Hari ini kita hidup dan menjalani kehidupan dalam peradaban modern di mana kemajemukan menjadi corak utama. Kemajemukan tidak bisa kita tolak atau singkirkan. Kita hanya mungkin menghindarinya jika bisa memaksa Tuhan untuk tidak melahirkan kita ke dunia atau meyakinkan Tuhan agar hanya menciptakan segalanya sesuai keinginan kita. Akan tetapi siapa kita sampai berani dan bisa memaksa Tuhan? Tugu "Salib" di puncak Bukit Harapan di Ratatotok Timur, Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara. Tugu ini berdiri di sebelah Tugu "Bulan Bintang" sebagai lambang toleransi beragama (dok. pri). Di tengah kehidupan yang majemuk kita pun menghadapi permasalahan utama yang sama mengenai agama. Inti permasalahannya ialah sejauh mana umat beragama yang majemuk, terutama di Indonesia, mampu membangun dan mengembangkan sebuah peradaban yang indah dan kuat? Kadang saya disergap rasa keraguan tentang peradaban yang indah itu. Bukan pesimis atau membayangkan
di sini dan di ujung jalan itu