Langsung ke konten utama

26 TAHUN KAHITNA. Cerita soulmateKAHITNA 1.

Bagi sebuah grup band, kehadiran penggemar selalu berarti baik saat di atas panggung maupun tidak. Keberadaan mereka bahkan sering ikut menentukan keberlangsungan sebuah grup band. Penggemar adalah salah satu alasan bagi sebuah grup  untuk terus berkarya. Tak hanya jadi penyemangat, penggemar bisa menghadirkan insipirasi.

Demikian juga dari sisi penggemar, sosok idola bisa mempunyai banyak arti. Idola bisa menghadirkan semangat, jadi panutan, inspirasi bahkan tak jarang jadi candu yang sering membuat seseorang bisa melakukan sebuah “kenekatan” hanya demi idola. Karena idola seseorang mau bermimpi. Karena idola pula sebuah mimpi yang kelihatan jauh di awan berubah jadi nyata di depan mata.
KAHITNA, salah satu grup band terbesar yang pernah dilahirkan rahim musik Indonesia pun memiliki penggemar sendiri. Penggemar mereka  dikenal dengan sebuah nama yang cantik terdengar yakni “soulmateKAHITNA”. Sebaran soulmateKAHITNA tak cuma dalam batas ruang atau daerah, namun juga rentang waktu dan usia yang lebar. Dari anak-anak sekolahan dan ABG masa kini hingga mantan ABG di masa lalu. Kenyataanpun tak bisa diingkari kalau selama 26 tahun perjalanan KAHITNA telah memberi kesan jejak yang membekas di hati dan ingatan penggemarnya. Salah satunya seperti cerita berikut ini :

