Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2020

Setelah Presiden Jokowi Mengakui Kesalahan dalam Menangani Pandemi

Pandemi Covid-19 di Indonesia belum memperlihatkan tanda-tanda akan berakhir. Meski sejumlah strategi dan kebijakan telah digulirkan, penyebaran dan penularan Covid-19 belum juga terkendali. Lonjakan penularan justru terus terjadi. Kini, angkanya telah melewati batas psikologis 200.000 kasus dengan kematian lebih dari 10.000 jiwa! Mural Presiden Jokowi di sudut Kota Solo (dok. pri). Dari beberapa faktor penyebab sulitnya Indonesia keluar dari cekaman pandemi selama 7 bulan ini, salah satu yang disorot ialah lemahnya kepemimpinan dari tingkat pusat sampai daerah. Bisa dikatakan Indonesia kekurangan pemimpin yang memiliki visi kebencanaan. Itu terlihat dari kebijakan-kebijakan yang kurang tanggap, komunikasi yang buruk, serta koordinasi yang lemah. Pendek kata, selain gagap dan buta pandemi kita juga bermasalah dalam hal kekompakan. Efeknya menjalar hingga ke akar rumput. Masyarakat yang melihat kekacauan di tingkat atas menjadi kehilangan kepercayaan. Di sisi lain sebagian masyarakat di

Jokowi, Akankah Jadi "Bapak Pandemi"?

Setiap pemimpin pada masanya selalu menghadapi tantangan berbeda. Begitu pula para presiden yang memimpin Indonesia dari dulu hingga kini. Berbagai persoalan terus menguji bangsa Indonesia semenjak Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus. Namun, kenyataan Indonesia tetap tegak hingga sekarang menunjukkan bahwa para pemimpin kita berhasil mengantar bangsa ini melewati perjalanan penuh bahaya. Mereka bisa mengatasi tantangan zaman serta meninggalkan monumen sejarah.  Ayo Pakai Masker! (dok. pri).   Untuk setiap keberhasilannya yang luar biasa, seorang presiden akan dikenang dan harum namanya. Sebagaimana untuk setiap warisannya yang monumental setiap pemimpin akan dipuja dan diteladani. Sebaliknya, setiap penyelewengan, penyimpangan, kesewenangan, dan kegagalan bisa menimbulkan kebencian. Pemimpin yang banyak menciptakan luka akan meninggalkan trauma dan sulit dimaafkan. Pendek kata capaian setiap pemimpin tak melulu terekam dalam tinta emas. Sering terserak catatan kelam di antaranya. Preside

Sulitnya Mengajak Orang Pakai Masker

Minggu pagi (6/9/2020)  sembari bersepeda saya sempatkan membagikan masker kepada sembarang orang yang di jalan.  Tentu saja tidak semua yang tak bermasker saya hampiri. Semampunya saja karena tujuan bersepeda sambil melakukan sesuatu mengingat masih banyak orang yang meremehkan pandemi Covid-19. Membagikan masker kepada masyarakat (dok. pri).   Di sepanjang rute yang saya tempuh pagi itu, beberapa kali saya berhenti untuk menghampiri pengayuh becak, petugas parkir, petugas kebersihan, hingga penjual makanan. Merekalah yang saat itu saya jumpai tidak menggunakan masker. Kepada setiap orang yang saya berikan masker, tak lupa saya titipkan pesan agar selanjutnya mereka selalu menggunakan alat pelindung tersebut. “Pakai masker terus ya, Pak. Biar bapak tetap sehat jadi bisa terus jualan”. Begitulah yang saya sampaikan kepada seorang penjual makanan. Saat menerima masker yang saya berikan ia berkata lupa maskernya tertinggal di rumah. Begitupun saat saya menghampiri seorang penjual lainny