Langsung ke konten utama

Postingan

Bersama TCASH Mengupayakan Kebaikan dan Kebahagiaan

Hari Kamis, 25 Mei 2018, saya terbangun pukul 02.20 WIB. Sudah menjadi kebiasaan selama bulan Ramadan saya bangun sebelum pukul 03.00 WIB agar tidak terlambat sahur. Berdonasi lewat TCASH Wallet (dok. pri). Namun, pagi itu sedikit berbeda. Keinginan yang pertama kali melintas saat bangun pagi itu bukan makan sahur, tetapi mengikuti penjualan cepat ( flash sale ) smartphone yang diadakan oleh sebuah situs e-dagang. Malam sebelumnya saya sudah berjanji kepada kakak perempuan saya untuk membelikan smartphone baru. Penjualan cepat dengan potongan harga yang akan berlangsung pukul 00.00-03.00 WIB segera menjadi incaran. Kebetulan merek smartphone yang ditawarkan sesuai dengan keinginan kakak. Ketika bersiap mengikuti penjualan cepat, paket internet saya ternyata telah berakhir pada 24 Mei pukul 23.59 WIB. Itu saya sadari saat membuka sms dari operator yang masuk ke nomor saya 082135XXXXXX. Sejenak kebingungan melanda. Tanpa paket internet bagaimana bisa saya membeli smartphone...

Mencecap "Sang Pisang" Dari Kaesang

Menjelang sore, tiba-tiba ingin menikmati cemilan. Teringat pernah makan naget pisang. Jadilah saya memutuskan membuka aplikasi Gojek di smartphone . Pada fitur GoFood saya mencari Sang Pisang milik anak Jokowi, Kaesang Pangarep. Naget pisang "Sang Pisang" (dok. pri). Di aplikasi GoFood satu kotak Sang Pisang berisi 10 naget pisang dihargai Rp25.000, belum termasuk topping tambahan. Sementara jasa antarnya Rp13.000. Harga total yang lumayan mahal itu membuat saya beralih untuk mencoba GrabFood. Di aplikasi GrabFood sekotak Sang Pisang ternyata dihargai lebih murah, yaitu Rp22.000 dan biaya pengantarannya hanya Rp3000. Selisih yang cukup mencolok dengan GoFood. Saya pun akhirnya memesan melalui GrabFood dan segera diterima oleh seorang pengemudi Grab dengan perkiraan waktu pengiriman 40 menit. Lumayan lama, tapi tak mengapa. Kemasan "Sang Pisang" (dok. pri). Katanya #BUKANKUEARTIS (dok. pri). Sang Pisang ternyata tiba 20 menit lebih cepat dari...

KAHITNA di Mocosik Festival: Mengungkit Cinta (yang) Sudah Lewat

Panggung Mocosik Festival 2018 di Jogja Expo Center berhenti sejenak pada Jumat (20/4/2018) malam. Sorot lampu yang sebelumnya gemerlap saat Rio Febrian tampil, menjadi redup. Suara musik sejenak tak terdengar, digantikan oleh celoteh duo MC mengisi senjang waktu.  Tapi itu hanya berlangsung beberapa menit. Pukul 21.30 suasana kembali menghangat. Penonton yang semula duduk istirahat di lantai dan menepi ke baris belakang merangsek maju berusaha mencapai jarak terdekat dengan muka panggung saat nama KAHITNA disebut. Panggung KAHITNA di Mocosik Festival 2018 (dok. pri). Panggung berpendar lagi bersamaan layar LED di belakang menampilkan gambar KAHITNA. Seru penonton tak terbendung kala personel KAHITNA yang dipimpin Yovie Widianto muncul untuk segera mengambil alat musiknya masing-masing.  Tapi KAHITNA baru enam orang. Tiga vokalisnya belum terlihat. Lalu tiba-tiba terdengar suara menggoda. ”Are you ready?”, sapa vokalis Mario yang segera disambut penonton p...

Mengintip LGBT di Yogyakarta

Akhir-akhir ini LGBT kembali ramai diperbincangkan di Indonesia. Bahkan, menjadi isu nasional yang bermuatan politis.  LGBT adalah sebutan untuk kaum non-heteroseksual yaitu lesbi, gay, biseksual dan transgender.  Selama ini LGBT mendapat stigma yang buruk di tengah masyarakat. Orientasi seksual dan penyimpangan perilaku mereka dianggap sangat tidak pantas, dicap hitam, bahkan dianggap sebagai penyakit sosial yang membahayakan. Kaum LBGT pun mengalami diskriminasi yang nyata.  Tak sedikit dari mereka terasing dari keluarga dan lingkungan asalnya. "Seorang transmen atau pria trans sekaligus pegiat LSM LGBT tampil dalam  pertunjukkan 100% Yogyakarta pada Oktober 2015. Beberapa waktu lalu sebelum  ramai menjadi isu politis, LGBT diperbincangkan lewat suara-suara dan pandangan dari lingkungan istitusi pendidikan.  Pandangan-pandangan itu pun menimbulkan kontroversi. Misalnya, pernyataan Menristekdikti yang menyebutkan LGBT dilarang mas...

