Langsung ke konten utama

MILO CUBE, Cukup Dibeli Sekali Kemudian Lupakan


Alkisah, gara-gara “salah pergaulan" saya dibuat penasaran dengan Milo Cube. Akhirnya saya ikutan-ikutan membeli Milo bentuk kekinian tersebut. 
Milo Cube (dok. pri).

Oleh karena agak sulit menemukannya di swalayan dan supermarket, saya memesannya melalui sebuah marketplace online. Di berbagai toko online Milo Cube dijual dengan harga bervariasi untuk varian isi 50 cube dan 100 cube. Varian yang berisi 100 cube yang saya beli rentang harganya Rp65.000-85.000. 

Pada hari ketiga setelah memesan, Milo Cube akhirnya tiba di tangan saya. Saat membuka bungkusnya saya langsung berjumpa dengan 100 kotak mungil dengan bungkus kertas hijau bertuliskan “MILO” dan “ENERGY CUBE”. Ukurannya benar-benar kecil. Satu cube beratnya hanya 2,75 gram, sehingga totalnya 275 gram. 
Milo Cube yang sedang digandrungi saat ini (dok. pri).

"Milo Kotak", begitu kira-kira terjemahan bebas Milo Cube (dok. pri).
Tiba saatnya unboxing. Milo Cube ini berupa bubuk coklat yang dipadatkan sehingga menyerupai permen hisap. Tapi sebenarnya tak bisa disebut permen karena meski dipadatkan, agregat bubuk Milo ini mudah hancur saat terjatuh.

Dalam benak dan angan saya terbayang kenikmatan Milo Cube seperti ramainya anak zaman now menggandrunginya. Maka saya pun memungut dua cube untuk bisa merasakannya. Sedetik menyentuh lidah terlacak rasa khas Milo. Tapi biasa saja dan cuma sebentar. Setelah itu jejak rasanya seolah tak lagi berkesan. 

Ketika saya menelannya sekotak lagi dengan harapan ada lonjakan rasa, hasilnya tetap sama. Hanya sedetik sensasi rasa yang biasa itu. Selanjutnya saya tak paham lagi Milo Cube ini.
Tak istimewa (dok. pri).
Saya juga mencoba melarutkannya untuk membuat minuman Milo hangat. Untuk secangkir dibutuhkan sedikitnya 5 cube agar kepekatannya pas. Tapi rupanya rasa yang dihasilkan juga tak senikmat dengan bubuk Milo reguler yang biasa dijual selama ini. Gula juga perlu ditambahkan karena Milo Cube ini rasanya tidak menonjol alias tawar.

Jadi di mana spesialnya Milo kekinian ini? Jika ada yang merasa Milo Cube sangat nikmat tolong beri tahu saya. 

Rasanya saya telah keliru mengikuti tren kekinian Milo Cube ini. Atau mungkin saja juga terperdaya oleh para buzzer  yang telah mengiklankan Milo Cube ini dengan sepenuh hati. 
Lebih baik simpan uang anda daripada untuk membeli Milo Cube ini (dok. pri).

Membandingkan dengan kenikmatan dan rasanya yang tidak jelas, harga “Milo Kotak” ini cenderung “lebay”. Perlu digarisbawahi bahwa harga Milo Cube ini hampir setara dengan dua kantong Milo bubuk reguler yang lebih nikmat. Bahkan harga album 25 Tahun Cerita Cinta KAHITNA yang berisi dua keping CD eksklusif harganya masih jauh lebih murah dari Milo Cube. 

Komentar

  1. Terimakasih atas infonya.

    salam kenal
    Rak supermaket surabaya PT Aku Sayang Indonesia Ku

    BalasHapus
  2. Bhahahahaha! Ini postingan lama tapi bikin aku bersyukur bangeeet. Untuuung aja bocah ABG-ku dulu gak minta dibeliin ini. Dia setia beli milo bubuk aja.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berjuta Rasanya, tak seperti judulnya

“..bagaimana caranya kau akan melanjutkan hidupmu, jika ternyata kau adalah pilihan kedua atau berikutnya bagi orang pilihan pertamamu..” 14 Mei lalu saya mengunjungi toko buku langganan di daerah Gejayan, Yogyakarta. Setiba di sana hal yang pertama saya cari adalah majalah musik Rolling Stone terbaru. Namun setelah hampir lima belas menit mencarinya di bagian majalah saya tak kunjung mendapatinya. Akhirnya saya memutuskan untuk berjalan-jalan menyusuri puluhan meja dan rak lainnya. Jelang malam saya membuka tas dan mengeluarkan sebuah buku dari sana. Bersampul depan putih dengan hiasan pohon berdaun “jantung”. Sampul belakang berwarna ungu dengan beberapa tulisan testimoni dari sejumlah orang. Kembali ke sampul depan, di atas pohon tertulis sebuah frase yang menjadi judul buku itu. Ditulis dengan warna ungu berbunyi Berjuta Rasanya . Di atasnya lagi huruf dengan warna yang sama merangkai kata TERE LIYE . Berjuta Rasanya, karya terbaru dari penulis Tere Liye menjadi buk

Sewa iPhone untuk Gaya, Jaminannya KTP dan Ijazah

Beberapa waktu lalu saya dibuat heran dengan halaman explore instagram saya yang tiba-tiba menampilkan secara berulang iklan penawaran sewa iPhone. Padahal saya bukan pengguna iPhone. Bukan seorang maniak ponsel, tidak mengikuti akun seputar gadget, dan bukan pembaca rutin konten teknologi. iPhone (engadget.com). Kemungkinan ada beberapa teman saya di instagram yang memiliki ketertarikan pada iPhone sehingga algoritma media sosial ini membawa saya ke konten serupa. Mungkin juga karena akhir-akhir ini saya mencari informasi tentang baterai macbook. Saya memang hendak mengganti baterai macbook yang sudah menurun performanya. Histori itulah yang kemungkinan besar membawa konten-konten tentang perangkat Apple seperti iphone dan sewa iPhone ke halaman explore instagram saya. Sebuah ketidaksengajaan yang akhirnya mengundang rasa penasaran. Mulai dari Rp20.000 Di instagram saya menemukan beberapa akun toko penjual dan tempat servis smartphone yang melayani sewa iPhone. Foto beberapa pelanggan