Langsung ke konten utama

Bisakah Pertambangan "Membalas Jasa" Pada Lingkungan?



Apa yang terpikir pertama kali ketika mendengar “pertambangan”?. Boleh jadi kata “eksploitasi” ada di benak sebagian besar orang. Padahal, pertambangan bukanlah semata-mata kegiatan mengeruk dan memanfaatkan kekayaan alam. Pertambangan juga harus memiliki kesadaran dan tanggung jawab kepada lingkungan, termasuk memulihkan kondisi alam, memperhatikan fungsi sosial dan meningkatkan kehidupan masyarakat setempat.
Penanaman bibit pohon sebagai bagian dari upaya reklamasi untuk menjaga dan memulihkan lingkungan di sekitar area tambang PT. Newmont Nusa Tenggara (instagram.com/newmontID).

Indonesia yang dikaruniai banyak sumber daya alam  telah lama mengandalkan industri pertambangan sebagai salah satu nadi pembangunan sekaligus sumber pendapatan negara. Sektor pertambangan menyumbangkan sekitar 5% dari total Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Pertambangan juga berkontribusi bagi perekenomian lokal dan menggerakan pembangunan daerah.

Oleh karena itu, pertambangan dianggap sangat bermanfaat dan memberikan keuntungan baik di tingkat pusat maupun di daerah. Apalagi, perusahaan-perusahaan tambang juga membangun sarana dan infrastruktur di daerah tempat kegiatan mereka. Pertambangan juga membuka lapangan pekerjaan bagi warga lokal sehingga dapat meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat.

Meskipun demikian, tak dapat dipungkiri pertambangan juga sering menimbulkan permasalahan yang besar bagi lingkungan. Eksploitasi dalam kegiatan pertambangan mengakibatkan perubahan dan penurunan kualitas lingkungan. Perubahan-perubahan tersebut seringkali memicu dampak-dampak lain seperti banjir dan tanah longsor. Bahkan, kegiatan pertambangan bisa melahirkan bencana yang menyengsarakan  seperti semburan Lumpur Lapindo.  

Pembukaan lahan untuk pertambangan menyebabkan hilangnya habitat serta musnahnya banyak tumbuhan dan hewan. Penggunaan bahan-bahan kimia dalam kegiatan pertambangan yang melebihi standar baku mutu juga menjadi sumber pencemaran. Penurunan kualitas air permukaan, air tanah, udara serta tanah dijumpai di daerah-daerah sekitar area pertambangan. Dengan demikian, kegiatan pertambangan berpotensi besar menghilangkan fungsi-fungsi lingkungan sebagai penopang kehidupan. Semakin besar skala pertambangan, maka semakin besar pula dampak yang ditimbulkan.

Pertambangan juga berdampak pada lingkungan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat. Sudah banyak berita tentang konflik dan penderitaan masyarakat akibat kegiatan pertambangan di sekitar tempat tinggal mereka. Masyarakat lokal sering dirugikan karena pertambangan menyebabkan perubahan tata guna lahan. Bahkan, perubahan kepemilikan tanah yang sebelumnya menjadi sumber penghidupan masyarakat.

Masuknya pekerja dari luar daerah dengan budaya dan pola hidup yang berbeda  juga bisa berpotensi menyebabkan permasalahan. Perbedaan perlakuan yang diterima oleh masyarakat setempat dengan pekerja pendatang tidak jarang menimbulkan kecemburuan dan konflik. Potensi gangguan keamanan pun bisa terjadi akibat permasalah tersebut.

Dengan memperhitungkan dampak positif dan negatif yang ditimbulkan selama ini,  pertambangan sudah seharusnya dijalankan dengan berwawasan  pada lingkungan. Pertambangan ramah lingkungan adalah sebuah keniscayaan. Konsep ramah lingkungan tersebut bukan hanya diarahkan untuk menjaga dan memulihkan kondisi lingkungan atau alam, tetapi juga untuk kepentingan kehidupan masyarakatnya.

Indonesia memiliki beberapa peraturan yang mengharuskan penerapan pertambangan ramah lingkungan. Peraturan-peraturan tersebut salah satunya mendorong rehabilitasi atau reklamasi pada wilayah  tambang dengan tujuan mengurangi dampak negatif yang diakibatkan oleh pertambangan.

