24 Juni 2014, saya ada di tengah ribuan
manusia yang merayakan cinta di depan panggung KAHITNA. Malam itu,
KAHITNA menggelar konser Sepanjang Usia di Surabaya. Konser tersebut adalah
peringatan hari jadi mereka yang tepat menginjak angka 28 tahun.
Agak pegal harus berdiri berjam-jam. Apalagi,
saya baru saja sampai di Surabaya sore hari. Perjalanan dari Taman Bungkul ke
venue konser pun saya tempuh dengan berjalan kaki menerobos padatnya lalu
lintas Surabaya petang itu. Ditambah lagi konsernya yang molor hampir 2 jam.
Entah benar-benar molor atau memang informasi sebelumnya yang menyebutkan akan
dimulai pukul 19.00 hanya ajakan supaya orang-orang datang lebih awal. Meskipun
demikian, berada di depan panggung KAHITNA selalu menyenangkan.
Seperti yang sudah-sudah, menonton KAHITNA
membuat mulut saya bergumam mengamini larik demi larik lirik yang mereka
nyanyikan. Kaki, tangan, dan badan saya pun seringkali ikut bergerak ala
kadarnya untuk mengimbangi suasana hati yang beterbangan. Bahkan, sekalipun
lagu yang sedang dinyanyikan bernuansa galau dan menyayat, bahagia tetap saya
rasakan. Melihat KAHITNA walau dari jauh adalah kenikmatan.
Akan tetapi, kebahagiaan dan kenikmatan saya
malam itu sedikit terusik. Sepanjang konser berlangsung saya berdiri tepat di
samping sepasang muda mudi. Hal yang wajar terjadi di konser KAHITNA, banyak
orang datang berpasangan. Suami dengan istri, anak muda dengan gebetannya atau
dengan selingkuhannya, juga para pasangan kekasih yang ingin menciptakan
kenangan hebat satu sama lain dengan datang ke panggung KAHITNA. Saya sih
selama ini berangkat sendirian ke konser KAHITNA.
Singkat cerita, tibalah KAHITNA dengan Mantan
Terindah. Seperti ada sihir yang bekerja, koor penonton langsung mengambil alih
jalannya lagu. Ada yang ikut bernyanyi keras, ada juga yang sekadar bergumam,
dan pasti ada yang matanya menerawang kosong.
Di tengah suasana hikmat Mantan Terindah, tiba-tiba sang pria dari
sepasang muda mudi di sebelah saya berkata pada pasangannya: “Kok lagunya
Raisa, sih?”. Suaranya cukup jelas terdengar oleh saya. Ingin rasanya saat
itu menjawab langsung di depan telinganya: “Heh, Mantan Terindah itu punya
KAHITNA, bukan Raisa!”. Dan kepada sang wanita pasangannya, saya menaruh iba
karena kekasihnya ternyata kurang pengetahuan.
Ngeletuk tapi salah :))
BalasHapusEpic fail!!
Betul..wkwkw
Hapus