Langsung ke konten utama

Perbedaan KAHITNA dengan Boyband Indonesia menurut Butet Kertaradjasa


Pagelaran Economics-UGM Jazz 2012 yang berlangsung 2 Juni lalu tak hanya sukses menghibur penggemar musik jazz Yogyakarta, namun juga meninggalkan banyak cerita. Mulai dari aksi Audy & Jopie Item yang tampil dengan jazz bernuansa rock yang kental, aksi menawan Trisum yang mengundang decak kagum hingga tentang penampilan memikat grup band KAHITNA.

Tentang penampilan KAHITNA malam itu memang meninggalkan banyak kesan. KAHITNA boleh jadi menjadi penampil yang paling dinanti malam itu. Buktinya sesaat sebelum mereka naik ke atas panggung, penonton telah berlarian menuju depan panggung saat MC menyebutkan nama KAHITNA yang malam itu tampil dengan formasi 10 orang.

Selain membawakan beberapa hits andalan yang diolah ulang dengan cita rasa jazz & swing, penampilan KAHITNA malam itu juga mampu menyihir penonton lewat aksi trio vokalis nya yang malam itu pamer kemampuan koreografi mereka dalam lagu Lajeungan.

Dan, penampilan memikat KAHITNA  mengundang perhatian sang MC Butet Kertaradjasa yang malam itu berduet dengan Sarah Sechan. Usai tembang Lajeunganm keduanya bergabung bersama KAHITNA ke atas panggung. Setelah Sarah Sechan mengeluarkan pujian untuk koreografi KAHITNA, Butet pun segera mengeluarkan candaan satir khas dirinya. Kepada penonton Butet menjelaskan bedanya KAHITNA dengan Boyband Indonesia saat ini. Seperti apa seniman monolog tersebut memandang KAHITNA dengan para Boyband itu ?

-       Kalau Mario itu namanya bagus dan yang penting suaranya enak. Itu yang penting. Mau tahu bedanya mereka dengan boyband Indonesia ?. Kalau KAHITNA nyanyi mereka memberikan mic kepada penonton sambil berkata : “mana suaranya ??!”. Sementara kalau boyband Indonesia nyanyi, penonton yang bertanya : “suaranya mana ??” –

Penjelasan Butet disambut riuh tepukan tangan penonton. Sementara sebagian penonton lain merenung mencoba memikirkan arti ucapan Butet tersebut. Benar atau tidak yang jelas Butet selalu bercanda berdasarkan fakta. Fakta yang disampaikan dalam canda dan satir.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MILO CUBE, Cukup Dibeli Sekali Kemudian Lupakan

Alkisah, gara-gara “salah pergaulan" saya dibuat penasaran dengan Milo Cube. Akhirnya saya ikutan-ikutan membeli Milo bentuk kekinian tersebut.   Milo Cube (dok. pri). Oleh karena agak sulit menemukannya di swalayan dan supermarket, saya memesannya melalui sebuah marketplace online . Di berbagai toko online Milo Cube dijual dengan harga bervariasi untuk varian isi 50 cube dan 100 cube. Varian yang berisi 100 cube yang saya beli rentang harganya Rp65.000-85.000.   Pada hari ketiga setelah memesan, Milo Cube akhirnya tiba di tangan saya. Saat membuka bungkusnya saya langsung berjumpa dengan 100 kotak mungil dengan bungkus kertas hijau bertuliskan “MILO” dan “ENERGY CUBE”. Ukurannya benar-benar kecil. Satu cube beratnya hanya 2,75 gram, sehingga totalnya 275 gram.   Milo Cube yang sedang digandrungi saat ini (dok. pri). "Milo Kotak", begitu kira-kira terjemahan bebas Milo Cube (dok. pri). Tiba saatnya unboxing . Milo Cube ini berupa bubu

Berjuta Rasanya, tak seperti judulnya

“..bagaimana caranya kau akan melanjutkan hidupmu, jika ternyata kau adalah pilihan kedua atau berikutnya bagi orang pilihan pertamamu..” 14 Mei lalu saya mengunjungi toko buku langganan di daerah Gejayan, Yogyakarta. Setiba di sana hal yang pertama saya cari adalah majalah musik Rolling Stone terbaru. Namun setelah hampir lima belas menit mencarinya di bagian majalah saya tak kunjung mendapatinya. Akhirnya saya memutuskan untuk berjalan-jalan menyusuri puluhan meja dan rak lainnya. Jelang malam saya membuka tas dan mengeluarkan sebuah buku dari sana. Bersampul depan putih dengan hiasan pohon berdaun “jantung”. Sampul belakang berwarna ungu dengan beberapa tulisan testimoni dari sejumlah orang. Kembali ke sampul depan, di atas pohon tertulis sebuah frase yang menjadi judul buku itu. Ditulis dengan warna ungu berbunyi Berjuta Rasanya . Di atasnya lagi huruf dengan warna yang sama merangkai kata TERE LIYE . Berjuta Rasanya, karya terbaru dari penulis Tere Liye menjadi buk

SUPERSEMAR, Kudeta Paling Canggih dan Keji oleh Soeharto

Runtuhnya orde baru pada 1998 telah membuka gerbang penelusuran sejarah Indonesia secara lebih terang. Pengungkapan fakta sejarah yang selama puluhan tahun ditutupi dan dimanipulasi oleh Soeharto gencar dilakukan. Para sejarawan, peneliti, saksi sejarah , hingga media bekerja keras meluruskan narasi sejarah yang sebelumnya dikuasai dan dikendalikan oleh rezim orde baru yang otoriter. Sampul depan "Supersemar" yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas (dok. pri). Salah satu peristiwa penting yang terungkap secara lebih terang ialah Surat Perintah Sebelas Maret 1966 atau “Supersemar”. Walau beberapa hal tentang Supersemar masih menjadi misteri, fakta-fakta Supersemar kini terangkai dalam narasi yang lebih mendekati sebenarnya dibanding narasi versi orde baru. Malam 11 Maret Memanfaatkan kecerdikannya sebagai ahli strategi militer, Soeharto merancang kudeta paling canggih dan keji. Ia diyakini mulai menjalankan strategi kudeta lewat peristiwa G30S-PKI. Penelusuran sejarah pasca orde