Adakah yang mengerti
mengapa bangsa ini jadi begini ?.
Saya tak tahu pasti
kapan negeri ini berubah jadi seperti ini.
Dulu, waktu masih
memakai seragam merah putih, bapak dan ibu guru selalu membuat muridnya
tersenyum mendengar cerita mereka. Cerita tentang Indonesia, tentang manusianya
yang ramah, alamnya yang indah.
Dulu, saat masih berpakaian
putih biru, setiap karangan yang ditulis bercerita tentang Indonesia yang
berbudaya, tentang pemimpin dan pahlawannya yang mulia.
Lalu, ketika berpakaian
putih abu, tangan-tangan mulai gagap menulis tentang Indonesia.Tentang persaudaraan
yang indah tapi diam-diam ada banyak pertumpahan darah. Tentang manusianya yang
ramah tapi diam-diam banyak yang serakah.
Lalu, tangan-tangan mulai bingung
menulis indah, karena kenyataannya pemimpin-pemimpin di sini berkelakuan parah.
Di Indonesia, ada pemimpin
merasa prihatin dengan narkoba tapi sedetik kemudian menghadiahi grasi kepada
juragan narkotika.
Di Indonesia, ada
putri yang dipenjara tanpa merasa berdosa.
Di Indonesia, ada
klub pengacara yang berkumpul setiap minggu dan berbicara menghabisi korupsi, tapi
di belakang mereka berebutan mendekati penjahat berdasi.
Di Indonesia, rakyatnya
memiliki wakil yang tetap percaya diri tersenyum dan melambaikan tangan di
depan kamera saat akan dibawa ke penjara.
Di Indonesia, ada orang
yang digelari nama terhormat menonton video porno saat sidang membahas nasib
rakyat.
Di Indonesia, seorang
hakim melempar canda tentang wanita yang diperkosa.
Di Indonesia, ada
pemimpin yang mengangkat dirinya sebagai jenderal terdepan melawan korupsi tapi
memilih pasukan yang menyimpan cita-cita korupsi.
Di Indonesia juga,
ada segerombolan wakil rakyat yang merasa pintar padahal masih kalah cerdas dari
anak sekolah dasar. Pandai bicara, tapi tak bermakna. Rajin berteriak tapi
didengarkan justru membuat muak.
Dulu, tangan-tangan
anak Indonesia begitu lancar menuliskan karangan indah tentang pahlawan
negerinya yang membanggakan. Hari-hari mereka diisi dengan cerita-cerita yang
memunculkan senyum dan harapan.
Kini apa yang akan
anak-anak Indonesia tuliskan di tugas mengarang mereka ?. Semoga bukan tentang
Bupati yang tak tahu diri. Bukan tentang kebaikan Presiden yang penuh cinta
kasih memberi grasi pemilik ekstasi.
Kini, apa yang akan
anak-anak Indonesia semai di benak mereka ?. Semoga bukan tentang cita-cita
menjadi menteri agar kaya diri atau menghuni parlemen agar bisa naik mobil
keren. Dan semoga bukan tentang partai suci berjubah putih, tapi kelakuan Presiden
nya membuat rakyat teramat sedih.
Tadi pagi seorang menyampaikan isi hati lewat
RRI. Isi hatinya tentang penangkapan tersangka suap impor sapi yang seorang
Presiden. Presiden dari partai yang kini namanya semakin berubah rancu.
Komentarnya pendek, tapi bagi yang mendengarnya pasti akan membaca sebuah
kesedihan sekaligus kegeraman di sana. Singkat ia hanya berkata : “Innalillahi
Wa Inna Ilaihi Rajiun”.
Komentar
Posting Komentar