Umurnya belum genap satu bulan, tapi si kecil ini sukses membuat orang –orang di sekitarnya menahan kantuk semalaman, memaksa mereka terjaga oleh serangkaian “aktivitasnya” yang tidak menentu namun pasti. Menangis minta susu, rewel popoknya basah hingga “berteriak” seolah tak ingin dibiarkan sendiri tanpa diajak ngobrol. Oh Tuhan, padahal dia sendiri belum bisa ngomong. Semua permintaannya diungkapkan lewat isyarat universal yang kadang mengagetkan kami semua. Isyarat tangisan.
Si Kecil Rempong, saya memanggilnya demikian. Sekedar nama untuk menyebutnya secara spontan. Si Kecil Rempong, semalam sukses membuat saja terjaga dan harus rela tidur hanya satu jam. Dan itu artinya sukses juga membuat mata saya pedas dan gatal sampai sekarang. Bayangkan saja, dari semalam hingga pagi menjelang, si kecil itu tak jua memejamkan matanya. Bahkan tengah malam hingga dini hari, bukannya tenang, si kecil malah semakin aktif. Dan sepanjang itu pula ada-ada saja “permintaannya”. Entah berapa kali dia minta susu, entah berapa popok diganti, entah berapa kali juga Ibu harus “meracau” seolah berusaha mengajak ngobrol si kecil biar dia tenang. Selama itu pula saya menyaksikan betapa Ibu dengan sabar menjaga dan menyediakan kebutuhan si kecil ini, cucu pertamanya.
Namun sepanjang itu pula dia membuat saya tertawa dengan tingkahnya. Bahkan ketika menangis pun dia mengundang senyum. LUCU. Si Kecil Rempong itu sungguh lucu. Mulai dari gayanya waktu menguap, sampai aksinya ketika berusaha melepaskan diri dari balutan kain jarik yang membuat kaki dan tangannya tak bisa bergerak. Tubuhnya yang kecil meliuk-liuk, diiringi rengekan seolah berkata : “lepaskan akuww..lepaskan !!!!”.
Belum lagi kalau dia sedang rewel minta susu. Karena terlalu seringnya minta susu, ada kalanya ibu tak langsung memberinya susu. Namun kalau sudah begini, aksinya pun kembali mengundang rawa. Si Kecil Rempong itu menggigit tangannya sendiri dan memperlakukannya seolah itu dot susu miliknya. Bukan hanya tangannya saja, jari kelingking saya pun sempat disangkanya botol susu.
Saat ini, saat saya menulis ini, si kecil baru saja mandi. Dia dimandikan seseorang yang oleh ibu dipanggil “eyang”. Bukan nenek, tapi orang yang dikenal terampil memijat bayi dan membuat ramuan-ramuan tradisional Jawa untuk dioleskan ke tubuh. Alhasil tubuh si kecil sore ini beraroma macam jamu.
Si Kecil Rempong, bayi lelaki bernama Abhirama Aqeela Arya Ahnaf, keluarga baru di keluarga kami yang lahir pada bulan Ramadhan ini. Cucu pertama di keluarga kami. Si Kecil yang akhirnya membuat saya resmi menjadi sebagai seorang........................Paman.
Komentar
Posting Komentar