Akan tetapi, dalam praktiknya peraturan tersebut tidak diimplementasikan dengan baik.  Banyak perusahaan pertambangan yang belum memenuhi kewajiban-kewajibannya. Perusahaan-perusahaan itu tidak memiliki kesadaran dan kapasitas yang baik untuk menjalankan program tanggung jawab terhadap lingkungan seperti reklamasi  dan CSR.

Apa yang dilakukan oleh PT. Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) bisa menjadi contoh komitmen serta kepedulian pertambangan untuk memenuhi tanggung jawabnya kepada lingkungan. PTNNT telah menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan (SML) ISO 14001. Implementasinya PTNNT selalu melibatkan pertimbangan lingkungan dalam kegiatan pertambangannya. Dengan perangkat tersebut PTNNT berupaya meminimalkan dampak buruk terhadap lingkungan sekaligus  meningkatkan manfaat di bidang sosial.
 
Pertambangan PT. Newmont Nusa Tenggara (ptnnt.co.id).
PT. Newmont Nusa Tenggara adalah perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh Nusa Tenggara Partnership B.V, PT Multi Daerah Bersaing (PTMDB), PT Pukuafu Indah dan PT Indonesia Masbaga Investama. Perusahaan ini  melakukan kegiatan pertambangan tembaga dan mineral ikutan emas di Batu Hijau yang terletak di sebelah barat daya Pulau Sumbawa, Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Komitmen PTNNT untuk bertin­dak secara etis terhadap alam dan masyarakat di sekitarnya diwujudkan dalam beberapa program dan kegiatan. Kegiatan-kegiatan itu diarahkan untuk memberi kontribusi dalam peningkatan ekonomi dan kualitas hidup masyarakat serta mempertahankan fungsi-fungsi lingkungan hidup sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia.

Salah satu kegiatan penting yang dilakukan adalah reklamasi. Hingga kini PTNNT telah mereklamasi sekitar 800 hektar lahan. Sejak 2010 PTNNT juga membagikan ratusan ribu bibit pohon untuk ditanam oleh masyarakat. Pengerukan sedimentasi bendung juga dilakukan untuk menjaga fungsi alam sekaligus meningkatkan panen petani.
Program reklamasi lahan yang dijalankan PT. Newmont Nusa Tenggara (twitter.com/newmontID).
Pemasangan jaringan listrik di Sekongkang yang dilakukan oleh PTNNT (twitter.com/newmontID).

Untuk meningkatkan kemampuan bercocok tanam, PTNNT memberikan pembinaan kepada sejumlah kelompok petani, seperti petani jagung di Maluk. Kini ada sekitar 300 petani yang diberdayakan dan mengolah lahan seluas sekitar 200 hektar. Pemberdayaan masyarakat juga dilakukan melalui usaha budidaya rumput laut, salah satunya di desa Kertasari.

Budidaya rumput laut binaan PTNNT di desa Kertasari (instagram.com/newmontID).
Petani jagung binaan PTNNT di desa Maluk memanen hasil tanamnya (instagram.com/newmontID).
PTNNT membantu  pemenuhan kebutuhan mendasar masyarakat. Beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain pemasangan jaringan listrik  bagi masyarakat di Kecamatan Sekongkang serta pembangunan  jalan di Benete dan Maluk untuk mempelancar aktivitas  masyarakat. Untuk meningkatkan fungsi pelayanan kesehatan rumah sakit, TNNT membangun gedung fisioterapi di Rumah Sakit Sumbawa Besar. PTNNT juga berperan dalam meningkatkan askesibilitas pendidikan bagi para putra daerah dengan turut membangun sekolah dan memberikan beasiswa dalam berbagai jenjang pendidikan.

Lalu apakah dengan memenuhi semua tanggung jawabnya berarti pertambangan telah membalas jasa pada lingkungan?. Saya termasuk yang meyakini bahwa apa yang diberikan oleh alam kepada manusia jauh lebih besar dan tak terhingga dari yang diperkirakan selama ini. Manusia tidak akan pernah bisa membayar lunas jasa lingkungan terhadap kehidupan.
Keindahan pantai dan alam di Sekongkang yang terjaga (ptnnt.co.id).
Oleh karena itu, yang terpenting adalah merawat lingkungan dengan berbagai cara semaksimal mungkin. Salah satunya dengan mewujudkan pertambangan ramah lingkungan yang dilandasi paradigma maju bahwa pertambangan adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengor­bankan lingkungan dan kebutuhan generasi mendatang. Pertambangan harus bisa menjadi bagian dari pembangunan yang berkelanjutan agar masyarakat dapat sejahtera dan alam tetap terpelihara. 

