Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2017

Mencicipi "Lumpur Kentang" di Pasar Oro-oro Dowo Malang

Lumpur Kentang Wolak-Walik dari Pasar Oro-oro Dowo (dok. Hendra Wardhana). Sabtu (17/12/2016) pagi itu udara Kota Malang terasa sejuk. Meski masih sedikit basah dan dingin karena gerimis yang mengguyur malam sebelumnya, tapi kaki saya terus melangkah. Setelah sarapan di daerah Klojen, saya beranjak menuju daerah Oro-oro Dowo. Tujuannya adalah melihat Pasar Oro-oro Dowo yang belum lama diresmikan. Tak ada rencana khusus di pasar tersebut selain melihat-lihat wujud dan suasana pasar. Rencananya saya p un hanya sebentar di sana. Namun, apa boleh buat saya justru bertahan agak lama di dalamnya. Sebuah tempat berjualan yang tepat menghadap pintu masuk pasar menarik perhatian saya. Meski tempatnya kecil namun beberapa orang silih berganti berdatangan. Sebentar mereka duduk lalu pergi sambil membawa kotak bungkusan. Wangi yang tercium dari tempat itu akhirnya menarik saya untuk bertandang. Setelah melihat sebuah spanduk kecil di dindingnya saya semakin penasaran.

Malang, Museum Musik Indonesia, dan Cinta Sudah Lewat

Sabtu (17/12/2016) siang itu langkah kaki saya tiba di Gedung Kesenian Gajayana di Jalan Nusakambangan, Kota Malang. Kesibukan terlihat di lantai 1 karena sedang berlangsung persiapan pesta resepsi pernikahan yang tinggal beberapa jam lagi dilaksanakan. Beruntung tamu undangan belum berdatangan sehingga saya bisa menerobos celah kain yang membatasi ruangan pesta.  Sepenggal jejak warisan musik Indonesia di Malang (dok. Hendra Wardhana). Melewati ruangan tersebut saya lalu menuju ruangan lain di lantai 2 dengan menaiki tangga. Tak banyak anak tangga yang harus ditapaki. Ruangannya pun berada tepat di ujung anak tangga terakhir. Meski saat itu pintunya terbuka tapi tak terdengar suara aktivitas di sana. Sepi dan sempat membuat saya menunda keinginan untuk bertamu. Tapi rasa penasaran menuntun saya masuk dan segera mendapati betapa istimewanya ruangan tersebut. Saya berada di Museum Musik Indonesia (MMI). Koleksi piringan hitam langsung menyambut di muka pintu. Semua