“Lewat Larasati, Midah, Gadis Pantai, dan Nyai Ontosoroh, Pram menghidupkan lagi suara kaum wanita yang tertindas dan disepelekan menjadi lantang terdengar” Larasati, Midah, dan Gadis Pantai (dok. pribadi). Bicara Pramoedya Ananta Toer, bicara tentang pembebasan dan perlawanan. Semua sepakat karena banyak di antara karya Pram menyerukan perlunya manusia berjuang melawan penindasan dan ketidakadilan yang merendahkan harkat kemanusiaan. Berkaitan dengan itu Pramoedya juga mengagumi daya dan kekuatan kaum wanita. Meski dalam beberapa cerita wanita muncul sebagai manusia yang tertindas, terkekang dan kalah, Pram percaya bahwa wanita dasarnya memiliki kekuatan luar biasa. Di balik lembut dan gemulainya, punggung wanita mampu menahan beban terberat sekalipun. Soal mengarungi kerasnya kehidupan, wanita sanggup berjuang dan memimpin secara bersamaan. Keyakinan Pram itu tercermin pada sejumlah karyanya. Sosok wanita tak sekadar tambahan pelengkap cerita. Pram menjadikan wanita sebagai lakon uta...
di sini dan di ujung jalan itu