Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2015

Kampung Berwarna di Bantaran Sungai Code Yogyakarta

Rumah-rumah dalam foto pada tulisan ini berada di Kampung Code Utara yang terletak di Kotabaru, Gondokusuman, Kota Yogyakarta. Kampung ini berada 200 meter di timur Tugu Yogyakarta, tepatnya di bawah jembatan Gondolayu yang menghubungkan ruas Jalan Jendral Sudirman sisi Gramedia dengan sisi Hotel Santika Premiere. Kampung Code bagian utara sedang mencuri perhatian publik karena mendadak berubah menjadi “Kampung Berwarna”. Kampung ini memang kurang terlihat dari Jalan Jendral Sudirman karena berada di bawah jembatan. Beberapa rumah yang bertingkat pun tingginya masih lebih rendah dibanding pagar jembatan. Namun, jika dari sisi selatan jembatan akan terlihat jelas puluhan rumah yang   penuh warna. Seluruh bagian rumah termasuk dinding, pintu, jendela hingga atapnya dicat dengan warna merah, biru, kuning dan putih. Pola pengecatan yang asimetris dan susunan rumah yang dindingnya berhimpitan nyaris tanpa sekat membuat wajah kampung ini terlihat unik jika dilihat dari at

Main Kartu Saat Pelajaran Pancasila dan Kewarganegaraan

Menjadi anak sekolahan, mulai dari saat harus rapi berseragam merah putih, lalu berganti biru putih lengkap dengan badge OSIS hingga saat berekspresi dengan pakaian putih abu-abu, adalah masa yang penuh kenangan. Banyak sekali peristiwa, menyenangkan maupun kurang mengenakkan yang kita alami di masa-masa itu. Saat di mana rambut tak boleh menutupi telinga, kaus kaki harus berwarna putih atau hitam, piket menghapus papan tulis harus dikerjakan hingga wajib membawa buku ajar dan LKS setiap hari.  Periode menjadi anak sekolahan berseragam juga menjadi masa di mana kenakalan dan kepatuhan kita “diasah”. Seorang bisa terlihat dalam puncak kepatuhannya sebagai anak yang baik ketika berseragam sekolah. Sebaliknya riwayat kenakalan seseorang juga bertambah saat duduk di bangku sekolah. Kalau ditanya apakah saya termasuk anak yang dominan nakal atau menonjol kepatuhannya, saya akan menjawab bahwa saya dan teman-teman sekelas pernah diskors karena ketahuan guru main kartu saat