Langsung ke konten utama

Catatan Ramadhan. 1 : Rumah Sakit (lagi)

Menjelang 1 Ramadhan 1432 H. Minggu kemarin, tanpa terduga aku berada lagi di tempat yang sama dengan saat tahun lalu aku memulai puasa. Tak ada yang berbeda, lorong itu, lantai keramiknya, parkir mobil dan motor, bahkan kamar-kamar itu semuanya menyatu menjadi sebuah slide berjalan, terputar kembali di hadapku. RS. Sardjito.

Aku ingat betul bagaimana dulu, setahun kemarin, seminggu menjelang Ramadhan berada di tempat ini. Ketika mbah Tarwin sakit dan terus berlanjut hingga Ramadhan berlangsung. Siang aku menjenguknya. Berjalan dari kampus. Sore datang lagi dan beberapa kali ikut berbuka dengan keluarganya.

Skenario dari atas. Itu yang bisa kumengerti waktu itu. Dalam perjalanannya satu lagi orang terkasih yang lain tak sengaja “kutemukan” di tempat itu, di kamar yang berbeda. Berbaring lemah juga. Menjelang berbuka puasa. Memandang wajah sayunya, aku merenung. Melihatnya merana, ternyata dia tak pernah merana. Aku tak menghitung hari, berapa lama malam yang kuhabiskan di bangsal RS itu setahun kemarin. Yang kutahu, sepertiga Ramadhan terakhir aku masih di situ.

Dan kemarin, ingatan-ingatan itu kembali berputar. Melintas jelas di mataku. Benar-benar seperti kumpulan slide yang terang menunjukkan cerita-cerita apa yang pernah terjadi di sana setahun kemarin. Aku menatap ke atas. Di kamar lantai 3 itu dulu mbah Tarwin dirawat selama 3 pekan. Beliau kemudian pergi dengan tenang. Allah memanggilnya sepekan menjelang Lebaran.

Lalu aku berjalan melewati sebuah lorong. Berhenti pada langkah yang keberapa. Menatap sebuah kamar lain. Di sana 2 pekan lebih aku pernah terlibat dalam sebuah cerita. Bukan cerita untukku. Aku saja yang tak tahu diri ada di sana. Tak tahu malu. Dia lalu  pergi, pergi menggapai kebahagiaannya. Sederhana sekali.

Siang hari ini, dalam kekalutan karena hari yang tak mengenakkan di dalam laboratorium, kabar itu datang. Mba masuk rumah sakit. Entah jalinan cerita apa lagi yang akan disuratkan oleh yang di atas padaku. Semoga mba selalu mendapat kemudahan dan keselamatan. Semoga keluargaku selalu menjadi orang-orang yang dilindungi dan dirahmati oleh Nya, dalam naungan dan kesehatan. Bahkan jika itu diberikan olehNya lebih besar dari yang dia beri padaku.

1 Ramadhan 1432 H. Aku berdiri, lalu melangkah dan melewati lorong itu kembali. Lorong yang sama yang setahun kemarin selalu kutapaki dengan senyuman. Kini ?. Aku biasa saja berjalan. Menatap bintang yang kejauhan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MILO CUBE, Cukup Dibeli Sekali Kemudian Lupakan

Alkisah, gara-gara “salah pergaulan" saya dibuat penasaran dengan Milo Cube. Akhirnya saya ikutan-ikutan membeli Milo bentuk kekinian tersebut.   Milo Cube (dok. pri). Oleh karena agak sulit menemukannya di swalayan dan supermarket, saya memesannya melalui sebuah marketplace online . Di berbagai toko online Milo Cube dijual dengan harga bervariasi untuk varian isi 50 cube dan 100 cube. Varian yang berisi 100 cube yang saya beli rentang harganya Rp65.000-85.000.   Pada hari ketiga setelah memesan, Milo Cube akhirnya tiba di tangan saya. Saat membuka bungkusnya saya langsung berjumpa dengan 100 kotak mungil dengan bungkus kertas hijau bertuliskan “MILO” dan “ENERGY CUBE”. Ukurannya benar-benar kecil. Satu cube beratnya hanya 2,75 gram, sehingga totalnya 275 gram.   Milo Cube yang sedang digandrungi saat ini (dok. pri). "Milo Kotak", begitu kira-kira terjemahan bebas Milo Cube (dok. pri). Tiba saatnya unboxing . Milo Cube ini berupa bubu

Sewa iPhone untuk Gaya, Jaminannya KTP dan Ijazah

Beberapa waktu lalu saya dibuat heran dengan halaman explore instagram saya yang tiba-tiba menampilkan secara berulang iklan penawaran sewa iPhone. Padahal saya bukan pengguna iPhone. Bukan seorang maniak ponsel, tidak mengikuti akun seputar gadget, dan bukan pembaca rutin konten teknologi. iPhone (engadget.com). Kemungkinan ada beberapa teman saya di instagram yang memiliki ketertarikan pada iPhone sehingga algoritma media sosial ini membawa saya ke konten serupa. Mungkin juga karena akhir-akhir ini saya mencari informasi tentang baterai macbook. Saya memang hendak mengganti baterai macbook yang sudah menurun performanya. Histori itulah yang kemungkinan besar membawa konten-konten tentang perangkat Apple seperti iphone dan sewa iPhone ke halaman explore instagram saya. Sebuah ketidaksengajaan yang akhirnya mengundang rasa penasaran. Mulai dari Rp20.000 Di instagram saya menemukan beberapa akun toko penjual dan tempat servis smartphone yang melayani sewa iPhone. Foto beberapa pelanggan

Berjuta Rasanya, tak seperti judulnya

“..bagaimana caranya kau akan melanjutkan hidupmu, jika ternyata kau adalah pilihan kedua atau berikutnya bagi orang pilihan pertamamu..” 14 Mei lalu saya mengunjungi toko buku langganan di daerah Gejayan, Yogyakarta. Setiba di sana hal yang pertama saya cari adalah majalah musik Rolling Stone terbaru. Namun setelah hampir lima belas menit mencarinya di bagian majalah saya tak kunjung mendapatinya. Akhirnya saya memutuskan untuk berjalan-jalan menyusuri puluhan meja dan rak lainnya. Jelang malam saya membuka tas dan mengeluarkan sebuah buku dari sana. Bersampul depan putih dengan hiasan pohon berdaun “jantung”. Sampul belakang berwarna ungu dengan beberapa tulisan testimoni dari sejumlah orang. Kembali ke sampul depan, di atas pohon tertulis sebuah frase yang menjadi judul buku itu. Ditulis dengan warna ungu berbunyi Berjuta Rasanya . Di atasnya lagi huruf dengan warna yang sama merangkai kata TERE LIYE . Berjuta Rasanya, karya terbaru dari penulis Tere Liye menjadi buk