Langsung ke konten utama

Akhirnya Dudi Tinggalkan Yovie & NUno

Tuah dan sukses Yovie Widianto membentuk dan membesarkan grup KAHITNA selama 26 tahun dengan formasi serta kekompakan yang tetap solid dan kuat rupanya tak mudah untuk terulang bersama Yovie & Nuno, grup yang sempat dibanding-bandingkan dengan KAHITNA. Yovie & Nuno sendiri adalah kelompok musik yang dibentuk oleh Yovie untuk menyalurkan idealisme bermusiknya yang belum seluruhnya tersalurkan melalui proyek-proyeknya yang lain, termasuk KAHITNA.

Dengan semangat menghadirkan keberagaman musik, Yovie membentuk Yovie & Nuno pada 2001 silam. Dan satu dari sekian banyak harapan terhadap Yovie & Nuno adalah agar grup ini menjadi grup yang solid dan awet, seperti halnya KAHITNA.

Namun apa daya, meski sukses meraih beragam prestasi dan penghargaan selama 10 tahun terakhir, Yovie & Nuno tak pernah bisa berjalan dengan formasi utuh tetap. Pergantian personel begitu sering terjadi dalam band ini. Hal ini membuat Yovie & NUno hampir selalu muncul dengan formasi baru di setiap albumnya. Dan kali ini hal itu mungkin akan terulang lagi.

Hari ini 2 April 2012, kabar tak enak kembali menghampiri Yovie & Nuno. Mereka kembali ditinggal salah seorang personelnya dan tak tanggung-tanggung, dia adalah Dudi Oris. Sang vokalis kharismatik yang telah bergabung sejak awal grup ini terbentuk memutuskan undur diri. Kabarnya Dudi ingin lebih berkonsentrasi dengan keluarganya. 

Meski mengejutkan, praduga hengkangnya Dudi dari Yovie & Nuno sebenarnya telah menjadi rumor yang berkembang selama 2 minggu terakhir. Entah seperti apa mulanya, yang jelas dalam dua kali penampilan live nya di televisi beberapa saat lalu, Dudi sudah tak ada di atas panggung Yovie & Nuno. Pemandangan itu kembali terjadi tatkala grup ini tampil di Madiun pekan lalu. Namun rumor itu mengendap untuk beberapa saat dengan beredarnya kabar bahwa Dudi hanya sedang istirahat memulihkan fisiknya. Tapi “penjelasan” itu rupanya tak cukup hingga kemudian muncul kabar Dudi sedang “cuti” untuk sementara dari Yovie & NUno.

Nyaris tak tercium oleh media sebelumnya, rumor itu bukan lagi sekedar kabar burung. “Jawaban” itu hadir hari ini. Namun sayangnya bukan jawaban yang  “menyenangkan” terutama untuk penggemar Yovie & Nuno. Melalui akun twitter dan facebook Dudi “berpamitan” kepada Yovie & Nuno dan penggemar. Tak lupa dia menyampaikan terima kasih kepada Yovie & Nuno yang telah mengangkat namanya sebagai salah satu vokalis papan atas tanah air.

Lika-liku pergantian personel dalam tubuh Yovie & NUno sebenarnya telah dimulai sejak tahun 2004, 3 tahun usai mereka meluncurkan album perkenalan berjudul Semua Bintang. Dalam album itu, Yovie Widianto, Dudi dan Baron menggandeng banyak musisi tamu seperti Fariz RM, Nina Tamam dan Glend Fredly untuk berkolaborasi. Di tahun 2004 Yovie & NUno kembali dengan album Kemenangan Cinta. Saat itu mereka telah menjadi band “seutuhnya” dengan formasi 6 personel yakni Yovie Widianto (keyboard), Dudi Oris dan Gail Satyaki (vokal), Rere (drum), Diat (gitar), Ersta (bass). Akhirnya di tahun 2007 Yovie & NUno kembali tampil dengan formasi baru. Rere dan Ersta undur diri, tak ada penggantinya namun Yovie & NUno menyertakan 2 additional player. Namun rupanya tak cuma Rere dan Ersta yang pergi. Hal paling mengejutkan adalah hengkangnya Gail hingga akhirnya digantikan Dikta. Dan semenjak saat itu vokalis Yovie & NUno sepenuhnya menjadi milik duet Dikta dan Dudi. Namun kini kejutan kembali hadir saat Dudi memilih undur diri mengakhiri kebersamaannya bersama Yovie & NUno yang telah terjalin selama lebih dari 10 tahun.

