Langsung ke konten utama

CINDERELLA dan SELENDANGNYA YANG TERTINGGAL DI INDONESIA

Selamat malam. 
Dulu cerita tentang benua yang hilang hanya dianggap mimpi kesiangan dari sekelompok pengkhayal dunia. Tapi maju beberapa abad kemudian, legenda itu semakin mendekati nyata. Loncat beberapa puluh tahun selanjutnya, tak ada lagi yang berani mencandai mimpi kesiangan itu. Atlantis memang pernah benar-benar ada, di manapun itu.

Mundur beberapa zaman ke belakang, semua orang mengutuki pemikir yang berkata bumi itu bulat. Mana mungkin bulat jika tanah yang diinjak saja rata. Namun di hari berikutnya saat matahari mengambil alih kekuasaan rembulan, semua mata yang terbangun tak bisa menutupi pandangannya jika bumi yang mereka diami ternyata bulat adanya.

Di tanah ini sendiri, sekian lama kita merendahkan bangsa sendiri sebagai bangsa yang terjajah. Bangsa yang hanya mewarisi sisa-sisa kebesaran lama, sudah hanya itu saja. Salah didikan kita dijajah selama 3,5 abad membuat materi genetik di dalam darah kita tak pernah mendapat  kesempatan untuk menampilkan kekuatannya. Sekian lama kita menerima keadaan jika kita adalah pecahan dari sebuah bangsa yang dulu berjalan menjelajah benua lalu sebagian tertinggal di Indonesia dan menurunkan keturunan bernama aku, dirimu, dirinya. Nyatanya saat ini hal mengejutkan itu datang menghampiri kita. Dalam darah kita orang Indonesia mengalir sebuah materi genetik khas yang berusia sangat tua dan berbeda dari bangsa manapun di sekeliling kita. Bangsa kita bukan sisa peradaban, sebaliknya kitalah yang mengawali semua cerita peradaban di dunia ini.

Maka sangat mungkin jika sebelum berkunjung ke sebuah pesta malam itu, Cinderella sebenarnya sudah lebih dulu datang ke Indonesia. Hanya saja ia tak mungkin menggunakan sepatu kaca karena ia ke Indonesia bukan untuk berpesta melainkan untuk mandi. Sayangnya ia salah memperhitungkan jam. Sebagai wanita baik-baik yang ingat waktu, ia mendapati waktu mandinya tak banyak hingga bergegas pergi dan melupakan sesuatu. Di Indonesia selendangnya tertinggal. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MILO CUBE, Cukup Dibeli Sekali Kemudian Lupakan

Alkisah, gara-gara “salah pergaulan" saya dibuat penasaran dengan Milo Cube. Akhirnya saya ikutan-ikutan membeli Milo bentuk kekinian tersebut.   Milo Cube (dok. pri). Oleh karena agak sulit menemukannya di swalayan dan supermarket, saya memesannya melalui sebuah marketplace online . Di berbagai toko online Milo Cube dijual dengan harga bervariasi untuk varian isi 50 cube dan 100 cube. Varian yang berisi 100 cube yang saya beli rentang harganya Rp65.000-85.000.   Pada hari ketiga setelah memesan, Milo Cube akhirnya tiba di tangan saya. Saat membuka bungkusnya saya langsung berjumpa dengan 100 kotak mungil dengan bungkus kertas hijau bertuliskan “MILO” dan “ENERGY CUBE”. Ukurannya benar-benar kecil. Satu cube beratnya hanya 2,75 gram, sehingga totalnya 275 gram.   Milo Cube yang sedang digandrungi saat ini (dok. pri). "Milo Kotak", begitu kira-kira terjemahan bebas Milo Cube (dok. pri). Tiba saatnya unboxing . Milo Cube ini berupa bubu

Berjuta Rasanya, tak seperti judulnya

“..bagaimana caranya kau akan melanjutkan hidupmu, jika ternyata kau adalah pilihan kedua atau berikutnya bagi orang pilihan pertamamu..” 14 Mei lalu saya mengunjungi toko buku langganan di daerah Gejayan, Yogyakarta. Setiba di sana hal yang pertama saya cari adalah majalah musik Rolling Stone terbaru. Namun setelah hampir lima belas menit mencarinya di bagian majalah saya tak kunjung mendapatinya. Akhirnya saya memutuskan untuk berjalan-jalan menyusuri puluhan meja dan rak lainnya. Jelang malam saya membuka tas dan mengeluarkan sebuah buku dari sana. Bersampul depan putih dengan hiasan pohon berdaun “jantung”. Sampul belakang berwarna ungu dengan beberapa tulisan testimoni dari sejumlah orang. Kembali ke sampul depan, di atas pohon tertulis sebuah frase yang menjadi judul buku itu. Ditulis dengan warna ungu berbunyi Berjuta Rasanya . Di atasnya lagi huruf dengan warna yang sama merangkai kata TERE LIYE . Berjuta Rasanya, karya terbaru dari penulis Tere Liye menjadi buk

SUPERSEMAR, Kudeta Paling Canggih dan Keji oleh Soeharto

Runtuhnya orde baru pada 1998 telah membuka gerbang penelusuran sejarah Indonesia secara lebih terang. Pengungkapan fakta sejarah yang selama puluhan tahun ditutupi dan dimanipulasi oleh Soeharto gencar dilakukan. Para sejarawan, peneliti, saksi sejarah , hingga media bekerja keras meluruskan narasi sejarah yang sebelumnya dikuasai dan dikendalikan oleh rezim orde baru yang otoriter. Sampul depan "Supersemar" yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas (dok. pri). Salah satu peristiwa penting yang terungkap secara lebih terang ialah Surat Perintah Sebelas Maret 1966 atau “Supersemar”. Walau beberapa hal tentang Supersemar masih menjadi misteri, fakta-fakta Supersemar kini terangkai dalam narasi yang lebih mendekati sebenarnya dibanding narasi versi orde baru. Malam 11 Maret Memanfaatkan kecerdikannya sebagai ahli strategi militer, Soeharto merancang kudeta paling canggih dan keji. Ia diyakini mulai menjalankan strategi kudeta lewat peristiwa G30S-PKI. Penelusuran sejarah pasca orde