Langsung ke konten utama

permainan HATI

Baru kemarin kita bertukar sapa. Waktu itu juga tengah gerimis, mirip sekali dengan hujan malam ini.

“Hai, sakit apa lagi kamu ?”. Kau pun hanya meringis kecil. “Hehehe..sakiiit..”.

Di sudut ruang itu, di bawah cahaya lampu putih, kau nampak sayu. Namun tak sedikitpun ku lihat keangkuhan luntur dari rona wajahmu.

Wajah sayumu tampak sedang merana.
Tapi kau tetap saja seperti yang dulu.
Tentu saja sudah  lama. Dan kau masih sama dengan kau yang malam “dulu” itu.

Tiada basa-basi panjang, tak ada salam khusus bagi pertemuan itu. Tapi ada tatap yang sama dalam bola mata mu yang bulat, besar dengan kantung mata yang menggemaskan. Ada senyum yang sepertinya  selalu kau siapkan untuk  menunjukkan pada siapapun yang melihatmu bahwa kau tidak lemah, bahwa kau masih sanggup terbang meski sebelah sayapmu terkulai di pembaringan, dililit selang-selang dan ditusuk jarum-jarum panjang itu.  


“Aku tetap hebat, kan ? ”. Itu yang terbaca dari senyummu.
Kau memang hebat, itu menurutku, karena setelah itu apa yang kau buat kembali membuatku susah lupa.

Malam ini, rintik hujan yang mereda dan membasahi bangku ini menemaniku menatap tempat itu. Tempat di mana kita pernah saling berbagi sapa dan bertukar cerita. Kini, kita tak sedang saling bertemu. 

"Entah berapa lama aku menunggu
Pernah aku berfikir ini tak mungkin
Namun kau datang lagi membutakan aku
Apa maumu ?
Bermain dengan hatiku
Kau beri harapan untuk kau remukkan 
Kau tahu aku hingga kubiarkan hati kau hancurkan
Berulang kali"

Selamat malam, Non.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MILO CUBE, Cukup Dibeli Sekali Kemudian Lupakan

Alkisah, gara-gara “salah pergaulan" saya dibuat penasaran dengan Milo Cube. Akhirnya saya ikutan-ikutan membeli Milo bentuk kekinian tersebut.   Milo Cube (dok. pri). Oleh karena agak sulit menemukannya di swalayan dan supermarket, saya memesannya melalui sebuah marketplace online . Di berbagai toko online Milo Cube dijual dengan harga bervariasi untuk varian isi 50 cube dan 100 cube. Varian yang berisi 100 cube yang saya beli rentang harganya Rp65.000-85.000.   Pada hari ketiga setelah memesan, Milo Cube akhirnya tiba di tangan saya. Saat membuka bungkusnya saya langsung berjumpa dengan 100 kotak mungil dengan bungkus kertas hijau bertuliskan “MILO” dan “ENERGY CUBE”. Ukurannya benar-benar kecil. Satu cube beratnya hanya 2,75 gram, sehingga totalnya 275 gram.   Milo Cube yang sedang digandrungi saat ini (dok. pri). "Milo Kotak", begitu kira-kira terjemahan bebas Milo Cube (dok. pri). Tiba saatnya unboxing . Milo Cube ini berupa bubu

Sewa iPhone untuk Gaya, Jaminannya KTP dan Ijazah

Beberapa waktu lalu saya dibuat heran dengan halaman explore instagram saya yang tiba-tiba menampilkan secara berulang iklan penawaran sewa iPhone. Padahal saya bukan pengguna iPhone. Bukan seorang maniak ponsel, tidak mengikuti akun seputar gadget, dan bukan pembaca rutin konten teknologi. iPhone (engadget.com). Kemungkinan ada beberapa teman saya di instagram yang memiliki ketertarikan pada iPhone sehingga algoritma media sosial ini membawa saya ke konten serupa. Mungkin juga karena akhir-akhir ini saya mencari informasi tentang baterai macbook. Saya memang hendak mengganti baterai macbook yang sudah menurun performanya. Histori itulah yang kemungkinan besar membawa konten-konten tentang perangkat Apple seperti iphone dan sewa iPhone ke halaman explore instagram saya. Sebuah ketidaksengajaan yang akhirnya mengundang rasa penasaran. Mulai dari Rp20.000 Di instagram saya menemukan beberapa akun toko penjual dan tempat servis smartphone yang melayani sewa iPhone. Foto beberapa pelanggan

Berjuta Rasanya, tak seperti judulnya

“..bagaimana caranya kau akan melanjutkan hidupmu, jika ternyata kau adalah pilihan kedua atau berikutnya bagi orang pilihan pertamamu..” 14 Mei lalu saya mengunjungi toko buku langganan di daerah Gejayan, Yogyakarta. Setiba di sana hal yang pertama saya cari adalah majalah musik Rolling Stone terbaru. Namun setelah hampir lima belas menit mencarinya di bagian majalah saya tak kunjung mendapatinya. Akhirnya saya memutuskan untuk berjalan-jalan menyusuri puluhan meja dan rak lainnya. Jelang malam saya membuka tas dan mengeluarkan sebuah buku dari sana. Bersampul depan putih dengan hiasan pohon berdaun “jantung”. Sampul belakang berwarna ungu dengan beberapa tulisan testimoni dari sejumlah orang. Kembali ke sampul depan, di atas pohon tertulis sebuah frase yang menjadi judul buku itu. Ditulis dengan warna ungu berbunyi Berjuta Rasanya . Di atasnya lagi huruf dengan warna yang sama merangkai kata TERE LIYE . Berjuta Rasanya, karya terbaru dari penulis Tere Liye menjadi buk