2 Juni 2013, lalu lintas Malioboro nyaris
“lumpuh”. Puluhan orang polisi dan pengamanan swadaya tampak berjaga-jaga dan
menutup separuh ruas jalan di landmark kota Jogja ini. Sementara suasana sudah
sangat ramai. Beberapa orang saling serang, tangkis dan hantam. Beberapa macam
senjata seperti pedang, pisau, tongkat dan ruyung kadang mereka keluarkan. Duel
satu lawan satu pun terjadi. Beberapa bahkan harus menerima dikeroyok sejumlah
orang berseragam khas. Tak hanya laki-laki, wanita pun terlibat duel dan saling
banting. Sesekali bantingan itu tampak cukup keras menimpa aspal jalan hingga
menimbulkan bunyi “bug!!”. Anehnya tak ada satu orang pun termasuk polisi yang
mau dan berani melerai. Mereka justru bertepuk tangan pertarungan yang sedang
terjadi selama berjam-jam itu. Apa yang terjadi di Yogyakarta?.
Rupanya pertarungan dan duel-duel tadi adalah
bagian dari pertunjukkan yang hari ini digelar di sepanjang Jalan Malioboro.
Hari ini “Pencak Maioboro Festival”
digelar secara kolosal dan spektakuler melibatkan
hampir 5000 orang dari 6 negara. Sesuai namanya mereka menggelar
pertunjukkan seni bela diri pencak silat di jalanan itu. Hasilnya Jalan
Malioboro ditutup mulai pukul 13.00 hingga jelang pukul 18.00.
Ratusan
perguruan bela diri pencak silat dan yang sejenis dari Indonesia, Thailand,
Malaysia, Italia hingga Amerika Serikat ambil bagian di event yang
membuat Malioboro hari itu menjadi lautan manusia dengan seragam aneka warna. Panji
dan bendera dengan aneka logo perguruan juga berkibar di ujung jalan Malioboro.
Para pendekar dari segala usia, mulai dari
anak-anak hingga orang tua, baik wanita maupun laki-laki, semua mempertontonkan
permainan pencak silat sesuai gaya dan aliran perguruan masing-masing.
Sepanjang itu pula penonton dibuat kagum dan sesekali berterika ketika ada
orang yang dibanting ke aspal, dihantam menggunakan batu bahkan diserang dengan
pedang.
Pendekar Cantik
Cantik, Bukan Ku Ingin Mengganggumu...
Di Pencak Malioboro Festival, masyarakat
ditunjukkan betapa banyaknya aliran dan gaya pencak silat yang dimiliki oleh
Indonesia. berbagai gaya pencak silat ditampilkan baik secara individu, duel
maupun rampak. Keindahan pencak silat dengan
iringan musik yang dimainkan langsung sesuai gaya dan aliran bela diri yang
ditampilkan membuat Pencak Malioboro Festival ini semakin istimewa.
Duel Para Pendekar Betawi
Duel Para Pendekar Tanah Sunda
Dramatis!
Pertarungan "Curang" Menggunakan Batu Besar
Pendekar Cilik
Pencak adalah “permainan” atau keahlian
menangkis, mengelak dan sejenisnya. Istilah Pencak populer disandingkan dengan
Silat sebagai “Pencak Silat”, seni bela diri asli Melayu. Pada perkembangannya
Pencak Silat sangat identik dengan Indonesia dari kemudian mulai menyebar ke
banyak negara hingga akhirnya pencak silat menjadi salah satu bentuk bela diri
yang mendunia.
Bela Diri Tangan Kosong Merpati Putih
Pencak Silat Italia
Namun sesungguhnya ada perbedaan makna antara
“Pencak” dan “Silat”. Menurut Oong Maryono, Silat adalah intisari pencak yakni
membela diri secara fisik dan tidak
untuk pertunjukkan. Silat adalah
sebuah kepandaian berkelahi dengan ketangkasan menyerang untuk membela
diri. Dengan demikian sebagai permainan,
pencak lebih mengedepankan unsur seni dan penampilan keindahan gerakan,
sementara Silat adalah bela diri dalam pertarungan. Sementara menurut Kamus
Besa Bahasa Indonesia, Pencak Silat berarti keterampilan pertahanan diri yang
mempekerjakan kemampuan untuk membela diri, menangkis serangan dan akhirnya
menyerang musuh, dengan atau tanpa senjata.
Rampak Pencak, Pertunjukan Kolosal yang Menarik
Menyaksikan Pencak
Malioboro kita pantas bangga karena memiliki Pencak Silat sebagai bagian dari
warisan budaya dan identitas Nusantara yang tak hanya dijunjung tinggi di
negeri sendiri tapi juga dikagumi dan dipelajari oleh orang dari berbagai
negara.
hihihi terimakasih pak hendra sudah blng sy cantik :P
BalasHapushai Eka, memang aksinya tempo hari menarik dan cantik kok, hehe
Hapus