Komentar

  1. Kayaknya seru bisa lihat binaan NNT, sekaligus mempelajari proses penambangan di Batu Hijau yaa ;)

    BalasHapus
  2. Eh pertambangan cuman 5% aja yaa ??? gw perna baca kayak nya sampai 17% an menyumbang pendapatan #KayaknyaGwAmnesia

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tahun 70-80 an memang besar mas Cumi, tapi kemudian proporsinya menurun..

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MILO CUBE, Cukup Dibeli Sekali Kemudian Lupakan

Alkisah, gara-gara “salah pergaulan" saya dibuat penasaran dengan Milo Cube. Akhirnya saya ikutan-ikutan membeli Milo bentuk kekinian tersebut.   Milo Cube (dok. pri). Oleh karena agak sulit menemukannya di swalayan dan supermarket, saya memesannya melalui sebuah marketplace online . Di berbagai toko online Milo Cube dijual dengan harga bervariasi untuk varian isi 50 cube dan 100 cube. Varian yang berisi 100 cube yang saya beli rentang harganya Rp65.000-85.000.   Pada hari ketiga setelah memesan, Milo Cube akhirnya tiba di tangan saya. Saat membuka bungkusnya saya langsung berjumpa dengan 100 kotak mungil dengan bungkus kertas hijau bertuliskan “MILO” dan “ENERGY CUBE”. Ukurannya benar-benar kecil. Satu cube beratnya hanya 2,75 gram, sehingga totalnya 275 gram.   Milo Cube yang sedang digandrungi saat ini (dok. pri). "Milo Kotak", begitu kira-kira terjemahan bebas Milo Cube (dok. pri). Tiba saatnya unboxing . Milo Cube ini berupa bubu

Sewa iPhone untuk Gaya, Jaminannya KTP dan Ijazah

Beberapa waktu lalu saya dibuat heran dengan halaman explore instagram saya yang tiba-tiba menampilkan secara berulang iklan penawaran sewa iPhone. Padahal saya bukan pengguna iPhone. Bukan seorang maniak ponsel, tidak mengikuti akun seputar gadget, dan bukan pembaca rutin konten teknologi. iPhone (engadget.com). Kemungkinan ada beberapa teman saya di instagram yang memiliki ketertarikan pada iPhone sehingga algoritma media sosial ini membawa saya ke konten serupa. Mungkin juga karena akhir-akhir ini saya mencari informasi tentang baterai macbook. Saya memang hendak mengganti baterai macbook yang sudah menurun performanya. Histori itulah yang kemungkinan besar membawa konten-konten tentang perangkat Apple seperti iphone dan sewa iPhone ke halaman explore instagram saya. Sebuah ketidaksengajaan yang akhirnya mengundang rasa penasaran. Mulai dari Rp20.000 Di instagram saya menemukan beberapa akun toko penjual dan tempat servis smartphone yang melayani sewa iPhone. Foto beberapa pelanggan

Berjuta Rasanya, tak seperti judulnya

“..bagaimana caranya kau akan melanjutkan hidupmu, jika ternyata kau adalah pilihan kedua atau berikutnya bagi orang pilihan pertamamu..” 14 Mei lalu saya mengunjungi toko buku langganan di daerah Gejayan, Yogyakarta. Setiba di sana hal yang pertama saya cari adalah majalah musik Rolling Stone terbaru. Namun setelah hampir lima belas menit mencarinya di bagian majalah saya tak kunjung mendapatinya. Akhirnya saya memutuskan untuk berjalan-jalan menyusuri puluhan meja dan rak lainnya. Jelang malam saya membuka tas dan mengeluarkan sebuah buku dari sana. Bersampul depan putih dengan hiasan pohon berdaun “jantung”. Sampul belakang berwarna ungu dengan beberapa tulisan testimoni dari sejumlah orang. Kembali ke sampul depan, di atas pohon tertulis sebuah frase yang menjadi judul buku itu. Ditulis dengan warna ungu berbunyi Berjuta Rasanya . Di atasnya lagi huruf dengan warna yang sama merangkai kata TERE LIYE . Berjuta Rasanya, karya terbaru dari penulis Tere Liye menjadi buk