Langsung ke konten utama

Yovie Widianto - Seribu Bulan, Sejuta Malam

Setelah 30 Tahun berkarya sebagai seorang pencipta dan peramu lagu, Yovie Widianto akhirnya tampil sebagai penyanyi. Rekaman suaranya diperdengarkan. Ia bawakan lagu ciptaan sendiri. 
Yovie Widianto: Seribu Bulan, Sejuta Malam.
Momen itu jadi bagian dari 30 tahun perjalanan musikalnya. Dalam konser Irreplaceable Yovie & His Friends pada September lalu, tembang itu mengalun. Meskipun demikian, lagu berjudul "Seribu Bulan, Sejuta Malam" ini belum akan dilepas ke publik. Jikapun suatu saat dirilis secara komersil kemungkinan besar Yovie akan mewariskannya kepada penyanyi atau grup dalam lingkaran kreatifnya sendiri untuk dibawakan ulang. Bisa kepada penyanyi pendatang baru yang ia anggap spesial, tapi dekat juga kemungkinan akan dipasrahkan kepada band kesayangannya.

 
Seribu Bulan, Sejuta Malam 

"Seribu Bulan, Sejuta Malam" mungkin sudah dikenal oleh beberapa penggemar Yovie dan KAHITNA karena potongan liriknya pernah dimunculkan dalam Konser 26 Tahun KAHITNA pada 2012 silam. Saat itu penonton  menyimaknya dari getaran suara Yovie ketika ditantang oleh KAHITNA membawakan lagu  seorang diri.

Lagu yang mirip juga pernah Yovie mainkan dalam sebuah acara di TV pada tahun 2012. Ketika itu ia mendapat tantangan untuk membuat lagu secara cepat dari sejumlah kata yang disodorkan bintang tamu. Dalam hitungan menit ia berhasil mencipta sebuah lagu manis. Dibawakan oleh Yunika, Yovie Widianto mengiringinya dengan keyboard. Lagu itu, "Mentari Merungrung Pagi", memang berbeda liriknya,  tapi memiliki sejumlah bagian yang mirip dengan "Seribu Bulan, Sejuta Malam". Perhatikan lagunya di bawah ini:
 Yovie Widianto feat Yunika-Mentari Merungrung Pagi

"Seribu Bulan, Sejuta Malam"

Mengapa engkau akhiri/Mengapa engkau sudahi/Tanpaku mengerti yang telah terjadi
Apakah ini salahku/Adakah ini dosaku/Ataukah karna kau tlah berpaling hati
Walaupun seribu bulan/Meskipun sejuta malam menunggu/Aku kan setia menanti dirimu/Cinta kamu sampai mati....
Mengapa engkau tinggalkan/Mengapa engkau lupakan/Kisah yang indah bagaikan mimpi-mimpi
Sampai daun berguguran/Sampai rambutku memutih/Takkan ada yang sanggup mengubah hati
Walaupun seribu bulan/Meskipun sejuta malam menunggu/Aku kan setia menanti dirimu/Cinta kamu sampai mati!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MILO CUBE, Cukup Dibeli Sekali Kemudian Lupakan

Alkisah, gara-gara “salah pergaulan" saya dibuat penasaran dengan Milo Cube. Akhirnya saya ikutan-ikutan membeli Milo bentuk kekinian tersebut.   Milo Cube (dok. pri). Oleh karena agak sulit menemukannya di swalayan dan supermarket, saya memesannya melalui sebuah marketplace online . Di berbagai toko online Milo Cube dijual dengan harga bervariasi untuk varian isi 50 cube dan 100 cube. Varian yang berisi 100 cube yang saya beli rentang harganya Rp65.000-85.000.   Pada hari ketiga setelah memesan, Milo Cube akhirnya tiba di tangan saya. Saat membuka bungkusnya saya langsung berjumpa dengan 100 kotak mungil dengan bungkus kertas hijau bertuliskan “MILO” dan “ENERGY CUBE”. Ukurannya benar-benar kecil. Satu cube beratnya hanya 2,75 gram, sehingga totalnya 275 gram.   Milo Cube yang sedang digandrungi saat ini (dok. pri). "Milo Kotak", begitu kira-kira terjemahan bebas Milo Cube (dok. pri). Tiba saatnya unboxing . Milo Cube ini berupa bubu

Berjuta Rasanya, tak seperti judulnya

“..bagaimana caranya kau akan melanjutkan hidupmu, jika ternyata kau adalah pilihan kedua atau berikutnya bagi orang pilihan pertamamu..” 14 Mei lalu saya mengunjungi toko buku langganan di daerah Gejayan, Yogyakarta. Setiba di sana hal yang pertama saya cari adalah majalah musik Rolling Stone terbaru. Namun setelah hampir lima belas menit mencarinya di bagian majalah saya tak kunjung mendapatinya. Akhirnya saya memutuskan untuk berjalan-jalan menyusuri puluhan meja dan rak lainnya. Jelang malam saya membuka tas dan mengeluarkan sebuah buku dari sana. Bersampul depan putih dengan hiasan pohon berdaun “jantung”. Sampul belakang berwarna ungu dengan beberapa tulisan testimoni dari sejumlah orang. Kembali ke sampul depan, di atas pohon tertulis sebuah frase yang menjadi judul buku itu. Ditulis dengan warna ungu berbunyi Berjuta Rasanya . Di atasnya lagi huruf dengan warna yang sama merangkai kata TERE LIYE . Berjuta Rasanya, karya terbaru dari penulis Tere Liye menjadi buk

SUPERSEMAR, Kudeta Paling Canggih dan Keji oleh Soeharto

Runtuhnya orde baru pada 1998 telah membuka gerbang penelusuran sejarah Indonesia secara lebih terang. Pengungkapan fakta sejarah yang selama puluhan tahun ditutupi dan dimanipulasi oleh Soeharto gencar dilakukan. Para sejarawan, peneliti, saksi sejarah , hingga media bekerja keras meluruskan narasi sejarah yang sebelumnya dikuasai dan dikendalikan oleh rezim orde baru yang otoriter. Sampul depan "Supersemar" yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas (dok. pri). Salah satu peristiwa penting yang terungkap secara lebih terang ialah Surat Perintah Sebelas Maret 1966 atau “Supersemar”. Walau beberapa hal tentang Supersemar masih menjadi misteri, fakta-fakta Supersemar kini terangkai dalam narasi yang lebih mendekati sebenarnya dibanding narasi versi orde baru. Malam 11 Maret Memanfaatkan kecerdikannya sebagai ahli strategi militer, Soeharto merancang kudeta paling canggih dan keji. Ia diyakini mulai menjalankan strategi kudeta lewat peristiwa G30S-PKI. Penelusuran sejarah pasca orde