Konser dimulai ! |
Pertunjukkan diawali dengan overture potongan
lagu-lagu KAHITNA seperti Cerita Cinta, Cinta Sudah Lewat, Tak Mampu Mendua dan
Biarkanlah yang disajikan secara instrumentalia. Sementara itu dua layar
superbesar di kiri dan kanan panggung menayangkan kilas perjalanan KAHITNA
dalam bentuk kliping foto jadul hingga foto terkini. Logo KAHITNA, Yovie &
Nuno dan Konser HATI pun terukir bergantian.
Adanya dua layar superbesar cukup menarik dan
menurut saya lumayan menutupi kekurangan yang dimiliki Krakatau Ballroom yang
ternyata ukurannya tidak lebih besar dari auditorium kampus saya. Terlebih lagi
sayap kanan dan kiri ballrrom beratap jauh lebih pendek dan itu membuat
pandangan penonton festival sangat terbatas ke arah panggung. Untunglah hal itu agak
terselamatkan dengan adanya layar raksasa. Tapi dua layar besar itu juga yang
akhirnya membuat panggung tampak sangat sempit dari arah saya berdiri. Sebagai
gambaran ukuran dua layar raksasa itu jika digabung mungkin hampir sama dengan
lebar panggung. Mungkin saya salah tapi yang jelas dari arah saya berdiri hanya
terlihat posisi Yovie Widianto, Doddy Is, Budiana dan tiga vokalis. Sementara
keyboardis Bambang, gitaris Andrie dan pemain perkusi Harry sama sekali tak
terlihat.
Bukan itu saja catatan kecil yang saya amati
jelang konser, tapi juga masalah kebersihan di tempat saya menonton. Saya agak
terkejut ketika di sekitar saya tercecer beberapa box nasi habis pakai, botol
bekas minuman dan makanan kecil di lantai. Apakah penonton tadi boleh masuk
sambil membawa makanan besar atau itu sisa makanan panitia ?. Saya tidak tahu
karna saya datang terlambat. Sebelumnya saya juga agak kesulitan menemukan
akses menuju Ballroom karena mulai dari luar hotel hingga di dalam area
Matahari tempat penonton masuk saya tidak menjumpai petunjuk yang jelas kecuali
saat bertemu satpam di lift.
Tapi catatan-catatan kecil itu boleh lupakan,
salah siapa saya memilih kelas festival. Hal-hal kecil itu sempurna tertutupi
oleh bintang yang tampil malam itu, siapa lagi kalau bukan KAHITNA. Sepanjang
konser yang berlangsung kurang lebih 2,5 jam dan dimulai pukul 21.00 tersebut
KAHITNA membawakan sekitar 20 lagu.
This is KAHITNA ! |
21.10. Enam lampu sorot menyala
berturut-turut membuat panggung yang tadinya gelap perlahan temaram. Di bawah
sorot lampu-lampu tersebut 3 pria berdiri mereka membelakangi panggung.
Penontonpun mulai berseru. Sementara musik mulai dimainkan dan saya menebak lagu apa yang jadi pembuka.Akhirnya ketika
panggung sempurna tersorot, semua personel KAHITNA sudah di atas panggung
dengan pakaian jas warna-warni mulai pink, biru, merah hingga hijau muda. Lagu
berjudul BAGAIMANA mereka mainkan sebagai pembuka konser.
“Menunggu memang kesal juga, resah menanti jawabannya apa
yang ada di hatinya..bagaimana oh bagaimana...”
Usai Bagaimana, hits-hits lama menyusul
mereka bawakan seperti Tentang Diriku, Andai Dia Tahu dan Cinta Sudah Lewat.
Penampilan awal KAHITNA ini langsung membuat panas penonton salah satunya
karena interaksi yang menghibur dari ketiga vokalis mereka Hedi Yunus, Carlo
Saba dan Mario Ginanjar.
Jelang pukul 21.30 KAHITNA jeda sesaat untuk memberikan kesempatan kepada Yovie Widianto menyampaikan
“pidato politik”. Isi pidatonya kurang lebih begini :
“Selamat malam, senang rasanya KAHITNA bisa sampai di
Semarang. Tahun ini kami jalan insyaAllah 26 tahun. Dan KAHITNA selalu tidak
keberatan jika disebut sebagai band cinta dan akan terus demikian. Karena apa
?. Karena jelas-jelas negeri ini butuh cinta. Kalau tidak mana mungkin TV biru
dan TV merah selalu beradu....Lagu berikutnya saya buat pada saat 55 tahun
Indonesia Merdeka. Isinya tentang bagaimana kita berjuang, bahwa berjuang bukan
hanya bersuara, tapi lebih berarti kalau dengan karya nyata...”
Lagu
BANGUN NEGERI pun dibawakan. Seperti biasa saya selalu menikmati aransemen
musik yang mereka bawakan apalagi kali ini KAHITNA tampil dengan format big band dengan
2 pemusik tamu yang memainkan gitar dan saxophone dan juga 2 wanita sebagai backing vocal. Lagu-lagu yang dibawakan
pun terasa lebih fresh dengan musik yang
baru tersebut.
“Oo..oo..eya eyo kita bangun negeri ini kawan..oo eya
eyo..eya eya eyo..”
21.37. “Lagu ini ceritanya tentang sepasang
kekasih, yang satu di Jakarta, yang satu di Semarang..”. Ucapan Yovie itu disambut
riuh dan tepukan penonton seolah tahu lagu yang akan dibawakan : SEANDAINYA AKU BISA TERBANG.
