Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2025

Indonesia adalah "Live Action" dari Buku-buku Ini

"Tujuan akhir perjuangan kita bukan hanya untuk kemerdekaan bangsa dan negara saja, tapi untuk membuat manusia Indonesia berbahagia" Indonesia, merdeka! (dok. pribadi). Delapan puluh tahun lalu proklamasi diucapkan oleh pendiri bangsa. Sejak itu Indonesia merdeka. Sebuah negara baru terlahir, dipimpin oleh putra dan putri bangsa sendiri.   Tanah ini tidak diperintah lagi oleh bangsa lain. Tak lagi berada di bawah kuasa bangsa-bangsa asing seperti dulu Portugis, Inggris, Belanda, dan Jepang bergantian mendirikan tahta. Bukan lagi Gubernur Jenderal Belanda yang memerintah. Juga bukan lagi bendera Jepang yang mesti dihormati oleh rakyat sambil membungkukkan badan setiap pagi. Namun, kemerdekaan sejatinya bukan sekadar pergantian pemimpin dari seorang gubernur jenderal orang Belanda ke presiden orang bangsa sendiri. Merdeka juga berarti lahirnya kehidupan baru yang lebih baik dan adil bagi rakyat. Merdeka yang mewujudkan kebebasan menentukan pilihan terbaik bagi setiap manusia In...

Pelajaran dari Pasar: Menang Tanpa Mengalahkan

“Kekuatan manusia muncul dari kemampuannya memeriksa kelemahan diri sendiri. Dan untuk memecahkan masalah ia harus sanggup mengakui kesalahannya terlebih dahulu” "Pasar" karya Kuntowijoyo (dok. pribadi). Menjelang akhir masa pengabdiannya memimpin sebuah pasar, Pak Mantri harus menghadapi rentetan masalah dan ujian. Mula-mula pedagang pasar menolak membayar retribusi. Paijo, anak buah Pak Mantri yang bertugas menarik uang dari para pedagang semakin sering kembali dengan kantong kosong. Betapa pun usahanya berkeliling pasar dan memberi pemahaman kepada pedagang bahwa retribusi untuk kebaikan bersama, hanya penolakan yang diterimanya. Para pedagang punya alasan mengapa mereka tak mau membayar retribusi lagi. Gerombolan burung dara yang sebagian bersarang di kantor Pak Mantri telah mencuri dan memakan dagangan-dagangan mereka. Di mata para pedagang, nilai dagangan yang dimakan oleh burung-burung dara setara dengan retribusi. Oleh karena itu, mereka tak sudi lagi membayar iuran k...

Mengamputasi Ketidaktahuan Sejarah lewat "Semua Untuk Hindia"

Sejarah masa kolonial di Indonesia, baik penjajahan Belanda, Jepang, hingga pergolakan pasca kemerdekaan kerap diceritakan dengan hanya menonjolkan kepahlawanan pejuang dan nasib rakyat jajahan sambil secara bersamaan menutup ruang bagi kenyataan-kenyataan lain.   Semua untuk Hindia (dok. pribadi). Seolah sejarah negeri ini hanya dilahirkan oleh orang-orang Indonesia dan hanya dibentuk dari peristiwa-peristiwa seputar kehidupan pribumi. Sementara kehidupan, sikap, dan peran para “londo” di tengah manis dan getir tanah jajahan belum banyak digali dan diangkat. P enceritaan yang terbatas seperti demikian bisa membuat kita kehilangan fakta sejarah yang lebih besar dan utuh. Di tengah kecenderungan masyarakat yang malas mengingat dan memahami sejarah, lama kelamaan kita akan menjadi generasi yang sulit menerima dan mengakui adanya sejarah lain tentang negeri ini. Sebanyak 13 cerpen dalam “Semua untuk Hindia” berusaha mengamputasi ketidaktahuan kita terhadap sepenggal sejarah bangsa di ...

KAHITNA dan "Titik Nadir", Cara Indah Menghayati Kehilangan

"OK, kenyataan memang seringkali tak ramah. Tapi, mari coba kita rayakan titik nadir ini dengan indah”. KAHITNA (dok. pribadi). Barangkali itulah pesan tersirat yang ingin KAHITNA sampaikan hari ini, tepat saat hari jadinya yang ke-39 tahun. Hari saat mereka mempersembahkan lagu paling barunya berjudul “Titik Nadir”. Kisahnya lagi-lagi tentang “cinta yang tak memiliki” dengan penegasan “menjaga jodoh orang lain”. Sepasang manusia yang sudah membayangkan jalinan masa  indah berdua selamanya, tapi akad yang terucap ternyata bukan di antara mereka. Ada orang lain yang tiba-tiba hadir dan menggantikan. Pada akhirnya pelaminan menjadi panggung bertabur bunga untuk sepasang manusia dengan seorang yang datang hanya sebagai penonton.  Dibawakan bersama solois wanita bersuara sendu dan merdu, Monita Tahalea, “Titik Nadir” menambah himpunan karya-karya indah KAHITNA. Menyusul deretan lagu  cinta yang setiap orang bisa menebak judulnya dengan lancar di acara-acara kuis musik serta m...