Semua telah terjadi, baik Yovie & Nuno dan Dudi pun berharap hengkangnya dirinya akan membawa kebaikan dan kesuksesan baru untuk dirinya dan Yovie & NUno.

Mau dikatakan apalagi. 

"adakah kau ingat diriku, seperti ku rindu kamu...sepanjang malam itu aku menunggumu seperti tahun lalu di tempat yang sama..dan ternyata kau di sana..namun tak sendiri.."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MILO CUBE, Cukup Dibeli Sekali Kemudian Lupakan

Alkisah, gara-gara “salah pergaulan" saya dibuat penasaran dengan Milo Cube. Akhirnya saya ikutan-ikutan membeli Milo bentuk kekinian tersebut.   Milo Cube (dok. pri). Oleh karena agak sulit menemukannya di swalayan dan supermarket, saya memesannya melalui sebuah marketplace online . Di berbagai toko online Milo Cube dijual dengan harga bervariasi untuk varian isi 50 cube dan 100 cube. Varian yang berisi 100 cube yang saya beli rentang harganya Rp65.000-85.000.   Pada hari ketiga setelah memesan, Milo Cube akhirnya tiba di tangan saya. Saat membuka bungkusnya saya langsung berjumpa dengan 100 kotak mungil dengan bungkus kertas hijau bertuliskan “MILO” dan “ENERGY CUBE”. Ukurannya benar-benar kecil. Satu cube beratnya hanya 2,75 gram, sehingga totalnya 275 gram.   Milo Cube yang sedang digandrungi saat ini (dok. pri). "Milo Kotak", begitu kira-kira terjemahan bebas Milo Cube (dok. pri). Tiba saatnya unboxing . Milo Cube ini berupa bubu

Berjuta Rasanya, tak seperti judulnya

“..bagaimana caranya kau akan melanjutkan hidupmu, jika ternyata kau adalah pilihan kedua atau berikutnya bagi orang pilihan pertamamu..” 14 Mei lalu saya mengunjungi toko buku langganan di daerah Gejayan, Yogyakarta. Setiba di sana hal yang pertama saya cari adalah majalah musik Rolling Stone terbaru. Namun setelah hampir lima belas menit mencarinya di bagian majalah saya tak kunjung mendapatinya. Akhirnya saya memutuskan untuk berjalan-jalan menyusuri puluhan meja dan rak lainnya. Jelang malam saya membuka tas dan mengeluarkan sebuah buku dari sana. Bersampul depan putih dengan hiasan pohon berdaun “jantung”. Sampul belakang berwarna ungu dengan beberapa tulisan testimoni dari sejumlah orang. Kembali ke sampul depan, di atas pohon tertulis sebuah frase yang menjadi judul buku itu. Ditulis dengan warna ungu berbunyi Berjuta Rasanya . Di atasnya lagi huruf dengan warna yang sama merangkai kata TERE LIYE . Berjuta Rasanya, karya terbaru dari penulis Tere Liye menjadi buk

PERBEDAAN

Sejatinya tulisan ada karena sms seseorang yang masuk ke HP Nokia saya kemarin malam. Sebut saja Indah, nama sebenarnya, usianya yang lebih muda dari saya membuat kami beberapa kali terlibat perbincangan seperti halnya saudara. Beberapa hal ia ceritakan pada saya, yang paling sering soal asmaranya beserta segala macam bumbu seperti perkelahian antar wanita (berkelahi beneran), cinta segitiga dan sebagainya. Saya sering “terhibur”mendengar cerita-cerita itu darinya. Daripada menonton kisah sinetron, kisah Indah ini lebih nyata. Dan semalam dia mengirim sms bahagia. Bahagia dari sudut pandang dirinya karena usai jalinan asmara lamanya kandas dengan meninggalkan banyak kisah sinetron, kini ia mengaku bisa merasai lagi indahnya cinta. Sekali lagi cinta menurut sudut pandang dirinya. Namun rasanya yang ini begitu menggembirakan untuknya. Alasan pastinya hanya ia yang tahu, namun satu yang terbaca dari bunyi smsnya semalam adalah bahagia karena tembok perbedaan yang menjadi batas pem