Soedirman, Buku yang Miskin Cerita

Soedirman adalah salah satu ikon utama perjuangan nasional bangsa Indonesia. Jenderal Besar yang lahir di Purbalingga, Jawa Tengah ini barangkali adalah gambaran lengkap dari seorang patriot dan pahlawan.  Buku "Soedirman" (dok. pri). Sayangnya, buku "Soedirman" dari penerbit Araska yang baru saya baca ini tidak berhasil merangkai profil kebesaran sang Jenderal secara menarik dan megah. Meski di bawah judul "Soedirman" terdapat keterangan "Riwayat Hidup, Perjuangan dan Kisah Cinta Sang Jenderal", tapi  buku ini seperti kekurangan bahan untuk menceritakan  hal-hal tersebut. Selain kurang mendalam, beberapa informasi dalam buku ini juga kurang akurat. Inkonsistensi mengenai beberapa hal tentang Soedirman membuat pembaca bingung. Ditambah banyak kalimat yang susunannya tidak tepat. Buku ini terlalu banyak mengulang-ngulang hal yang sama melalui kalimat-kalimat dan paragraf-paragraf yang dimunculkan beberapa kali. Bahkan ada sekita...

Asal-usul dan Sejarah Orang Jawa: Sampul yang Tak Sesuai Isi

Jangan menilai buku dari sampulnya. Sebuah ungkapan yang sudah berlaku umum sebagai petuah atau pedoman bagi kita agar tak mudah menilai sesuatu hanya dari kesan sesaat terhadap tampilan luar. Biasanya ini berlaku sebagai peringatan agar kita tak gegabah memandang kepribadian orang jika belum mengenalnya lebih dekat. Namun, kali ini yang saya bicarakan adalah tentang buku itu sendiri. Saya baru saja membaca  buku berjudul "Asal-usul & Sejarah Orang Jawa" yang diterbitkan penerbit Araska. Dalam urusan membaca buku, saya adalah pembaca yang cenderung cepat menyukai atau juga cepat tidak menyukai sebuah buku setelah sampai pada 10-20 halaman pertamanya. Gairah saya dalam menuntaskan membaca buku sangat ditentukan oleh apa yang saya rasakan dan saya temukan dari halaman-halaman pertamanya. Dan, saat membaca buku "Asal-usul & Sejarah Orang Jawa" ini saya mendapati bahwa minat saya untuk meneruskan halaman-halaman berikutnya telah jauh berkurang. Meski p...

Penting! Penjelasan Indosat Ooredoo Tentang Pulsa dan Kuota Internet Pelanggan yang Sering Hilang

Pada Rabu, 14 Maret 2018, sehari sebelum peringatan Hari Hak Konsumen Sedunia, saya duduk bersama dan bertemu empat mata dengan M. Bair, Manajer Digital Care   (Indosat Care) Indosat Ooredoo untuk membicarakan sekaligus menyelesaikan permasalahan mengenai hilangnya pulsa dan kuota internet yang saya alami pada Januari, Februari, dan Maret 2018.   Secara rinci hal itu sudah saya tuliskan di sini. Indosat Ooredoo (dok. pri). Pertimbangan bahwa kejadian seperti ini tidak hanya terjadi satu atau dua kali, telah mendorong saya untuk mengambil langkah sedikit lebih serius dalam mempertanyakan bagaimana Indosat Ooredoo menangani aduan-aduan dan bagaimana mereka mengambil tanggung jawab atas kerugian-kerugian yang dialami pelanggan seperti saya. Oleh karena itu, saya mengapresiasi terlaksananya pertemuan sebagai bagian dari penyelesaian masalah. Sebelum pertemuan terjadi, aduan dan keluhan saya telah diterima Indosat Care yang kemudian mengembalikan pulsa dan kuota...

Menjelang Sunset di Bukit Lintang Sewu

“Selamat datang di Lintang Sewu, bagaimana jalan-jalannya?” , sapa Purwo Harsono, seorang pegiat pengembangan wisata lokal di Kecamatan Dlingo, menyambut saya di puncak Lintang Sewu sore itu. Waktu sudah menunjukkan pukul 16.30 dan suasana tidak begitu ramai sehingga ketenangan yang melenakan sangat terasa. Saya pun segera membebaskan diri untuk menikmati tempat ini. Panorama di hadapan Bukit Lintang Sewu (dok. pri). Lintang Sewu adalah spot wisata berupa bukit di Desa Muntuk, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk mencapai Lintang Sewu tidaklah terlalu sulit karena akses jalan yang menghubungkan Kecamatan Dlingo dengan Kota Yogyakarta maupun Gunungkidul relatif baik.   Jarak Lintang Sewu dari pusat kota Yogyakarta sekitar 35 km. Hanya saja tidak ada transportasi umum yang mengantar langsung mencapai ke lokasi. Menggunakan kendaraan pribadi baik mobil maupun sepeda motor atau menyewanya dari layanan jasa transportasi akan lebih mudah ...