Perjalanan musikal KAHITNA selama 26 tahun
tak hanya melahirkan puluhan hits cinta yang manis dan abadi. Sebagai sebuah grup
KAHITNA telah menjelma menjadi ikon musik pop romantis di negeri ini. Dan jika
ditanya apa resep dari semua itu, salah satu jawabannya ada pada sosok pria
bernama Yovie Widianto.
Benar sekali, leader sekaligus pendiri KAHITNA ini adalah aktor utama di balik musik cinta KAHITNA, tentu saja tanpa mengesampingkan personel yang lainnya. Jika KAHITNA diibaratkan sebagai sebuah dapur dan lagu-lagu mereka adalah masakan, maka Yovie adalah chef yang menentukan jenis masakan dan memilihkan bumbunya. Semua kemudian diramu dan dimasak bersama hingga menghasilkan menu dengan cita rasa yang menyentuh.
Yovie Widianto memang telah menjadi playmaker
sejak awal KAHITNA dibentuk pada 24 Juni 1986. Hingga kini posisinya sebagai
pencipta lagu utama KAHITNA juga tak tergantikan. Mayoritas
tembang-tembang KAHITNA lahir dari imajinasi pikiran dan goresan tangan pria
kelahiran Bandung, 21 Januari 1968 ini. Beberapa Masterpiece KAHITNA yang lahir
dari kejeniusan Yovie Widianto adalah Cerita Cinta, Cantik, Andai Dia Tahu, Tak
Sebebas Merpati, Sampai Nanti, Takkan Terganti, Aku Dirimu Dirinya dan
Soulmate.
Meski KAHITNA bukan grup band pertamanya,
namun tak dipungkiri bahwa bersama KAHITNA lah nama Yovie Widianto akhirnya
dikenal sebagai peramu musik dan lagu yang handal. Dari KAHITNA nama dan
karya-karyanya semakin melambung. Karya-karya lagunya pun hingga kini berserakan
di sejumlah penyanyi solo seperti Audy, Rossa, Glenn Fredly, Rio Febrian hingga
solois muda seperti Alika dan Dhisa. Bahkan boyband SMASH pun kecipratan untung
karena bisa membawakan karya milik Yovie.
Masa kecil Yovie tak jauh berbeda dengan
anak-anak lainnya di zamannya. Hanya saja meski kedua orang tuanya bukan musisi
namun musik telah menjadi hidangan yang akrab disantapnya. Sejak kecil Yovie
mengaku telah akrab dengan lagu-lagu milik Miles Davis, Oscar Peterson, Chick
Corea, Ella Fitzgerald dan Selena Jones yang menjadi favorit ayahnya. Sementara Ibunya adalah penggemar The
Carpenters dan The Beatles. Di masa lalu Yovie juga mengaku pernah menjadi
loper koran di usia 10 tahun. Dirinya juga sering membantu nenek berjualan gula
kacang.
Menginjak remaja talenta Yovie semakin
berkembang. Memasuki bangku SMP Yovie mulai memainkan piano. Bukan sekedar
belajar namun dirinya telah tampil reguler sebagai pemain piano di sebuah hotel
di Bandung kala itu. Semenjak saat itu pula Yovie mulai membentuk grup bersama
dua temannya yakni Trie Utami dan Ruth Sahanaya.
Jejaknya di dunia musik akhirnya semakin
nyata ketika dirinya membentuk Indonesia 6, sebuah grup beraliran fusion jazz.
Berbagai festival mulai dia ikuti bersama Indonesia 6 hingga sebuah prestasi
membanggakan berhasil diraih di festival musik yang berlangsung di Tokyo,
Jepang pada tahun 1987. Kesuksesan itu disusul dengan prestasi berikutnya di tahun
1990. Penghargaan personal yang prestisius menghampiri suami dari Dewayani ini.
Predikat komposer terbaik di Young Star International Festival Taipei berhasil
dia rebut.
Sukses bersama Indonesia 6, rekam jejak
karirnya kemudian berlanjut bersama KAHITNA. Prestasi gemilang pun kembali dia
raih bersama KAHITNA. Pada tahun 1991 KAHITNA dinobatkan sebagai salah satu
pemenang dalam grand final Yamaha BEX di Budokan Hall, Tokyo.
Semenjak saat itu namanya berkibar sejajar
dengan melambungnya nama KAHITNA di panggung musik tanah air. Meski akhirnya
berbagai proyek musik ia lahirkan mulai dari grup band, grup vokal hingga penyanyi
solo, nama Yovie Widianto tetap kuat dikenal sebagai personel sekaligus sosok
di balik kreasi cinta grup KAHITNA.
Mengenai sosok wanita, Yovie mempunyai
pandangan sendiri. Wanita adalah sosok yang menjadi inspirasi utamanya dalam
mencipta lagu bersama KAHITNA. Kecantikan seorang wanita baginya terpancar dari
mata. Dari mata juga kejujuran dan ketulusan wanita terbaca. Cantik baginya tak
sebatas pada paras, namun pada pemikiran. Kecantikan juga dapat terpancar saat wanita
melakukan aktivitasnya.
Sebagai seorang musisi, Yovie widianto sangat
menjunjung tinggi nilai orisinalitas dalam berkarya. Keberagaman juga menjadi
hal yang dia harapkan dari musik Indonesia saat ini. Dirinya kadang merasa
geram dan menyayangkan kondisi musik Indonesia saat ini yang cenderung homogen
dengan para “follower” yang hanya mengikuti trend semata.
Kejujuran dan ketulusan dalam menciptakan
karya juga menjadi pijakan baginya. Itu sebabnya karya-karya Yovie dan KAHITNA
tak pernah gagal menyentuh hati. Baginya sebuah karya musik yang baik adalah
yang bisa membuat penikmatnya mau menganalisa lebih dalam. Bukan sekedar
populer namun harus mencerdaskan. Prinsip-prinsip itulah yang terus dia bawa
sepanjang perjalanan karir musiknya. Dan bersama KAHITNA, Yovie Widianto ingin
terus berkarya sembari menghadirkan musik-musik yang berkualitas dan
mencerdaskan.
Komentar
Posting Komentar