Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2025

Pramoedya Ananta Toer: Pelantang Kaum Wanita yang Tertindas, Penyeru Kesetaraan

“Lewat Larasati, Midah, Gadis Pantai, dan Nyai Ontosoroh, Pram menghidupkan lagi suara kaum wanita yang tertindas dan disepelekan menjadi lantang terdengar” Larasati, Midah, dan Gadis Pantai (dok. pribadi). Bicara Pramoedya Ananta Toer, bicara tentang pembebasan dan perlawanan. Semua sepakat karena banyak di antara karya Pram menyerukan perlunya manusia berjuang melawan penindasan dan ketidakadilan yang merendahkan harkat kemanusiaan. Berkaitan dengan itu Pramoedya juga mengagumi daya dan kekuatan kaum wanita. Meski dalam beberapa cerita wanita muncul sebagai manusia yang tertindas, terkekang dan kalah, Pram percaya bahwa wanita dasarnya memiliki kekuatan luar biasa. Di balik lembut dan gemulainya, punggung wanita mampu menahan beban terberat sekalipun. Soal mengarungi kerasnya kehidupan, wanita sanggup berjuang dan memimpin secara bersamaan. Keyakinan Pram itu tercermin pada sejumlah karyanya. Sosok wanita tak sekadar tambahan pelengkap cerita. Pram menjadikan wanita sebagai lakon uta...

Seabad Pramoedya Ananta Toer: Memeluk yang Lama, Menyambut yang Baru

Hari ini, 6 Februari 2025, seabad sudah Pramoedya Ananta Toer mencatatkan namanya. Dan sebuah kabar baik meluncur beberapa waktu lalu. Penerbit Kepustakaan Populer Gramedia dan Lentera Dipantara memastikan bahwa 4 karya besar Pramoedya Ananta Toer akan hadir kembali pada 19 Februari 2025. Arus Balik, Anak Semua Bangsa, Gadis Pantai (dok.pribadi). Tetralogi Buru yang terdiri dari Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca bisa kembali didapatkan di toko-toko buku. Dimiiki oleh masyarakat dan pecinta buku yang menginginkan buah pikiran Pram tetap lestari memberi pencerahan bagi khalayak. Sebenarnya terbit ulangnya buku-buku Pram sudah dibocorkan sejak pertengahan 2024. Mendekati Desember 2024 tanda-tandanya semakin nyata. Pramoedya Ananta Toer Foundation melalui unggahan dan story di instagram menyebut karya-karya Pram akan dicetak lagi dan diterbitkan secara bertahap sepanjang 2025. Dimulai dari Tetralogi Buru, menyusul kemudian buku-buku Pramoedya lainnya. Termasuk ...

Mengapa Mereka Takut pada Buku?

Buku ditulis untuk dibaca. Diadakan agar pengetahuan dirayakan. Bukan untuk dimusuhi dan dilarang. Suasana hati saya sebenarnya sedang kurang baik pada Kamis (9/1/2025). Namun, sebuah pesan whatsapp segera membuat saya senang dan bersyukur. Buku-buku yang saya kirimkan telah tiba di tujuan dan diterima dengan baik. Buku-buku yang membuka wawasan (dok. pribadi). Bermula pada akhir Desember 2024 yang lalu. Viral di media sosial unggahan sebuah aktivitas literasi swadaya yang mendapat “musibah”. Beberapa buku yang sedang digelar dalam lapak baca gratis diambil orang tak dikenal.   Menariknya buku-buku yang diambil memiliki benang merah yang serupa. Yakni buku-buku bertema sejarah dan sosial politik. Di antaranya biografi Soekarno, Tan Malaka, Animal farm dan lain sebagainya. Hampir semuanya merupakan buku-buku populer yang hingga kini bisa dijumpai dan dibeli di toko-toko buku.   Warganet pun tersedot perhatiannya pada buku-buku yang diambil. Kecurigaan adanya keterlibatan pihak-...