Langsung ke konten utama

"Senandung Cinta Tribute to Yovie Widianto" , KAHITNA paling sering disebut

“Senandung Cinta Tribute to Yovie Widianto”, KAHITNA Paling Sering Disebut

Kurang dari 10 jam lagi KAHITNA, grup pembawa lagu-lagu cinta terbaik di Indonesia ini akan genap berusia 25 tahun. Entah kebetulan atau sengaja dirancang sedari awal, kemarin malam, 22 Juni 2011, Senandung Cinta mengusung label spesial Tribute to Yovie Widianto. Acara dimulai pukul 21.00 dan disiarkan langsung ke 5 kota besar (Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Medan dan Makasar)  melalui jaringan i-radio Network serta dapat diikuti dari seluruh penjuru dunia melalui media streaming.

Dibuka dengan tembang Kasih Putih yang dipopulerkan oleh Glenn Fredly, sepanjang 3 jam Senandung Cinta menghadirkan hits-hits Yovie Widianto dari tahun 90-an hingga karya terbarunya seperti theme song Asean Games 2011 dan sebuah lagu untuk kampanye UNICEF Cintai Anak Indonesia. Acara ini pun menghadirkan secara langsung Yovie Widianto dan Alika. Tak cukup dengan mereka berdua, salah satu vokalis KAHITNA Mario Ginanjar juga “didatangkan” lewat telepon.

Ada yang unik dari acara semalam. Meski menampilkan karya-karya Yovie yang tersebar di sejumlah penyanyi mulai dari KAHITNA, Hedi Yunus, Glen Fredly, Rio Febrian, Rita Effendi, Rossa, Monita hingga Yovie & Nuno, ada satu nama yang paling sering disebut sepanjang perbincangan baik oleh MC Tomy Prabowo, Alika maupun Yovie sendiri. Nama tersebut adalah KAHITNA.

Acara sudah berlangsung seru sejak 1 jam pertama. Perbincangan belum dimulai saat penggalan awal lagu Soulmate milik KAHITNA diperdengarkan disusul pertanyaan yang dilontarkan MC : “ada yang masih ingat lagu ini ??”.

Acara berlanjut. Tak cuma menampilkan hits-hits semacam Suratku (Hedi Yunus) dan Sebatas Mimpi (Rita Effendi), 1 jam pertama semakin ramai dengan cerita Alika seputar album barunya “My Secret Room” yang berisi karya-karya ciptaan Yovie Widianto. Alika pun mengaku bangga dapat bekerja sama dengan Yovie.  Secara khusus penyanyi jebolan AFI Junior ini merasa senang karena diberi  kepercayaan untuk menyanyikan ulang hits milik KAHITNA yaitu Soulmate dan Andai Dia Tahu. Alika pun menembangkan Soulmate dan Andai Dia Tahu secara langsung malam itu. Alika rupanya seorang soulmateKAHITNA sedari kecil, tanggal lahir dirinya pun sama dengan tanggal berdirinya KAHITNA. Saat diminta menyebutkan 3 karya Yovie Widianto yang paling dia favoritkan, Alika malah menyebutkan 4 lagu dan istimewanya kesemuanya merupakan lagu KAHITNA yakni Soulmate, Nggak Ngerti, Seandainya Aku Bisa Terbang dan Takkan Terganti.

Acara semakin seru memasuki 1 jam kedua saat Yovie Widianto mulai “buka suara”. Tak hanya mengomentari Alika, Yovie pun menjelaskan bahwa sastra-sastra Indonesia menjadi salah satu referensi baginya dalam mencipta lagu. Terbuka dengan perkembangan musik dan banyak bekerja sama dengan musisi lainnya juga menjadikan dirinya semakin mampu terus berkarya.

Alira perbincangan pun berganti ketika Mario Ginanjar muncul dari ujung telepon. Suasana semakin ramai berkat keisengan Mario yang sempat mengubah suaranya menjadi lebih “cempreng” bermaksud untuk menyamar. Yovie pun tak mau kalah, dia melempar canda dengan mengatakan kalau Mario tak dapat hadir ke studio karena ada banyak customer di malam hari. Selesai saling canda, perbincangan pun diteruskan saat Mario mengaku bangga menjadi salah satu penyanyi yang diberi kepercayaan menyanyikan lagu-lagu Yovie baik dalam KAHITNA maupun secara sendiri. Dia pun mengungkapkan pengalaman masa lalunya saat menyanyikan karya Yovie yang berjudul Seandainya Aku Bisa Terbang. Lagu milik KAHITNA tersebut membuat dirinya mendapatkan nilai 9 untuk ujian seni semasa SMP. Mario lalu menyebutkan 2 lagu favorit lainnya yakni Takkan Terganti (KAHITNA) dan Terlalu Cinta (Rossa).

Malam berjalan terus. Kini giliran Yovie menjelaskan alasan dirinya memilih Mario sebagai vokali KAHITNA. Menurut Yovie banyak hal yang dimiliki Mario yang menjadikannya terpilih masuk ke dalam keluarga besar KAHITNA. Selain timbre suaranya yang khas dan berbeda dengan Hedi Yunus dan Carlo Saba, Mario juga keinginan yang besar untuk belajar. Mario juga dipuji karena memiliki penghayatan dan kemampuan improvisasi yang sangat baik. Tak tanggung-tanggung Yovie menyebut Mario sebagai salah satu yang terbaik di Indonesia. Berbagai alasan itu membuat dirinya tak ragu memilih Mario menjadi bagian dari KAHITNA.