“Sejujurnya, aku baru benar-benar menggilai KaHitNa sekitar 4 tahun yang lalu.  Meskipun sebelumnya sudah sering mendengarkan dan menyukai musik-musik mereka plus dengan kata-katanya yang selalu bikin mengawang-awang, tapi tak pernah sedikitpun terbayangkan kalau akhirnya akan jatuh hati dengan sangat dengan mereka.  Aku bukan tipe orang yang menyukai satu musik tertentu saja, karena buatku musik adalah denyut nadi kehidupan, jadi selama enak didengar di kuping pasti aku lahap dengan senang hati pula.
Jangan pernah tanyakan padaku, berapa banyak kaset atau CD Kahitna yang sudah aku miliki, karena aku baru bisa membeli CD musik mereka baru-baru ini saja.  Buatku, mengagumi mereka tidak harus dengan cara memiliki semua album musiknya.  Bukan apa-apa sih, memang dulu gak pernah bisa terbeli.... gak ada duitnya. Hahaha.... Kalau sekarang kan sudah punya penghasilan sendiri, jadi bisa beli sendiri tanpa mengganggu orang tua.  Lagipula, kalau dulu merasa tidak punya teman dengan kesukaan musik yang sama, tapi kalau sekarang....waaaaaaw...menyenangkan, temennya banyak.
Tapi buatku yang terpenting bukan berapa banyak album yang aku miliki.  Kekagumanku pada mereka lebih dari sekedar menyukai musiknya, tapi lebih pada ‘personality’ yang mereka miliki.  Bagaimana tidak, dengan sekumpulan orang sebanyak itu (9 orang boo’...) masih bisa bertahan sampai sejauh ini.  Aku bukan tipe orang yang gampang jatuh hati.  Tapi dengan yang satu ini, aku sungguh-sungguh sudah jatuh hati dan ingin banyak belajar banyak hal tentang kebersamaan mereka.
Kebayang gak sih, menyatukan 9 jiwa dengan 9 karakter yang berbeda dan mampu bertahan sampai sejauh ini, 26 tahun. Ckckckck... So hard and long long long journey. Aku aja mau menyatukan 3-4 orang personil aja susahnya minta ampun. Tapi memang kalau tidak atas Kehendak Allah, semuanya memang tidak akan mungkin terjadi ya...
Coba bayangkan aja, 9 orang dengan karakter yang berbeda tapi satu sama lain bisa saling menghormati, satu sama lain bisa saling menghargai dan mengisi. Aku selalu membayangkan, kalau salah satu ada yang lagi bad mood atau lagi ngambek, yang lain pasti ada yang berusaha mengembalikan moodnya lagi. Atau paling nggak mengalah sebentar sampai moodnya bagus lagi. Hehehe...bener gak seeh...? Bagaimana coba, kalau semuanya ingin jadi yang terdepan, dan nggak ada yang mau ngalah, waaaah....pasti sudah berantakan dari dulu tuh.
Kemudian tentang mas Yovie, yang dianggap sebagai pentolan grup ini, menurutku dia orang yang sangat bijak, bisa dan mau memahami dirinya sendiri dan orang lain.  Paham kalau dia tidak bisa nyanyi, dia tidak pernah memaksakan diri untuk menyanyikan lagunya sendiri.  Dan aku pikir, itu pilihan yang sangat bijak, sudah mengerti peran yang tepat untuknya ada dimana.  Tidak seperti yang lain, mentang-mentang bisa bikin lagu sendiri, meskipun suaranya pas-pasan, tetep aja memaksakan diri buat nyanyi. Fyuuuh...menyebalkan. (Loh...kok malah ngomongin yang lain. Hehehe....ups, sorii...). Tapi itu tidak terjadi pada mas Yovie.  Really nice person... (Hidup mas Yoviiiiie...!!!)
Ingat ketika terjadi ‘something wrong’ dengan kang Hedi Yunus di masa lalu... (duuuh...jadi deg-degan niih menyebutkan nama yang satu ini. Hahaha....lebay.com). Hmmmm....dengan bijaknya, mas Yovie dkk tidak mengeluarkannya dari Kahitna, bahkan diberi kesempatan untuk ‘sembuh’ kemudian dirangkul kembali dalam ‘keluarga’ Kahitna ini.  Well, tidak ada manusia yang tidak pernah melakukan kesalahan kan, no body’s perfect, di sinilah sisi humanis kelompok ini semakin terlihat.  Tampil apa adanya, tidak berpura-pura, tanpa berusaha mengesankan image yang baik.  Tapi justru dengan kejujuran ini, semakin membuatku simpatik dan jatuh hati pada group yang satu ini.
Aku tidak pernah menyangka dan tidak pernah terbayangkan sebelumnya, bisa bertemu langsung dengan mereka.  Tapi itu terjadi, teman.... Dulu, teman-temanku bilang bahwa untuk bisa bertemu mereka hanya impian belaka.  Tapi sekarang aku bisa bilang ke mereka, bahwa impian itu bisa diraih selama kita mau mengusahakannya.  Dan satu hal yang terpenting dari semua ini, aku sangat yakin, bahwa setiap peristiwa di muka bumi ini, sekecil apapun, sudah diatur oleh Allah, Tuhan Semesta Alam. Demikian juga dengan pertemuanku dengan KaHitNa, dengan Mang Anwar, yang semula hanya bisa berbincang lewat fb dan sms, ternyata berada di depan mata.  Dengan Andrie, si pendiam dan culun, dengan mas Bambang dan mas Harri, yang menurutku pendiam juga, tak ku sangka bisa bertatap muka dengan mereka. Dengan mas Dody, yang semula hanya bisa ikut komen2 di fbnya, ternyata ada di depan mata. Dengan Mario, si enerjik dan lucu, serasa ketemu sama adik sendiri deh.... (hahaha...sok akrab). Dengan mas Budi, gak nyangka ternyata orangnya lucu, tadinya kirain serius. Dengan Carlo, yang kalem dan baik hati. Dengan kang Hedi, yang ceriwis, duuuuh.... sampe speechless, gak tahu apa yang harus diomongin, padahal dianya mah udah ramaaaaah pisan. (sorii...ya, kang. Bukan maksud hatiku tak berbincang denganmu. Maunya sih ngobrol banyak, apa daya lidahku kelu dan membisu. *halaaaah....kumat lebaynya*). Yang terakhir dengan mas Yovie, meskipun cuma sebentar, tapi engkau sudah baik pada kami.  Thank’s for all of you... Terima kasih sebanyak-banyaknya atas pertemuan yang indah itu.  Aku berharap, semoga suatu hari nanti kita bisa bertemu lagi, dan bisa berbincang tentang banyak hal.  Buat para Soulmate Kahitna, saya bahagia telah dipertemukan dengan kalian. Saya berharap, kita bisa menjadi satu ‘keluarga’ seperti halnya KaHitNa dan bukan hanya sekedar pertemanan di dunia maya”.  (Mitta Hermawati – Kudus/2012)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MILO CUBE, Cukup Dibeli Sekali Kemudian Lupakan

