Hari sudah gelap. Butiran air gerimis menetes kecil
dari langit membuat badan sedikit menggigil. Puluhan orang dari berbagai arah
bejalan cepat menuju satu arah. Tua muda, kecil dewasa, laki-laki dan perempuan
berderap cepat demi tak basah di jalan. Hari ini malam tarawih pertama.
Surau itu tak terlalu besar. Hanya muat dua
baris penuh memanjang ditambah beberapa baris kecil yang memuat 4 orang karena
sebagian lainnya disekat dengan tirai berwarna hijau untuk jamaah putri. Hari
ini malam tarawih pertama. Surau peuh sesak hingga ke teras.
Entah kebetulan atau tidak baris pertama
diisi oleh jamaah yang rata-ratanya sudah beruban, mungkin usianya sudah di
atas 60 tahun. Sementara di belakangnya berbaris jamaah yang lebih muda berisi
bapak-bapak, tentu saja ada pengecualian untuk seorang berbatik biru di sudut
sana. Rapatnya baris pertama dan kedua diikuti oleh barisan kecil di
belakangnya yang banyak diisi remaja dan anak-anak.
Jamaag putri ternyata lebih banyak dibanding
laki-laki. Sebagian dari mereka mengisi ruang tengah surau yang tertutup tirai,
sisanya ada di teras. Malam ini tarawih pertama dimulai dengan shalat Isya.
Babak satu usai. Seorang sesepuh maju dan
duduk di depan menyampaikan “pengarahan” tentang “pengisi acara” selama
Ramadhan nanti. Beliau juga menyampaikan “prosedur” dan aturan main kuliah
tujuh menit yang tidak boleh melebihi tujuh menit.
Sesepuh undur diri, kembali ke barisannya.
Namun itu hanya pendahuluan, seorang pria berbadan besar ganti maju ke depan,
duduk menghadap jamaah. Rupanya ia sang Kepala Desa. Dengan suara yang keras
dan mantap pak Kades menyampaikan “tips” menjaga keamaan selama lebaran mulai
dari mengunci pintu rumah hingga ronda. Selanjutnya ia menyampaikan pesan
kepada para orang tua untuk tak mengizinkan anak-anak bermain petasan. Sebagai
penutup ia menyampaikan beberapa program desa yang membutuhkan peran serta
warga mulai dari pengajian mingguan hingga proyek pembangunan jalan dan
irigasi.
Kepala Desa undur diri, kembali ke
barisannya. Imam berdiri, diikuti puluhan orang di belakangnya. Malam ini
tarawih dimulai. Setiap 2 rakaat selesai seorang ulama memimpin doa yang
diikuti oleh para jamaah.
Suasana berjalan khusuk walau riuh suara
beberapa anak kecil terdengar keras di surau kecil ini. Gemercik air terdengar
jelas sepanjang sujud, bukan air gerimis melainkan air sungai yang mengalir
persis di sisi surau.
Malam ini tarawih perdana Ramadhan baru.
Surau kecil di tepi sungai itu tampak ramai dengan alunan doa yang dilagukan.
Sementara di atasnya sebuah gunung besar tersamar oleh gelap.
Malam terus beranjak, satu persatu orang
pergi meninggalkan surau dengan membawa oleh-oleh sebungkus nasi.
Malam ini malam perdana di Ramadhan baru.
Komentar
Posting Komentar