Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2025

Wajah Baru Buku Pramoedya: Bijaksana, Sederhana

Sesuatu yang ditunggu akhirnya datang juga. Kamis sore kemarin sebuah paket saya dapati tergeletak di atas keset di muka pintu. Terbungkus kertas coklat berlapis lakban di setiap pinggirannya. Isinya buku Pramoedya Ananta Toer edisi peringatan seabad yang saya pesan secara daring beberapa minggu lalu. Saya memesan empat judul, tapi sengaja dari toko-toko yang berbeda termasuk Gramedia dan Togamas.   Buku yang saya pesan dari Gramedia tiba lebih dulu. Malam harinya paket saya buka dan beginilah wujud buku yang dicetak ulang khusus untuk memperingati 100 tahun sang penulis besar. Biru yang Bijaksana Sebelumnya telah diumumkan bahwa tetralogi Buru akan kembali dengan cover yang seragam berlatar warna biru benderang. Melihat bocoran desainnya, banyak orang mengidentikannya dengan “biru resisten” simbol perlawanan sekaligus biru “peringatan darurat”. Namun, biru yang hadir ternyata lebih tua. Semua sisi cover, termasuk sisi dalamnya berlapis biru yang sama.   Biru yang kalem ini ku...

Pramoedya Ananta Toer: Pelantang Kaum Wanita yang Tertindas, Penyeru Kesetaraan

“Lewat Larasati, Midah, Gadis Pantai, dan Nyai Ontosoroh, Pram menghidupkan lagi suara kaum wanita yang tertindas dan disepelekan menjadi lantang terdengar” Larasati, Midah, dan Gadis Pantai (dok. pribadi). Bicara Pramoedya Ananta Toer, bicara tentang pembebasan dan perlawanan. Semua sepakat karena banyak di antara karya Pram menyerukan perlunya manusia berjuang melawan penindasan dan ketidakadilan yang merendahkan harkat kemanusiaan. Berkaitan dengan itu Pramoedya juga mengagumi daya dan kekuatan kaum wanita. Meski dalam beberapa cerita wanita muncul sebagai manusia yang tertindas, terkekang dan kalah, Pram percaya bahwa wanita dasarnya memiliki kekuatan luar biasa. Di balik lembut dan gemulainya, punggung wanita mampu menahan beban terberat sekalipun. Soal mengarungi kerasnya kehidupan, wanita sanggup berjuang dan memimpin secara bersamaan. Keyakinan Pram itu tercermin pada sejumlah karyanya. Sosok wanita tak sekadar tambahan pelengkap cerita. Pram menjadikan wanita sebagai lakon uta...

Seabad Pramoedya Ananta Toer: Memeluk yang Lama, Menyambut yang Baru

Hari ini, 6 Februari 2025, seabad sudah Pramoedya Ananta Toer mencatatkan namanya. Dan sebuah kabar baik meluncur beberapa waktu lalu. Penerbit Kepustakaan Populer Gramedia dan Lentera Dipantara memastikan bahwa 4 karya besar Pramoedya Ananta Toer akan hadir kembali pada 19 Februari 2025. Arus Balik, Anak Semua Bangsa, Gadis Pantai (dok.pribadi). Tetralogi Buru yang terdiri dari Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca bisa kembali didapatkan di toko-toko buku. Dimiiki oleh masyarakat dan pecinta buku yang menginginkan buah pikiran Pram tetap lestari memberi pencerahan bagi khalayak. Sebenarnya terbit ulangnya buku-buku Pram sudah dibocorkan sejak pertengahan 2024. Mendekati Desember 2024 tanda-tandanya semakin nyata. Pramoedya Ananta Toer Foundation melalui unggahan dan story di instagram menyebut karya-karya Pram akan dicetak lagi dan diterbitkan secara bertahap sepanjang 2025. Dimulai dari Tetralogi Buru, menyusul kemudian buku-buku Pramoedya lainnya. Termasuk ...