Langsung ke konten utama

Ditelpon Yovie Widianto

Tentu bukan hal yang lumrah ketika di saat mudik semua orang rame-rame meninggalkan ibu kota, pulang menuju kampung halaman, tapi aku justru sebaliknya : “MUDIK KE JAKARTA”. Sebenarnya kata mudik tak tepat karena orang tuaku ada di Jawa Timur. Begitupun keluarga suamiku ada di sana. Lantas apa yang aku lakukan bersama keluarga dan anak-anakku dengan hijrah ke Jakarta selama musim mudik ini ??.

Terserah aku dong, namanya juga liburan..^^. Lagipula ada saudara kami di Jakarta. Jadi boleh dong sekali-kali tampil beda. *alibi

Jutaan sentimeter perjalanan kami tempuh dari Malang sampai Jakarta. Sungguh jarak yang teramat jauh. Apalagi kami mengendarai mobil sendiri. Tapi tak mengapa, bayangan apa yang akan aku lakukan di Jakarta nanti cukup membuat perjalanan panjang itu terasa menyenangkan, kecuali mungkin bagi putri kecilku.

Jauh sebelum berangkat aku punya misi pribadi sesampainya di ibu kota nanti. Satu misi suci, mengulang masa-masa muda..^^. Dan untuk itu aku ingin mengunjungi sebuah alamat di Jakarta Timur. Dan demi itu semua suamiku akan kuberdayakan untuk mengantarkanku sampai ke rumah itu. Tapi hanya mengunjungi. Aku malu kalau harus mampir, takut dan belum siap kalau-kalau di sana ketemu orang-orang itu..^^V.

Detik-detik yang dinanti pun tiba. Owh, sungguh tak pernah terbayangkan. Dan sukar diceritakan. Pokoknya..pokoknya..pokoknya..ah begitulah !!!. Suara di ujung telepon itu membuat hatiku meloncat-loncat. Kalau sedang bermain, hatiku mungkin bagaikan anak gadis sedang main loncat tali..^^. Darah dari jantungku mendadak mengalir deras seperti sungai kebagian banjir bandang.

Ketika BB ku berdering, sebuah nama yang terbaca di sana membuatku terkejut. Tapi apa yang terjadi setelah itulah yang membuat hatiku tadi meloncat. Suara laki-laki tadi segera berganti dengan suara laki-laki lain.

“Hai, apa kabar ?. Maaf lahir batin ya ?. Sudah ke mana saja di Jakarta ?. Ditunggu ya di konser besok ?. Datang kan ?.”

Owh sungguh bukan itu saja kata-kata yang melayang dari ujung teleponnya hingga sampai ke BB ku. Pokoknya banyak..tapi aku terlanjur amnesia!!. Saking senengnya!!. Dan  malah ingin pingsan. Aku urung mampir ke alamatnya, tapi malah orangnya yang menyapa ku !!!.
Tak penting apakah dia masih ingat atau tidak kalau dulu sekali aku dan dia juga pernah berfoto bersama saat bandnya tour ke Malang. Entah juga apa dia masih ingat kalau aku adalah gadis yang dulu menyatroni hotel tempatnya dan bandnya menginap sewaktu di kota Malang..^^.

Pokoknya idola yang satu ini benar-benar membuatku sesak nafas..^^. Juga membuatku tega sejenak “menyisihkan” suamiku yang hanya diam di sebelahku selama aku dan idolaku berbincang. Owh, entahlah, mungkin hati suamiku meracau, mengutuk dan menyumpahi semoga BB ku panas, rusak dan mati selamanya..!!^^.

Maafkan aku suamiku, aku juga dia hanya sebatas kagum, tak terucap cinta...^.^, di benakku hanya satu cinta, dan itu kamu...*.*mboissssssssss.

Dan terimakasih buat Mamang yang sudah jadi perantara aku dan idolaku. Terima kasih mas Yovie untuk perbincangan “mahal” nya kemarin. Semoga kelak kita bisa berbesan ya ???? ^^.

