Langsung ke konten utama

Kau Tak D I B U A N G


Saya hanya bisa setengah memeluk sambil tersenyum ketika seorang sahabat datang beberapa waktu lalu dan berkata : “Kamu benar, Ndra..”.

Tapi sesaat setelah ia pergi, mata ini diam-diam berkaca-kaca, ada iba sekaligus doa untuknya. 

Jangan merasa kau telah dibuang, teman. Meski kamu sudah membuktikan sendiri jika hidup ini bukan hanya masalah mempercayai, tapi juga menerima. Sekuat apapun keyakinanmu pada seseorang, pada akhirnya kita hanya sedang menjalankan suratan Tuhan, kau pasti tahu itu. Seberapapun besar cintamu pada sesama, pada akhirnya jalan hidup kita masing-masing sudah digariskan Tuhan. Maaf jika dulu aku sering tersenyum dan tertawa setiap kali mendengar ceritamu, itu bukan senyuman mencibir, itu adalah jawabanku untuk setiap keluh yang kau kesahkan dulu. Bukan perkataanku yang benar, tapi suratan yang sudah menunjukkan jawabannya untukmu.

Teman, kau salah jika menganggap dirimu terbuang. Kau jelas harus bersyukur karena mendapatkan ucapan perpisahan terindah itu. Itu tandanya kau sangat berarti. Sementara banyak perpisahan yang terjadi dengan seribu tanya yang tak terjawab bahkan tanpa salam terakhir sekalipun. Itu yang membuatku tersenyum kemarin, kau tidak dibuang teman.

Kita hanya manusia yang berusaha sebaik mungkin menjalani suratan dan menempuh jalan yang sudah dtentukan. Kita tak boleh egois memaksakan suratan untuk selalu menuliskan nama kita ada di sana. Kita sudah  dewasa, bukan waktunya lagi bertanya “mengapa ?”. Kenyataan yang ada sudah menjawabnya, apapun rahasia di baliknya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MILO CUBE, Cukup Dibeli Sekali Kemudian Lupakan

Alkisah, gara-gara “salah pergaulan" saya dibuat penasaran dengan Milo Cube. Akhirnya saya ikutan-ikutan membeli Milo bentuk kekinian tersebut.   Milo Cube (dok. pri). Oleh karena agak sulit menemukannya di swalayan dan supermarket, saya memesannya melalui sebuah marketplace online . Di berbagai toko online Milo Cube dijual dengan harga bervariasi untuk varian isi 50 cube dan 100 cube. Varian yang berisi 100 cube yang saya beli rentang harganya Rp65.000-85.000.   Pada hari ketiga setelah memesan, Milo Cube akhirnya tiba di tangan saya. Saat membuka bungkusnya saya langsung berjumpa dengan 100 kotak mungil dengan bungkus kertas hijau bertuliskan “MILO” dan “ENERGY CUBE”. Ukurannya benar-benar kecil. Satu cube beratnya hanya 2,75 gram, sehingga totalnya 275 gram.   Milo Cube yang sedang digandrungi saat ini (dok. pri). "Milo Kotak", begitu kira-kira terjemahan bebas Milo Cube (dok. pri). Tiba saatnya unboxing . Milo Cube ini berupa bubu

Sewa iPhone untuk Gaya, Jaminannya KTP dan Ijazah

Beberapa waktu lalu saya dibuat heran dengan halaman explore instagram saya yang tiba-tiba menampilkan secara berulang iklan penawaran sewa iPhone. Padahal saya bukan pengguna iPhone. Bukan seorang maniak ponsel, tidak mengikuti akun seputar gadget, dan bukan pembaca rutin konten teknologi. iPhone (engadget.com). Kemungkinan ada beberapa teman saya di instagram yang memiliki ketertarikan pada iPhone sehingga algoritma media sosial ini membawa saya ke konten serupa. Mungkin juga karena akhir-akhir ini saya mencari informasi tentang baterai macbook. Saya memang hendak mengganti baterai macbook yang sudah menurun performanya. Histori itulah yang kemungkinan besar membawa konten-konten tentang perangkat Apple seperti iphone dan sewa iPhone ke halaman explore instagram saya. Sebuah ketidaksengajaan yang akhirnya mengundang rasa penasaran. Mulai dari Rp20.000 Di instagram saya menemukan beberapa akun toko penjual dan tempat servis smartphone yang melayani sewa iPhone. Foto beberapa pelanggan

Berjuta Rasanya, tak seperti judulnya

“..bagaimana caranya kau akan melanjutkan hidupmu, jika ternyata kau adalah pilihan kedua atau berikutnya bagi orang pilihan pertamamu..” 14 Mei lalu saya mengunjungi toko buku langganan di daerah Gejayan, Yogyakarta. Setiba di sana hal yang pertama saya cari adalah majalah musik Rolling Stone terbaru. Namun setelah hampir lima belas menit mencarinya di bagian majalah saya tak kunjung mendapatinya. Akhirnya saya memutuskan untuk berjalan-jalan menyusuri puluhan meja dan rak lainnya. Jelang malam saya membuka tas dan mengeluarkan sebuah buku dari sana. Bersampul depan putih dengan hiasan pohon berdaun “jantung”. Sampul belakang berwarna ungu dengan beberapa tulisan testimoni dari sejumlah orang. Kembali ke sampul depan, di atas pohon tertulis sebuah frase yang menjadi judul buku itu. Ditulis dengan warna ungu berbunyi Berjuta Rasanya . Di atasnya lagi huruf dengan warna yang sama merangkai kata TERE LIYE . Berjuta Rasanya, karya terbaru dari penulis Tere Liye menjadi buk