Langsung ke konten utama

KAHITNA PUNYA HATI

Aku masih punya hati, engkau pasti tahu itu.....mengapa kau diam, mengapa tak kau bicara.

Jangan pernah memperlakukan seorang pria “terlalu sederhana” , diam dan pergi begitu saja. Di dunia ini bukan hanya wanita yang perasaannya perlu dimengerti, pria juga punya hati. Itulah sekilas pesan yang coba KAHITNA sampaikan melalui tembang terbarunya AKU PUNYA HATI.

Lagu ini menjadi  salah satu single dalam album teranyar mereka yang baru akan dilaunching 15 September mendatang, bersamaan dengan gelaran Konser 25 Tahun Cerita Cinta KAHITNA di Jakarta Convention Center.

Masih mengangkat tema cinta pedih, KAHITNA kembali menyadap kisah cinta orang-orang di sekitar mereka hingga lahirlah tembang manis ini. Meski bercerita tentang kepedihan, KAHITNA membungkus lagu ini dengan aransemen yang  rancak. Distorsi gitar bahkan terdengar di beberapa bagian. Ditambah daya jelajah vokal ketiga vokalisnya yang sangat baik membuat lagu ini semakin manis.

Seperti apa lagu itu ?. Kemarin malam untuk pertama kalinya OZ Radio Bandung memutarkan lagu ini dalam program spesialnya menyambut konser KAHITNA. Bagi yang belum mendengarkan, simak dan dengarkan penggalan lagunya di sini :


Saat aku di sisimu, hatimu terasa jauh
Semua rasanya hampa, walau katamu banyak rindu
Perasaanku tak bisa dustai, tak seperti dulu lagi

Aku tak mau terus begini
Bila kau tak lagi sungguh-sungguh cinta aku
Walau hati ini tak sanggup lupakan dirimu
Kusadari aku yang harus pergi

Aku masih punya hati, engkau pasti tahu itu
Bila ku salah mengapa kau diam, mengapa tak kau bicara

Cinta ini masih tersimpan
Meski semua kini hanya hanyalah fatamorgana

Aku tak mau terus begini
Bila kau tak lagi sungguh-sungguh cinta aku
Walau hati ini tak sanggup lupakan dirimu
Kusadari aku yang harus pergi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MILO CUBE, Cukup Dibeli Sekali Kemudian Lupakan

Alkisah, gara-gara “salah pergaulan" saya dibuat penasaran dengan Milo Cube. Akhirnya saya ikutan-ikutan membeli Milo bentuk kekinian tersebut.   Milo Cube (dok. pri). Oleh karena agak sulit menemukannya di swalayan dan supermarket, saya memesannya melalui sebuah marketplace online . Di berbagai toko online Milo Cube dijual dengan harga bervariasi untuk varian isi 50 cube dan 100 cube. Varian yang berisi 100 cube yang saya beli rentang harganya Rp65.000-85.000.   Pada hari ketiga setelah memesan, Milo Cube akhirnya tiba di tangan saya. Saat membuka bungkusnya saya langsung berjumpa dengan 100 kotak mungil dengan bungkus kertas hijau bertuliskan “MILO” dan “ENERGY CUBE”. Ukurannya benar-benar kecil. Satu cube beratnya hanya 2,75 gram, sehingga totalnya 275 gram.   Milo Cube yang sedang digandrungi saat ini (dok. pri). "Milo Kotak", begitu kira-kira terjemahan bebas Milo Cube (dok. pri). Tiba saatnya unboxing . Milo Cube ini berupa bubu

Berjuta Rasanya, tak seperti judulnya

“..bagaimana caranya kau akan melanjutkan hidupmu, jika ternyata kau adalah pilihan kedua atau berikutnya bagi orang pilihan pertamamu..” 14 Mei lalu saya mengunjungi toko buku langganan di daerah Gejayan, Yogyakarta. Setiba di sana hal yang pertama saya cari adalah majalah musik Rolling Stone terbaru. Namun setelah hampir lima belas menit mencarinya di bagian majalah saya tak kunjung mendapatinya. Akhirnya saya memutuskan untuk berjalan-jalan menyusuri puluhan meja dan rak lainnya. Jelang malam saya membuka tas dan mengeluarkan sebuah buku dari sana. Bersampul depan putih dengan hiasan pohon berdaun “jantung”. Sampul belakang berwarna ungu dengan beberapa tulisan testimoni dari sejumlah orang. Kembali ke sampul depan, di atas pohon tertulis sebuah frase yang menjadi judul buku itu. Ditulis dengan warna ungu berbunyi Berjuta Rasanya . Di atasnya lagi huruf dengan warna yang sama merangkai kata TERE LIYE . Berjuta Rasanya, karya terbaru dari penulis Tere Liye menjadi buk

PERBEDAAN

Sejatinya tulisan ada karena sms seseorang yang masuk ke HP Nokia saya kemarin malam. Sebut saja Indah, nama sebenarnya, usianya yang lebih muda dari saya membuat kami beberapa kali terlibat perbincangan seperti halnya saudara. Beberapa hal ia ceritakan pada saya, yang paling sering soal asmaranya beserta segala macam bumbu seperti perkelahian antar wanita (berkelahi beneran), cinta segitiga dan sebagainya. Saya sering “terhibur”mendengar cerita-cerita itu darinya. Daripada menonton kisah sinetron, kisah Indah ini lebih nyata. Dan semalam dia mengirim sms bahagia. Bahagia dari sudut pandang dirinya karena usai jalinan asmara lamanya kandas dengan meninggalkan banyak kisah sinetron, kini ia mengaku bisa merasai lagi indahnya cinta. Sekali lagi cinta menurut sudut pandang dirinya. Namun rasanya yang ini begitu menggembirakan untuknya. Alasan pastinya hanya ia yang tahu, namun satu yang terbaca dari bunyi smsnya semalam adalah bahagia karena tembok perbedaan yang menjadi batas pem