Alkisah, gara-gara “salah pergaulan" saya dibuat penasaran dengan Milo Cube. Akhirnya saya ikutan-ikutan membeli Milo bentuk kekinian tersebut.   Milo Cube (dok. pri). Oleh karena agak sulit menemukannya di swalayan dan supermarket, saya memesannya melalui sebuah marketplace online . Di berbagai toko online Milo Cube dijual dengan harga bervariasi untuk varian isi 50 cube dan 100 cube. Varian yang berisi 100 cube yang saya beli rentang harganya Rp65.000-85.000.   Pada hari ketiga setelah memesan, Milo Cube akhirnya tiba di tangan saya. Saat membuka bungkusnya saya langsung berjumpa dengan 100 kotak mungil dengan bungkus kertas hijau bertuliskan “MILO” dan “ENERGY CUBE”. Ukurannya benar-benar kecil. Satu cube beratnya hanya 2,75 gram, sehingga totalnya 275 gram.   Milo Cube yang sedang digandrungi saat ini (dok. pri). "Milo Kotak", begitu kira-kira terjemahan bebas Milo Cube (dok. pri). Tiba saatnya unboxing . Milo Cube ini berupa bubu

Sewa iPhone untuk Gaya, Jaminannya KTP dan Ijazah

Beberapa waktu lalu saya dibuat heran dengan halaman explore instagram saya yang tiba-tiba menampilkan secara berulang iklan penawaran sewa iPhone. Padahal saya bukan pengguna iPhone. Bukan seorang maniak ponsel, tidak mengikuti akun seputar gadget, dan bukan pembaca rutin konten teknologi. iPhone (engadget.com). Kemungkinan ada beberapa teman saya di instagram yang memiliki ketertarikan pada iPhone sehingga algoritma media sosial ini membawa saya ke konten serupa. Mungkin juga karena akhir-akhir ini saya mencari informasi tentang baterai macbook. Saya memang hendak mengganti baterai macbook yang sudah menurun performanya. Histori itulah yang kemungkinan besar membawa konten-konten tentang perangkat Apple seperti iphone dan sewa iPhone ke halaman explore instagram saya. Sebuah ketidaksengajaan yang akhirnya mengundang rasa penasaran. Mulai dari Rp20.000 Di instagram saya menemukan beberapa akun toko penjual dan tempat servis smartphone yang melayani sewa iPhone. Foto beberapa pelanggan

Berjuta Rasanya, tak seperti judulnya

“..bagaimana caranya kau akan melanjutkan hidupmu, jika ternyata kau adalah pilihan kedua atau berikutnya bagi orang pilihan pertamamu..” 14 Mei lalu saya mengunjungi toko buku langganan di daerah Gejayan, Yogyakarta. Setiba di sana hal yang pertama saya cari adalah majalah musik Rolling Stone terbaru. Namun setelah hampir lima belas menit mencarinya di bagian majalah saya tak kunjung mendapatinya. Akhirnya saya memutuskan untuk berjalan-jalan menyusuri puluhan meja dan rak lainnya. Jelang malam saya membuka tas dan mengeluarkan sebuah buku dari sana. Bersampul depan putih dengan hiasan pohon berdaun “jantung”. Sampul belakang berwarna ungu dengan beberapa tulisan testimoni dari sejumlah orang. Kembali ke sampul depan, di atas pohon tertulis sebuah frase yang menjadi judul buku itu. Ditulis dengan warna ungu berbunyi Berjuta Rasanya . Di atasnya lagi huruf dengan warna yang sama merangkai kata TERE LIYE . Berjuta Rasanya, karya terbaru dari penulis Tere Liye menjadi buk