Langsung ke konten utama

10 Ciri Pria Baik-Baik (bagian satu)


Dari sekian banyak manusia yang hidup di bumi saat ini tidaklah memiliki karakter dan tabiat yang sama, sangat beragam. Namun dari sekian banyak karakter manusia, pada dasarnya boleh dikelompokkan menjadi dua yakni kelompok manusia baik dan tidak baik.

Menandai mana manusia baik, mana yang kurang baik tidaklah mudah, apalagi hanya pada pandangan pertama. Bahkan cinta pada pandangan pertama pun belum menjamin seseorang menemukan yang terbaik. Oleh karena itu tulisan ini akan membantu mengenali beberapa yang baik-baik itu. Yang pertama adalah mengenai pria yang baik. Pria Baik-Baik memiliki beberapa ciri antara lain :
1.  Tidak tidur malam-malam, maka dia juga tidak suka berkeliaran malam-malam
2.  Tidak makan pedas karena pria rentan menderita maag, maka biasanya dia akan menunjukkan mimik muka ketakutan jika di depannya tersaji sambal, cabai atau makanan yang bertabur irisan cabai di atasnya
3.  Tidak suka minum kopi karena kopi juga bisa meningkatkan kemungkinan maag
4.  Tidak makan seafood seperti udang dan cumi karena bisa menimbulkan alergi
5.  Makannya tidak banyak, cukup sedikit demi sedikit karena takut gemuk
6.  Tidak suka makan daging bakar karena daging bakar biasanya memakai bumbu manis. Pria baik-baik tidak suka yang terlalu manis karena bisa menyembabkan “eneg”
7.  Mencuci pakaiannya sendiri dan kalau bisa menggunakan tangan maka dia sebisa mungkin tidak menggunakan mesin cuci karena hemat listrik. Pria Baik-Baik cenderung mencintai lingkungan
8.  Tidak makan sajian makanan fastfood terutama dari merek luar negeri karena Pria Baik-Baik cinta buatan negeri sendiri
9.  Tidak merokok
10.              Lebih memilih menghabiskan waktu di rumah dibanding berkeliaran di mall

Silakan boleh percaya atau tidak. Pun demikian boleh setuju atau tidak karena semua tulisan di blog ini memang tidak pernah meminta pembacanya untuk setuju dan percaya...^^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MILO CUBE, Cukup Dibeli Sekali Kemudian Lupakan

Alkisah, gara-gara “salah pergaulan" saya dibuat penasaran dengan Milo Cube. Akhirnya saya ikutan-ikutan membeli Milo bentuk kekinian tersebut.   Milo Cube (dok. pri). Oleh karena agak sulit menemukannya di swalayan dan supermarket, saya memesannya melalui sebuah marketplace online . Di berbagai toko online Milo Cube dijual dengan harga bervariasi untuk varian isi 50 cube dan 100 cube. Varian yang berisi 100 cube yang saya beli rentang harganya Rp65.000-85.000.   Pada hari ketiga setelah memesan, Milo Cube akhirnya tiba di tangan saya. Saat membuka bungkusnya saya langsung berjumpa dengan 100 kotak mungil dengan bungkus kertas hijau bertuliskan “MILO” dan “ENERGY CUBE”. Ukurannya benar-benar kecil. Satu cube beratnya hanya 2,75 gram, sehingga totalnya 275 gram.   Milo Cube yang sedang digandrungi saat ini (dok. pri). "Milo Kotak", begitu kira-kira terjemahan bebas Milo Cube (dok. pri). Tiba saatnya unboxing . Milo Cube ini berupa bubu

Sewa iPhone untuk Gaya, Jaminannya KTP dan Ijazah

Beberapa waktu lalu saya dibuat heran dengan halaman explore instagram saya yang tiba-tiba menampilkan secara berulang iklan penawaran sewa iPhone. Padahal saya bukan pengguna iPhone. Bukan seorang maniak ponsel, tidak mengikuti akun seputar gadget, dan bukan pembaca rutin konten teknologi. iPhone (engadget.com). Kemungkinan ada beberapa teman saya di instagram yang memiliki ketertarikan pada iPhone sehingga algoritma media sosial ini membawa saya ke konten serupa. Mungkin juga karena akhir-akhir ini saya mencari informasi tentang baterai macbook. Saya memang hendak mengganti baterai macbook yang sudah menurun performanya. Histori itulah yang kemungkinan besar membawa konten-konten tentang perangkat Apple seperti iphone dan sewa iPhone ke halaman explore instagram saya. Sebuah ketidaksengajaan yang akhirnya mengundang rasa penasaran. Mulai dari Rp20.000 Di instagram saya menemukan beberapa akun toko penjual dan tempat servis smartphone yang melayani sewa iPhone. Foto beberapa pelanggan

Berjuta Rasanya, tak seperti judulnya

“..bagaimana caranya kau akan melanjutkan hidupmu, jika ternyata kau adalah pilihan kedua atau berikutnya bagi orang pilihan pertamamu..” 14 Mei lalu saya mengunjungi toko buku langganan di daerah Gejayan, Yogyakarta. Setiba di sana hal yang pertama saya cari adalah majalah musik Rolling Stone terbaru. Namun setelah hampir lima belas menit mencarinya di bagian majalah saya tak kunjung mendapatinya. Akhirnya saya memutuskan untuk berjalan-jalan menyusuri puluhan meja dan rak lainnya. Jelang malam saya membuka tas dan mengeluarkan sebuah buku dari sana. Bersampul depan putih dengan hiasan pohon berdaun “jantung”. Sampul belakang berwarna ungu dengan beberapa tulisan testimoni dari sejumlah orang. Kembali ke sampul depan, di atas pohon tertulis sebuah frase yang menjadi judul buku itu. Ditulis dengan warna ungu berbunyi Berjuta Rasanya . Di atasnya lagi huruf dengan warna yang sama merangkai kata TERE LIYE . Berjuta Rasanya, karya terbaru dari penulis Tere Liye menjadi buk