCA 2 yang mulai ditayangkan Indo