Selamat
Pagi,
Diary dini, karena catatan harian ini mungkin
kepagian. Saat kalimat pertama ini dituliskan waktu masih terlalu dini untuk
merangkum hari. Saat ini jam di depan saya baru menunjukkan pukul 00. 33.
Hari ini Bukan Sabtu karena Sabtu baru saja
lewat setengah jam yang lalu. Hari ini, Minggu, saya sedang menonton
pertandingan Euro 2012 antara tim Dinamit Denmark melawan salah satu favorit
juara Belanda. Tapi Belanda bukanlah favorit saya. Saya menyenangi Italia dan
Inggris. Dan pada pertandingan ini saya mendukung Denmark. Alhamdulillah sampai
menit 82 ini, saat kalimat ini ditulis, Denmark masih memimpin 1-0. Alasan saya
mendukung Denmark karena pada pertandingan ini mereka menggunakan kaus warna
Putih, salah satu warna kesukaan saya.
Saya menonton sendirian pagi ini. Dan demi
tidak hanya duduk terpaku di depan laya kaca datar saya memutuskan untuk
membuka laptop dan menuliskan ini semua. Beberapa menit sebelumnya saya masuk
ke dapur, menghidupkan kompor, membuka barisan rak di atas kompor, mengambil panci, membuka kulkas,
mengambil telur dan es batu. Beberapa menit berselang saya sudah ditemani
semangkuk mie rebus dengan telur dan tempe goreng serta segelas es sirup.
Tempe goreng habis duluan. Sementara mie
rebus baru 2 sendok masuk ke dalam perut. Es sirup juga tinggal separuh. Saya
lalu menuju dapur lagi, menghidupkan lampu dan membuka pintu menuju kamar
mandi.
Di depan pintu, belum jauh melangkah dua ekor
kelinci ternyata tengah tepekur di sana. Tersenyum saya melihat mereka, yang
satu berbulu putih bersih, yang satunya lagi berbulu abu-abu. Kelinci-kelinci
itu adalah peliharaan keluarga kami, namanya Ho dan Rere, namun saya tidak tahu
yang mana yang Ho, yang mana yang Rere. Seingat saya dulupun ada 3 kelinci di
rumah, tapi kemudian salah satunya mati karena sakit. Saat itu Ibu tampak sedih
hingga saat saya pulang ibu menceritakan perihal kematian satu kelinci itu
dengan muka yang tampak begitu sedih.
Saya sebenarnya tidak menyukai binatang
peliharaan. Saya lebih suka dengan tanaman. Namun setiap pulang dan melihat Ho
dan Rere saya langsung ingin memberi makan. Makanan Ho dan Rere menurut saya
cukup “enak”. Di rumah selalu tersedia sayuran segar yang disediakan khusus di
belakang untuk mereka makan. Dan saya, setiap kali pulang selalu menyempatkan
diri mengambil makanan dari meja makan untuk mereka. Sering saya memberi mereka
makan tempe, roti bahkan buat seperti pisang dan apel yang sering tersedia di
rumah.
Dan pagi ini, demi melihat mereka di depan
pintu, saya langsung teringat mie rebus yang tidak habis saya makan. Sebentara
kemudian saya ikut berjongkok di sisi Ho dan Rere, dengan sendok perlahan saya
menumpahkan mie rebus dan telur itu di sisi Ho dan Rere. Dengan lahap mereka
pun langsung menyerbu. Hari ini Minggu dini hari saya tersenyum melihat Ho dan
Rere makan di sisi saya.
Selesai dari kamar mandi, saya kembali masuk
ke dalam ruang tengah. Melanjutkan menonton sepakbola. Denmark akhirnya menang
1-0.
Komentar
Posting Komentar