Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2013

PERNIKAHAN kemarin

Dua tahun belakangan saya menjadi sangat sering memotret sebuah pernikahan yang digelar keluarga besar atau kawan dekat. Ada banyak pelajaran yang diam-diam saya dapatkan seperti ragam prosesi adat pernikahan Jawa. Ternyata prosesi adat pernikahan berbagai daerah di Jawa Tengah dan Yogyakarta tidak seragam. Suatu hari saya menyaksikan pernikahan kakak yang diisi dengan berbagai prosesi mulai dari menginjak telur, membasuh kaki, saling suap makanan dan minuman dan sebagainya. Namun minggu lalu saya menyaksikan pernikahan sepupu yang digelar di Yogyakarta ada beberapa prosesi yang tidak saya jumpai hingga berlangsung lebih singkat. Padahal tahun lalu saya mengikuti prosesi pernikahan seorang sahabat yang digelar di Yogyakarta, rangkaian prosesinya  cukup lengkap mirip dengan prosesi pernikahan adat Jawa Tengah. Entahlah apakah memang sebenarnya prosesi pernikahan data Jawa bukan sesuatu yang harus dilaksanakan lengkap dan hanya sebagai simbol ataukah ada alasan lain yang saya b...

TENTANG KAHITNA, TENTANG SURATAN

Menyebut nama KAHITNA ingatan orang tak akan jauh dari tembang cinta. Grup band yang dibentuk di Bandung 27 tahun silam ini memang sudah lama dinobatkan sebagai juragan lagu cinta. KAHITNA yang dipimpin oleh Yovie Widianto juga tak pernah asal mengeluarkan lagu. Selain memiliki pakem dalam hal syair dan lirik, KAHITNA juga memiliki genre musiknya sendiri yakni “Pop KAHITNA”. Membahas KAHITNA tak cukup sebatas pada syair lagunya yang manis, romantis dan menghadirkan sejuta cinta. KAHITNA juga dikenal sebagai band pop yang selalu berhasil menyuguhkan musik berkelas. Jika untuk urusan vokal KAHITNA memiliki barisan vokalis terbaik di negeri ini, maka untuk urusan aransemen musik, KAHITNA diakui sebagai band yang berwibawa berkat aransemennya yang selalu rapi. Dari sekian banyak lagu KAHITNA, ada beberapa lagu yang boleh diambil untuk menyimak seperti rapinya band ini. Selain 2 super hits Cerita Cinta dan Cantik, ada 5 lagu KAHITNA yang dapat menjadi referensi untuk membaca war...

PAGI yang MEMULAI KEHIDUPAN dan SAWAH yang PENUH HARAPAN

Hari baru dimulai, mentari baru saja naik memerahkan langit. Tapi bagi mereka hari sudah cukup siang untuk meniti kehidupan. Udara dingin, tanah becek berair sudah biasa. Bahkan tubuh renta tak pernah mengeluh tentang beratnya mendorong traktor membajak sawah. Sementara itu di pinggir sawah beberapa yang lain mulai menyusul. Sebentar mereka saling tegur dan berbincang. Cahaya pagi membuat semuanya semakin hangat. Tak lama kemudian mereka turun ke sawah, mulai mencangkul, meratakan lahan dan menyiapkan benih.  Pekerjaan kini berganti tangan. Para lelaki tak lagi menguasai sawah. Buruh-buruh wanita menggantikan tugas mereka. Dengan terampil mereka menanam benih sambil berjalan mundur. Sepintas pekerjaan yang mudah, tapi cobalah sendiri, sampai keringat habis belum tentu banyak orang sanggup seperti mereka.  Hingga akhirnya mereka menyelesaikan tugas mulia nya menanam padi untuk mengisi perut orang-orang kota yang selama ini mungkin meremehkan mereka d...

MENANTI MENTARI

Mau lihat “sun light” ya mas?. Seorang remaja desa bertanya ketika melihat saya duduk bersila di pinggir sebuah pematang sawah pagi itu. “Iya, dari sini kan biasanya ya?”. Jawab saya sembari memastikan tempat saya duduk sudah benar. Setidaknya saya sudah menghadap ke arah timur. “Ho oh mas, banyak kok nanti”. Remaja itu menjawab lalu kembali berjalan bersama sejumlah temannya. Tak lama berselang beberapa anak kecil dan remaja usia SMP berdatangan. Mereka berdiri beberapa meter dari tempat saya duduk. Menghadap arah yang sama. Mereka pasti juga hendak melihat “sun light”. Begitu bisik saya dalam hati. Bagi banyak orang pagi hari di bulan Ramadhan menghadirkan suasana yang lebih manis di banding pagi hari di waktu-waktu biasanya. Seperti ada sensasi dan keinginan yang kuat bagi beberapa orang untuk menikmati pagi hari di Bulan Ramadhan. Pagi hari-nya bulan Ramadhan pun selalu lebih ramai dan berwarna dibandingkan hari-hari biasa. Banyak cara untuk menikmati pagi ...

INDONESIA RAYA

Indonesia tanah airku Tanah tumpah darahku Disanalah aku berdiri Jadi pandu Ibuku Indonesia kebangsaanku Bangsa dan Tanah Airku Marilah kita berseru Indonesia bersatu Hiduplah tanahku Hiduplah negriku Bangsaku Rakyatku semuanya Bangunlah jiwanya Bangunlah badannya Untuk Indonesia Raya Indonesia Raya Merdeka Merdeka Tanahku negriku yang kucinta Indonesia Raya Merdeka Merdeka Hiduplah Indonesia Raya Indonesia Raya Merdeka Merdeka Tanahku negriku yang kucinta Indonesia Raya Merdeka Merdeka Hiduplah Indonesia Raya

Ini Idul Fitri

Pagi-pagi sekali semua orang bangun dan mandi lebih dini. Dengan pakaian terbaiknya semua memulai langkahnya. Di tengah jalan mereka bertemu dan menyatu lalu lurus menuju sebuah tanah lapang. Wajah-wajah tampak ceria, ronanya pun bahagia meski semalam kurang tidur dan sebagian mungkin baru tiba di kampung. Tapi ini hari yang Fitri..ini Idul Fitri... Mohon Maaf Lahir & Batin..