Ketika membawakan soundtrack cinta jarak jauh ini KAHITNA mengajak seorang penonton wanita ke atas panggung untuk menemani mereka
bernyanyi. Sepanjang lagu teriakan dan sorakan silih berganti saat Hedi, Carlo
dan Mario bergantian mengerjai penonton tersebut dengan membelai rambut,
mengajak berdansa, mencium tangan hingga memeluknya.
Selanjutnya beberapa lagu silih berganti
KAHITNA sajikan dan berhasil mengajak penonton untuk ikut bernyanyi. Sepanjang itupula KAHITNA terus
menyuguhkan aksi yang menghibur, salah satunya saat membawakan lagu Lajeungan.
Di lagu tersebut ketiga vokalis menunjukkan kemampuan mereka bernyanyi sambil
“menari”. Tariannya kurang lebih sama dengan yang mereka bawakan saat Konser 25
Tahun Cerita Cinta tahun lalu. Namun tetap menarik terutama bagi mereka yang
belum pernah melihatnya.
21.53. “Mengapa
terjadi pada diri kuterpesona sesaat, melihat seorang pujaan gayanya oh menawan
hati...”. Suara itu tiba-tiba terdengar dari balik panggung. Beberapa detik kemudian muncul
dua orang wanita dengan gaun serba ungu bergabung dengan
trio vokalis KAHITNA. Siapa mereka ?. Adalah Netta Kusumah Dewi dan Rita
Effendy, dua penyanyi yang dulu pernah mengisi line up vokalis KAHITNA bersama Hedi dan Carlo. KAHITNA pun kini
berformasi 5 vokalis dan sebuah lagu berjudul Adakah Dia dari tahun 1989 mereka bawakan dengan harmonisasi vokal yang manis bak kelompok vokal.
“Adakah dia tahu kini hasrat cinta di diri, oh Tuhan
tolonglah diriku yang dilanda asmara kepadanya...”
KAHITNA Reunian |
Netta K. Dewi |
Usai Adakah Dia KAHITNA pun bercerita tentang
masa lalu mereka saat Netta dan Rita Effendy masih bergabung. Tak cuma bercerita, Netta dan Rita juga menyumbangkan
masing-masing satu lagu lama milik mereka yang diciptakan oleh Yovie Widianto.
Netta menampilkan Cita Diri : “aku kini
smakin kuasa tuk mengungkapkan yang ada...cita-cita dan hasrat diri bukan misteri
semata lagi...semua kan tercipta, cita dan kehidupan..anugerah yang Esa...”.
Rita menyusul dengan : “biarkanlah cinta
tak berbalas..bila memang harus kunikmati cinta hanya Sebatas Mimpi...”.
Reuni itu masih berlanjut. Mereka kini bersama-sama
menembangkan Merenda Kasih yang langsung disambung dengan Aku Dirimu Dirinya.
Aura galau semakin pekat. Setelah Netta dan
Rita undur diri, KAHITNA melanjutkan aksi dengan AKU PUNYA HATI. “Lagu ini
untuk semua yang punya Hati”. Begitu kata Mario.
“saat aku di sisimu..hatimu terasa jauh, semua rasanya
hampa..walau katamu banyak rindu..”
22.15. Usai menyanyikan Setahun Kemarin,
KAHITNA istirahat. Namun panggung tak dibiarkan kosong. Pemain biola bernama Didit mengisi
panggung dengan bermain solo sampai akhirnya Yovie &
NUno keluar dan menyanyikan 3 lagu KAHITNA yakni Untukku, Katakan Saja dan
Cinta Sendiri dengan aransemen khas mereka.
22.40. KAHITNA kembali mengambil alih
panggung. Kali ini mereka sudah berganti pakaian dengan setelan kemeja dan jas
serba hitam putih. Lagu Bintang mereka hadirkan dengan mengundang satu lagi
pemusik tamu yang memainkan akordion.
Usai Bintang, KAHITNA menghujani penonton
dengan rentetan lagu galau mulai dari Tak Sebebas Merpati hingga Menikahimu
yang dimedley secara apik dengan lagu Menanti
23.03. “Semoga malam
ini menjadi malam yang Takkan Terganti” buat Semarang.
“Telah lama sendiri, dalam langkah sepi..tak pernah
kukira bahwa akhirnya tiada dirimu..di sisiku..”
Takkan Terganti selesai. Saya pun merasa
konser sudah mendekati ujung. Dan ternyata benar, dua hits cinta perih berjudul
Soulmate dan Mantan Terindah mengantar kami ke penghujung konser.
23.16. Cerita Cinta dibawakan, penonton pun
berdiri dan terus ikut bernyanyi.
“Biar cinta bergelora di dada..biar cinta memadukan
kita..huo huoo..cerita cinta yang pertama ku rasa, jangan pernah berakhir
cerita cinta..kita..”
Akhirnya KAHITNA menutup konser dengan
superhits CANTIK. Histeria penonton pun memuncak saat Hedi, Mario dan Carlo
menghampiri penonton di semua sudut ballroom. Penonton festival tempat saya
berada yang kebanyakan remaja wanita berebut tangan, memeluk, hingga menarik
vokalis kesayangan mereka itu seolah tak ingin melepas lagi, seakan tak rela konser
diakhiri. "Sungguh aku sayang kamu...."
23.25. Seluruh personel KAHITNA dan pemusik
tamu berkumpul di muka panggung memberikan salam hormat dan terimakasih kepada
penonton. Konser HATI usai sudah. Kini saatnya meluruskan kaki sejenak, perjalanan 5 jam dari Jogja yang melelahkan lumayan tersamarkan dengan penampilan KAHITNA.
Bersambung.....
Komentar
Posting Komentar