Lepas dari pukul 11 malam, beberapa karya Yovie terus diperdengarkan mulai dari Menanti (Dea Mirella), Lebih Baik Darinya (Rio Febrian) hingga Cinta Sudah Lewat (KAHITNA).
Yovie pun kemudian menyampaikan syukurnya atas anugerah Tuhan yang begitu besar kepada dirinya. Yovie merasa beruntung karena dilahirkan, berkembang dan dapat terus berkarya di berbagai zaman, melalui berbagai generasi yang berbeda. Tak lupa dia pun mengucapkan terimaskasih kepada semua pendengar dan penikmat karya-karyanya.

Dan satu hal yang unik kembali terjadi menjelang dia mengakiri perbincangan. Lidahnya sempat salah mengucap ketika hendak mempromosikan album Alika. Yovie berkata kurang lebih : “Jangan lupa beli albumnya KAHIT..eh Alika maksudnya..”.

Ah, malam kemarin memang sebuah persembahan untuk Yovie Widianto, tapi rasanya KAHITNA tetap menjadi yang istimewa di antara banyak nama yang mengiringi perjalanan karir seorang Yovie Widianto. Nantikan Ulang Tahun ke 25 KAHITNA, 24 Juni 2011. Dan nantikan Yovie Wdianto beserta KAHITNA pada konser 25 Tahun Cerita Cinta KAHITNA, 15 Septemner 2011.

(hendra wardhana, 23 Juni/12.30 WIB)

Komentar

  1. kereeeeeeeeeeeeeennnnn kak..
    sayang di surabaya ngga dapet jaringan i-radio..jadi ngga bisa dengerin deh mas Yovie,,kak Alika sama kak Mario di radio :( *sedih*

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MILO CUBE, Cukup Dibeli Sekali Kemudian Lupakan

Alkisah, gara-gara “salah pergaulan" saya dibuat penasaran dengan Milo Cube. Akhirnya saya ikutan-ikutan membeli Milo bentuk kekinian tersebut.   Milo Cube (dok. pri). Oleh karena agak sulit menemukannya di swalayan dan supermarket, saya memesannya melalui sebuah marketplace online . Di berbagai toko online Milo Cube dijual dengan harga bervariasi untuk varian isi 50 cube dan 100 cube. Varian yang berisi 100 cube yang saya beli rentang harganya Rp65.000-85.000.   Pada hari ketiga setelah memesan, Milo Cube akhirnya tiba di tangan saya. Saat membuka bungkusnya saya langsung berjumpa dengan 100 kotak mungil dengan bungkus kertas hijau bertuliskan “MILO” dan “ENERGY CUBE”. Ukurannya benar-benar kecil. Satu cube beratnya hanya 2,75 gram, sehingga totalnya 275 gram.   Milo Cube yang sedang digandrungi saat ini (dok. pri). "Milo Kotak", begitu kira-kira terjemahan bebas Milo Cube (dok. pri). Tiba saatnya unboxing . Milo Cube ini berupa bubu

Sewa iPhone untuk Gaya, Jaminannya KTP dan Ijazah

Beberapa waktu lalu saya dibuat heran dengan halaman explore instagram saya yang tiba-tiba menampilkan secara berulang iklan penawaran sewa iPhone. Padahal saya bukan pengguna iPhone. Bukan seorang maniak ponsel, tidak mengikuti akun seputar gadget, dan bukan pembaca rutin konten teknologi. iPhone (engadget.com). Kemungkinan ada beberapa teman saya di instagram yang memiliki ketertarikan pada iPhone sehingga algoritma media sosial ini membawa saya ke konten serupa. Mungkin juga karena akhir-akhir ini saya mencari informasi tentang baterai macbook. Saya memang hendak mengganti baterai macbook yang sudah menurun performanya. Histori itulah yang kemungkinan besar membawa konten-konten tentang perangkat Apple seperti iphone dan sewa iPhone ke halaman explore instagram saya. Sebuah ketidaksengajaan yang akhirnya mengundang rasa penasaran. Mulai dari Rp20.000 Di instagram saya menemukan beberapa akun toko penjual dan tempat servis smartphone yang melayani sewa iPhone. Foto beberapa pelanggan

Berjuta Rasanya, tak seperti judulnya

“..bagaimana caranya kau akan melanjutkan hidupmu, jika ternyata kau adalah pilihan kedua atau berikutnya bagi orang pilihan pertamamu..” 14 Mei lalu saya mengunjungi toko buku langganan di daerah Gejayan, Yogyakarta. Setiba di sana hal yang pertama saya cari adalah majalah musik Rolling Stone terbaru. Namun setelah hampir lima belas menit mencarinya di bagian majalah saya tak kunjung mendapatinya. Akhirnya saya memutuskan untuk berjalan-jalan menyusuri puluhan meja dan rak lainnya. Jelang malam saya membuka tas dan mengeluarkan sebuah buku dari sana. Bersampul depan putih dengan hiasan pohon berdaun “jantung”. Sampul belakang berwarna ungu dengan beberapa tulisan testimoni dari sejumlah orang. Kembali ke sampul depan, di atas pohon tertulis sebuah frase yang menjadi judul buku itu. Ditulis dengan warna ungu berbunyi Berjuta Rasanya . Di atasnya lagi huruf dengan warna yang sama merangkai kata TERE LIYE . Berjuta Rasanya, karya terbaru dari penulis Tere Liye menjadi buk