Sekarang aku pulang dengan senyum terus mengembang ala bintang iklan pasta gigi^^. Mission complete!!

*disadap dari cerita seorang dokter yang soulmateKAHITNA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MILO CUBE, Cukup Dibeli Sekali Kemudian Lupakan

Alkisah, gara-gara “salah pergaulan" saya dibuat penasaran dengan Milo Cube. Akhirnya saya ikutan-ikutan membeli Milo bentuk kekinian tersebut.   Milo Cube (dok. pri). Oleh karena agak sulit menemukannya di swalayan dan supermarket, saya memesannya melalui sebuah marketplace online . Di berbagai toko online Milo Cube dijual dengan harga bervariasi untuk varian isi 50 cube dan 100 cube. Varian yang berisi 100 cube yang saya beli rentang harganya Rp65.000-85.000.   Pada hari ketiga setelah memesan, Milo Cube akhirnya tiba di tangan saya. Saat membuka bungkusnya saya langsung berjumpa dengan 100 kotak mungil dengan bungkus kertas hijau bertuliskan “MILO” dan “ENERGY CUBE”. Ukurannya benar-benar kecil. Satu cube beratnya hanya 2,75 gram, sehingga totalnya 275 gram.   Milo Cube yang sedang digandrungi saat ini (dok. pri). "Milo Kotak", begitu kira-kira terjemahan bebas Milo Cube (dok. pri). Tiba saatnya unboxing . Milo Cube ini berupa bubu

Sewa iPhone untuk Gaya, Jaminannya KTP dan Ijazah

Beberapa waktu lalu saya dibuat heran dengan halaman explore instagram saya yang tiba-tiba menampilkan secara berulang iklan penawaran sewa iPhone. Padahal saya bukan pengguna iPhone. Bukan seorang maniak ponsel, tidak mengikuti akun seputar gadget, dan bukan pembaca rutin konten teknologi. iPhone (engadget.com). Kemungkinan ada beberapa teman saya di instagram yang memiliki ketertarikan pada iPhone sehingga algoritma media sosial ini membawa saya ke konten serupa. Mungkin juga karena akhir-akhir ini saya mencari informasi tentang baterai macbook. Saya memang hendak mengganti baterai macbook yang sudah menurun performanya. Histori itulah yang kemungkinan besar membawa konten-konten tentang perangkat Apple seperti iphone dan sewa iPhone ke halaman explore instagram saya. Sebuah ketidaksengajaan yang akhirnya mengundang rasa penasaran. Mulai dari Rp20.000 Di instagram saya menemukan beberapa akun toko penjual dan tempat servis smartphone yang melayani sewa iPhone. Foto beberapa pelanggan

Berjuta Rasanya, tak seperti judulnya

“..bagaimana caranya kau akan melanjutkan hidupmu, jika ternyata kau adalah pilihan kedua atau berikutnya bagi orang pilihan pertamamu..” 14 Mei lalu saya mengunjungi toko buku langganan di daerah Gejayan, Yogyakarta. Setiba di sana hal yang pertama saya cari adalah majalah musik Rolling Stone terbaru. Namun setelah hampir lima belas menit mencarinya di bagian majalah saya tak kunjung mendapatinya. Akhirnya saya memutuskan untuk berjalan-jalan menyusuri puluhan meja dan rak lainnya. Jelang malam saya membuka tas dan mengeluarkan sebuah buku dari sana. Bersampul depan putih dengan hiasan pohon berdaun “jantung”. Sampul belakang berwarna ungu dengan beberapa tulisan testimoni dari sejumlah orang. Kembali ke sampul depan, di atas pohon tertulis sebuah frase yang menjadi judul buku itu. Ditulis dengan warna ungu berbunyi Berjuta Rasanya . Di atasnya lagi huruf dengan warna yang sama merangkai kata TERE LIYE . Berjuta Rasanya, karya terbaru dari penulis Tere Liye menjadi buk