Langsung ke konten utama

TAK MAMPU MENDUA


Pernahku menyimpan cinta,
Tertulis di lembar kisah,
Namun kau hilang tuk menjauh,
Pergi dan meninggalkan cerita...

Mendua aku tak mampu....
Mengikat cinta bersama denganmu,
Maaf jika kau terluka....
Saat aku memilih dirinya....
(KAHITNA – TAK MAMPU MENDUA)
Rasanya luar biasa sekali ya kalau melihat film yang kisahnya tentang kesetiaan seseorang pada orang lain yang begitu besar hingga saat orang lain datang menawarkan diri jadi orang ketiga, ia dengan lugas dan tegas mengucap “mendua aku tak mampu..”.

Rasanya terbang sendiri kalau menyimak drama Korea yang ceritanya tentang keteguhan hati seseorang untuk menjaga sebagian hatinya untuk tetap diisi sebuah nama tanpa pernah muncul keinginan memanggil nama lain untuk ikut mengisi atau bahkan mengganti.

Rasanya pun sama kalau membaca novel dari pengarang kesukaan yang tulisannya seolah mampu membawa kita benar-benar merasakan sendiri indahnya kalimat “mendua aku tak mampu..”

Namun adakalanya orang salah menduga saat kalimat “mendua aku tak mampu” terucap. Seseorang  fikir itu adalah tanda setia. Saat kalimat itu terucap orang dibuat melayang bahagia. Padahal kenyataanya sering berlawanan arah, parah. 

“Tak Mampu Mendua” lebih banyak menjadi  kedok dan pemaaf yang diucap saat seseorang  sebenarnya telah mengkhianti sebuah janji. Saat seseorang mengucap “mendua aku tak mampu...” boleh jadi itu hanya menunjukkan bahwa sesungguhhnya ia telah mendua, diam-diam.

Dan banyak orang beranggapan tak apa mencurangi pasangan selagi tak ada yang tahu. Memang boleh jadi saat ini dan nanti tak ada yang tahu, tapi semua hanya masalah waktu. Dan saat waktu itu tiba, “mendua aku tak mampu” menjadi pilihan untuk menutupinya. "Mendua aku tak mampu.." dipakai untuk menyingkirkan cinta undangan demi menjaga cinta yang lain. Beuh..sialan..

“Tak Mampu Mendua”, ungkapan yang sebenarnya sakral jika diucapkan “di awal” akhirnya menjadi ungkapan permisif yang  murah karena akhirnya lebih banyak diucapkan “di akhir” untuk menghabisi sebuah perasaan demi beralih ke perasaan yang lain.

Lantas mengapa seringkali orang mudah mendua ?. Mengapa bisa seseorang dengan mudah membuat janji di atas janji lain yang sudah terucap sebelumnya ?.

Boleh jadi semua alasan Mendua sama dengan semua alasan yang membuat orang jatuh cinta. Bedanya adalah : “cinta datang tanpa diundang dan tak bisa diingkari, sedangkan mendua ?. tak pernah datang orang ketiga kecuali sengaja diundang meski nantinya untuk diingkari...”. Kasian ya...??.Tak Mampu Mendua, semestinya diucap di awal untuk selamanya, bukan di akhir untuk sekejap saja.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MILO CUBE, Cukup Dibeli Sekali Kemudian Lupakan

Alkisah, gara-gara “salah pergaulan" saya dibuat penasaran dengan Milo Cube. Akhirnya saya ikutan-ikutan membeli Milo bentuk kekinian tersebut.   Milo Cube (dok. pri). Oleh karena agak sulit menemukannya di swalayan dan supermarket, saya memesannya melalui sebuah marketplace online . Di berbagai toko online Milo Cube dijual dengan harga bervariasi untuk varian isi 50 cube dan 100 cube. Varian yang berisi 100 cube yang saya beli rentang harganya Rp65.000-85.000.   Pada hari ketiga setelah memesan, Milo Cube akhirnya tiba di tangan saya. Saat membuka bungkusnya saya langsung berjumpa dengan 100 kotak mungil dengan bungkus kertas hijau bertuliskan “MILO” dan “ENERGY CUBE”. Ukurannya benar-benar kecil. Satu cube beratnya hanya 2,75 gram, sehingga totalnya 275 gram.   Milo Cube yang sedang digandrungi saat ini (dok. pri). "Milo Kotak", begitu kira-kira terjemahan bebas Milo Cube (dok. pri). Tiba saatnya unboxing . Milo Cube ini berupa bubu

Berjuta Rasanya, tak seperti judulnya

“..bagaimana caranya kau akan melanjutkan hidupmu, jika ternyata kau adalah pilihan kedua atau berikutnya bagi orang pilihan pertamamu..” 14 Mei lalu saya mengunjungi toko buku langganan di daerah Gejayan, Yogyakarta. Setiba di sana hal yang pertama saya cari adalah majalah musik Rolling Stone terbaru. Namun setelah hampir lima belas menit mencarinya di bagian majalah saya tak kunjung mendapatinya. Akhirnya saya memutuskan untuk berjalan-jalan menyusuri puluhan meja dan rak lainnya. Jelang malam saya membuka tas dan mengeluarkan sebuah buku dari sana. Bersampul depan putih dengan hiasan pohon berdaun “jantung”. Sampul belakang berwarna ungu dengan beberapa tulisan testimoni dari sejumlah orang. Kembali ke sampul depan, di atas pohon tertulis sebuah frase yang menjadi judul buku itu. Ditulis dengan warna ungu berbunyi Berjuta Rasanya . Di atasnya lagi huruf dengan warna yang sama merangkai kata TERE LIYE . Berjuta Rasanya, karya terbaru dari penulis Tere Liye menjadi buk

PERBEDAAN

Sejatinya tulisan ada karena sms seseorang yang masuk ke HP Nokia saya kemarin malam. Sebut saja Indah, nama sebenarnya, usianya yang lebih muda dari saya membuat kami beberapa kali terlibat perbincangan seperti halnya saudara. Beberapa hal ia ceritakan pada saya, yang paling sering soal asmaranya beserta segala macam bumbu seperti perkelahian antar wanita (berkelahi beneran), cinta segitiga dan sebagainya. Saya sering “terhibur”mendengar cerita-cerita itu darinya. Daripada menonton kisah sinetron, kisah Indah ini lebih nyata. Dan semalam dia mengirim sms bahagia. Bahagia dari sudut pandang dirinya karena usai jalinan asmara lamanya kandas dengan meninggalkan banyak kisah sinetron, kini ia mengaku bisa merasai lagi indahnya cinta. Sekali lagi cinta menurut sudut pandang dirinya. Namun rasanya yang ini begitu menggembirakan untuknya. Alasan pastinya hanya ia yang tahu, namun satu yang terbaca dari bunyi smsnya semalam adalah bahagia karena tembok perbedaan yang menjadi batas pem